31| perihal melepaskan

Start from the beginning
                                    

Hiks... hiks...

Jihoon mengusap punggung Yuri yang bergetar hebat dengan suara tangisan yang berhasil menyayat hatinya.

"Lo nggak boleh nyerh, Ji. Lo juga harus fikirin perasaan Yujin yang bakalan hancur kalo lo pergi."

"Gue gak pernah nyerah, gue selalu berusaha semampu gue."

"Tapi..."

"Gue udah capek, rasanya sakit banget disini." Jihoon meletakkan tangannya kearea perut bagian atas.

"Hati gue udah hampir nggak berfungsi."

Hiks.. hiks...

Mendengar perkataan Jihoon membuat Yuri sekmakin kencang menangis, ia tak tau harus berbuat apa dengan keadaan ini. Hatinya benar - benar sakit karena kali ini ia harus benar - benar mencoba melepaskan Sungchan.

"Gue harus gimana, Ji? Lo harus gimana? Hiks..."

"Lo nggak boleh pergi, lo harus sembuh Jihoon, hiks..."

"Gue udah nggak bisa sembuh, Yuri. Maaf..."

"Kenapa nggak bisa sembuh?! Lo harus sembuh!!! hiks..."

"Lo nggak boleh mati!"

Jihoon merangkul tubuh temannya yang menangis histeris itu. Hati Jihoon sakit karena menyakiti hati gadis yang tak bersalah ini.

Gadis dalam pelukannya ini hanya gadis yang jatuh cinta pada sahabat baiknya, ia tidak salah apa - apa, ia hanya jatuh cinta. Tapi dengan kejam Jihoon merebut satu - satunya orang yang Yuri cintai karena keegoisannya.

"Lo nggak boleh mati Park Jihoon... hiks..."

Yuri bukan hanya sedih perihal harus melepaskan Sungchan karena pada dasarnya hati Sungchan bukan miliknya, tapi kesedihannya juga bercampur dengan kenyataan bahwa Jihoon akan pergi entah cepat atau lambat.

Ia akan kehilangan dua orang sekaligus, Sungchan--Cintanya dan Jihoon-- temannya. Yuri harus dipkasa siap untuk melepaskan.

Perihal melepaskan itu sesuatu yang sangat sulit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perihal melepaskan itu sesuatu yang sangat sulit. Tidak ada orang yang terbiasa dengan rasa sakitnya.

🐼

Sejak kembali dari tugasnya mencuci piring dan kini berada antara api unggun bersama secankir coklat panas dengan teman - temannya, sikap Yuri berubah. Sosok yang biasanya cerewet dan selalu ceria itu mendadak diam seribu bahasa bahkan sedari tadi dia tak mengusili Sungchan sama sekali. Sikap diamnya itu membuat Yujin dan Jisung khawatir.

"Nuna, gwenchanha?" Tanya Jisung.

"Emm." Yuri hanya mengangguk, pandangannya hanya terus fokus pada api unggun yang ada di hadapannya.

"Chan, lo apain lagi Yuri?!" Yujin menyikut Sungchan kemudian berbisik.

"Kok gue? Gue diem aja perasaan, gue nggak ngapa - ngapain dia." Sungchan yang melihat perubahan sikap Yuri juga menjadi sedikit bingung, ia tidak terbiasa dengan sikap Yuri saat ini.

"Gue tidur duluan." Pungkas Yuri sebelum pergi memasuki tendanya setelah menghabiskan satu gelas coklat panas buatan Yujin.

"Chan! Lo apain lagi anak orang sampek kayak gitu?!!"

"Gue gak ngapa - ngapain dia, Yujin."

"Terus dia kayak gitu kenapa donk?"

"Mungin Yuri capek, dia pingin istirahat, nggak usah pada mikir macem - macem." Jihoon akhirnya membuka suara.

"Kamu juga kenapa, Kimbab? Kok dari tadi juga diem aja. Kamu sakit?"

"Enggak, aku nggak papa. Aku cuma lagi nikmatin aja api unggunnya."

"Kalau sakit bilang, ya? Kamu udah minum obat?"

"Iya, udah."

Jihoon kembali menatap api unggun yang ada dihadapannya, empat orang yang ada disana diam tak ada yang berbicara.

Yujin yang sedari tadi duduk disamping Jihoon tiba - tiba menyenderkan kepalanya ke bahu Jihoon, ia ingin mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karena kegiatan yang sangat padat hari ini.

Dengan senyum tipis Jihoon merengkuh tubuh Yujin kedalam pelukannya, menghantarkan kehangatan yang ia punya ke tubuh kekasihnya itu.

Melihat kemesraan kedua sahabat yang ada dihadapannya membuat hati Sungchan sedikit nyeri, tapi ia terus berusaha terlihat baik - baik saja.

Tak tahan melihat keuwuan dihadapannya, Jisung langsung berdiri, ia juga memutuskan untuk segera pergi ke tenda dan tidur, ia juga sudah sangat lelah.

Tersisa tiga orang yang terus diam menatap kearah api unggun. Di satu sisi ada dua orang sedang saling berbagi kehangatan, sedangkan di di sisi lain ada satu orang yang sedang menggigil sendirian.

 Di satu sisi ada dua orang sedang saling berbagi kehangatan, sedangkan di di sisi lain ada satu orang yang sedang menggigil sendirian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Chan, ini yang terakhir kali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Chan, ini yang terakhir kali. Gue janji setelah ini, dia milik lo."

be ill | Park Jihoon ✓Where stories live. Discover now