22. Berteman dengan MC

863 137 10
                                    

*Third Person POV

"Aku merasa sedikit lelah..." Ucap Deku.

[Name] mengangguk sambil tersenyum tipis.

'Berarti ada efek sampingnya... Gw juga ngerasa lebih lemes...' batinnya

"Maaf ya kau merasa lelah, itu adalah efek samping quirkku." Ucap [Name].

Deku segera menggelengkan kepalanya dengan cepat karna panik.

"TIDAK!" Teriaknya yang membuat [Name] cukup tetkejut.

Deku yang menyadari ia meneriaki seorang gadis pun menutup wajahnya walaupun wajahnya sudah sangat merah seperti kepiting rebus. [Name] yang melihat tingkah laku sang MC hanya terkekeh pelan.

Setelah menetralkan wajahnya, ia kembali menatap [Name].

"Maksudku... Seharusnya aku berterima kasih kepadamu, karna kau sudah mau menolongku!" Ucap Deku.

"Bahkan dengan luka luka yang tidak dibuat olehmu, kau tetap menolongku! Bahkan setelah aku menabrakmu! Aku berterimakasih karna itu!" Lanjutnya dengan senyum tulus dan cerah.

[Name] yang melihat senyuman Deku menyipitkan matanya walaupun masi berusaha mempertahankan senyumnya.

'Silau bunda...' Batin [Name].

"Ah! Tak perlu berlebihan. Aku hanya menolongmu sedikit." Ucap [Name].

"Ngomong - omong, dilihat dari seragammu... Kau dari Aldera Junior High School ya??" Basa basi [Name].

"Ah iya benar, bagaimana kau tau?? Apakah kau sekolah disana juga??" Tanya Deku menatap [Name].

"Tidak, aku hanya sering melihat siswa siswi di sana. Kebetulan rumahku juga melewati sekolahmu." Jawab [Name].

Ya... [Name] tidak sepenuhnya salah. Memang benar jalan menuju rumahnya melewati sekolah Aldera Junior High. Namun dari mana ia tau namanya karna ia menonton animenya.

"oh.. Begitu.." Gumam Deku.

"Bolehkah aku bertanya??" -Deku.

[Name] menganggukkan kepalanya.

"Kau bersekolah dimana?? Dilihat dari badanmu sepertinya kita seumuran. Jika kau bilang rumahmu tidak jauh dari Aldera, mengapa tidak sekolah disana?? Karna setauku tidak ada sekolah yang lebih dekat dari sini.." Ucap Deku yang semakin lama suaranya semakin mengecil dan menggumam.

[Name] tersenyum melihat sikap Deku. Ia sudah terbiasa karna di kehidupan sebelumnya ia memiliki teman yang sikapnya mirip dengan Deku.

Deku menyadari ia larut dalam pikirannya pun langsung menatap [Name] dan mengucapkan 'Maaf'berkali kali.

"Tenanglah..." ucap [Name] yang berhasil menghentikan apapun yang dilakukan oleh Deku.

"Aku belajar secara Homeschooling. Itupun karna orang tuaku yang memintaku. Namun aku akan bersekolah secara umum saat 'kenaikan kelas'. Aku berusia 14 tahun namun bulan depan akan berusia 15 tahun.

Dan aku akan pergi ke UA nanti karna aku ingin menjadi seorang hero!" Jelas [Name].

"Uwoaahh!! Sugoii!! Quirk [Surname]-san pasti kuat!" Kagum Deku.

"Ahaha~ tidak juga~ Quirk-ku tak sekuat itu. Bagaimana denganmu?? Maksudku, umurmu?? Quirk??" Tanya [Name] penasaran.

Sebenarnya [Name] merasa tidak enak karna harus membawa 'quirk' padahal ia tau bahwa Deku seorang Quirkless tapi yah.. Biasanya orang orang disini menanyakan tentang quirk bahkan kepada orang yang baru dikenal.

"Umurku 14 tahun, Kelas 3 aku juga ingin pergi ke UA untuk menjadi hero! dan..." Deku menundukkan kepalanya dengan raut wajah yang susah untuk dibaca.

"Hei?? Ada apa?? Apakah ada perkataanku yang menyinggung perasaanmu??" Tanya [Name] dengan raut wajah penyesalan.

'•Gαʅαxყ•' || Bσƙυ Nσ Hҽɾσ Aƈαԃҽɱια x RҽαԃҽɾTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang