1 | My Future

51.5K 2.6K 10
                                    

Happy reading♡♡

***

Hana menyerahkan Irin kepada papanya. Tak disangka Irin memegang erat hijab segiempat milik Hana, sehingga hijab Hana sedikit maju.

"Mama..." Gumamnya dengan mata terpejam erat. Kristal bening mengalir di sudut mata Irin.

"Haduhh jangan dipaksa pak, Irin mau sama mamanya" ujar bu Ani menimpali.

Hana tak lagi menyerahkan Irin kepada papanya, "mamanya aja pak suruh jemput Irin"

Bu Ani langsung menganggukkan kepalanya setuju, ia juga masih betah memegang tas Hana dan Irin. Tidak ada yang mengetahui bahwa Irin tak mempunyai ibu.

"Irin tidak punya ibu" ucapnya sarkas.

Hana dan bu Ani sama-sama terdiam mengetahui Irin yang tak memiliki ibu. Hana menatap wajah polos Irin yang memejamkan matanya, rasa kasihan langsung menyeruak ke relung hatinya.

"Maaf" tanpa di aba-aba bu Ani dan Hana langsung bersamaan mengucapkan kata maaf karena tak enak.

Bu Ani segera mengakhiri sesi canggungnya, "haduh.. cepat Irin bawa pulang disini panas"

Hana kembali menyerahkan Irin kepada papanya tetapi cekalan erat pada hijabnya tak mau dilepaskan. Dilepaskan sedikit Irin menangis sejadi-jadinya.

"Daripada Irin nangis kaya gitu, mending bu Hana anterin aja" celetuk bu Hindun yang baru keluar sembari menenteng helm.

"Iya bu kasihan Irin" timpal yang lain.

Hana mengepalkan tangannya dibawah bokong Irin. Ia tidak bisa ikut sembarangan orang, apalagi dia masih belum mengenalnya lebih. Meskipun dia yang notabenenya adalah tentara.

"Saya pulang duluan ya Bu"

"Ini tas Irin sama bu Hana pak" bu Ani menyerahkan tasnya kepada papa Irin.

Hana panas dingin, ia takut. Tapi rasa takutnya kalah dengan wajah polos Irin yang sedang tidur.

"Biar saya jalan aja pak, rumahnya dimana?" Tanya Hana ketar-ketir, saat tahu lelaki itu membukakan pintu mobil untuknya.

"Rumah dinas saya agak jauh, yakin mau jalan?"

Hana mengangguk pasti dan menyerobot tasnya ditangan lelaki itu. "Arahkan jalannya"

Hana memilih berjalan di belakang pria itu yang untung saja pria itu berjalan sedikit cepat.

Entah posisi tidurnya yang kurang nyaman atau jalan Hana yang sedikit tergopoh-gopoh membuat Irin menangis tak nyaman. Hana memilih berhenti di bawah pohon yang ada tempat duduknya. Ia segera mungkin menimang Irin agar tak menangis.

***

Ayub mengiyakan wanita didepannya yang tak mau naik mobilnya. Ia juga bisa melihat kepalan di tangan Bu Hana yang terlihat ketakutan. Jadinya ia memilih untuk berjalan.

Saat dirasa tak ada yang mengikuti dibelakangnya, Ayub menoleh mendapati bu Hana yang sedang duduk sembari menimang Irin. Ia sedikit menarik senyumnya dan memilih kembali lagi, duduk bergabung dengannya. Ia juga sengaja memilih duduk agak menjauh darinya.

"Bu Hana guru barunya Irin?" Tanya Ayub memecah keheningan. Ia tahu nama Hana karena seorang guru berkacamata tadi memanggil namanya. Ayub juga melepaskan baret di kepalanya memilih di pilin-pilin.

"Iya saya baru mengajar di paud"

TK Kartika merupakan campuran paud dan TK, dimana paud diisi oleh anak-anak yang kurang dari umur 5 tahun. Contoh saja Irin yang masih berumur 3 tahun kurang.

My Future | ENDWhere stories live. Discover now