Chapter 1 - Can You Escape It?

50 1 0
                                    

Malam semakin mencekam. Hanya terdengar suara lolongan anjing di kejauhan, seperti memanggil bulan purnama yang menggantung di langit. Jalanan yang sepi dan hanya di terangi lampu jalan temaram semakin membuat suasana mencekam. Tidak terlihat satu orangpun disitu kecuali seorang pemuda yang memegang sebuah kartu nama.

Ichi yang sedari tadi berjalan menyusuri gang sempit itu memandangi kartu nama di tangannya. Ia menemukan kartu nama putih dengan tulisan emas itu disamping makam Ryouki, sahabatnya yang meninggal tahun lalu tanpa alasan yang jelas. Awalnya Ichi tidak tertarik untuk mengambil kartu tersebut, namun matanya menangkap tulisan yang membuatnya mengambil kartu tersebut.

Nightmare Wonderland.

Ia ingat Ryouki pernah menyebut Nightmare Wonderland malam sebelum ia meninggal. Ia terlihat ketakutan dan pucat. Matanya lelah namun tetap tak menutupi rasa takut yang sangat. Ia seperti zombie.

FLASHBACK

"Ichi, kalau aku mengalami apa-apa, ingat. Apapun yang terjadi, jangan memanggil The Reaper." Ryouki memegang pundaknya dan menatap tajam mata Ichi, seperti menyampaikan pesan yang sangat penting. Namun Ichi hanya menganggapnya angin lalu karena akhir-akhir ini Ryouki memang bersikap aneh.

"Huh? Apa yang kau bicarakan? Siapa itu The Reaper? Jangan ngaco. Kamu hanya mengalami mimpi buruk saja." Ichi kemudian menepuk kepala Ryouki. Namun Ryouki menghindar.

"Tidak! Dengarkan aku! Jangan pernah memanggil The Reaper dan masuk ke Nightmare Wonderland! Aku mohon, apapun yang terjadi, jangan kesana!" Ryouki berkata dengan nada yang liar dan dipenuhi ketakutan, membuat Ichi khawatir akan sahabatnya selama 8 tahun itu.

End of Flashback

Pemuda berkacamata itu masih merasa bersalah, karena ia tidak menyadari keadaan sahabatnya dan ia harus kehilangan sahabatnya secara mendadak. Jika ia bisa, ia ingin memutar waktu dan menyelamatkan sahabatnya.

Di kartu nama tersebut, terdapat nama The Reaper dan bagaimana cara memanggilnya, serta janjinya bahwa ia akan mengabulkan apapun keinginan pemenangnya jika ia berhasil melewati rintangan yang ada. Betapa mencurigakan hal itu, pikir Ichi.

Namun, karena didorong rasa penasaran, Ichi melakukan apa yang diperintahkan untuk memanggil The Reaper. Ia menekan tombol handphonenya. 1-666-999-134. Nada sambung terdengar. Suaranya tinggi melengking dan menakutkan, seperti suara angin yang membuat ranting-ranting pepohonan bergoyang mencekam. Dan ketika diangkat, ia mendengar suara yang kering dan serak, seperti tidak digunakan dalam waktu yang lama.

"Apakah kamu mau memasuki Nightmare Wonderland?" Tanya suara tersebut. Ichi tidak dapat memutuskan apakah suara itu pria atau wanita, dan suara itu membuat Ichi merinding.

"Ya. Apa itu Nightmare Wonderland? Bagaimana aku bisa mengikutinya? Apa yang dipertaruhkan?" Ichi mencoba menggali informasi dari suara itu. Meski ia tahu ini ide yang buruk, namun ia tidak bisa diam dan tidak mencari info mengenai kematian Ryouki.

"Semuanya akan terjawab nanti malam Ichi. Selamat datang di Nightmare Wonderland" kata suara tersebut sambil tertawa. Tawa yang dingin dan menaikkan bulu kuduk. Ichi mulai menyesali pilihannya, namun rasa penasarannya semakin meningkat. Bagaimana suara itu bisa mengetahui namanya?

"Tunggu.." namun suara tersebut sudah mematikan telfonnya. Ah, sudahlah. Pikir Ichi. Mungkin ini hanya sebuah lelucon yang buruk. Namun, jika aku bisa menemukan informasi lebih mengenai Nightmare Wonderland dan hubungannya dengan kematian Ryouki, itu akan lebih baik.

Sesampainya Ichi dirumah, ia disambut oleh adiknya Reyna. Reyna adalah seorang gadis berusia 15 tahun dan memiliki rambut hitam dan mata biru, warna mata warisan ibunya. Sangat berbeda dengan Ichi. Ichi berusia 17 tahun dengan rambut pirang namun matanya cokelat, sama seperti warna mata ayahnya. Ayahnya memang keturunan Asia dan ibunya memiliki keturunan Eropa.

"Chi, ayah dan ibu belum pulang. Tapi makanan ada di meja makan. Aku masih mau menonton TV sampai nanti malam." Ya, ayah dan ibunya sangat sibuk, sehingga Ichi dan Reyna sangat jarang bertemu dengan mereka. Hal itulah yang membuat mereka berdua sangat dekat. Mereka hanya memiliki satu sama lain.

"Baiklah Rey, tapi aku sudah tidak lapar. Tadi sudah membeli makanan di jalan. Aku mau langsung tidur saja. Hari ini sangat melelahkan."

"Huh, tumben Chi. Tapi baiklah. Makanannya akan aku taruh kulkas saja. Selamat malam kak." Reyna berkata sambil memelukku. Akupun balas memeluknya dan lalu naik ke kamar. Ya, aku memang lelah, namun pikiranku hanya tertuju pada Nightmare Wonderland dan The Reaper.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ichi yang masih memikirkan kartu misterius tersebut jatuh tertidur. Dalam mimpinya, ia seperti memasuki portal menuju suatu tempat.

-----------

Terdengar suara musik di kejauhan, seperti taman hiburan beserta suara tawa. Namun, suara tawa itu sangat menakutkan, seperti suara tawa yang kejam, dingin, dan membuat bulu kuduk berdiri.

Ichi heran mengapa ia bisa berada di tempat ini. Disekelilingnya hanya terdapat bebatuan dan tanah, seperti lapangan yang di tinggalkan dan tidak terpakai. Pohon-pohonnya hanya berupa ranting dan sudah kering. Langitnya berwarna oranye tanpa awan. Sejauh mata memandang, hanya ada dia sendiri, meski suara musik menyeramkan itu masih terus ada tanpa asal yang jelas.

Tiba-tiba, terdengar suara kendaraan, dan Ichi melihat sebuah pawai mobil badut. Dan ketika pawai itu berhenti di depannya, ia merasa ketakutan, karena yang keluar adalah badut yang sungguh menyeramkan. Bibirnya tersenyum lebar namun matanya sangat dingin, seperti pembunuh berantai dengan rambut dan make-up yang berantakan. Bajunya compang-camping dan-apakah itu darah di bajunya?

Ichi mundur selangkah, terintimidasi oleh badut tersebut. Namun, sebelum ia bisa kabur, badut itu membuka mulutnya.

"Selamat datang di Nightmare Wonderland. Sekarang kamu berada di Corpse Amusement Park. Tugasmu yang pertama adalah mengumpulkan jari tangan yang ada di taman bermain ini. Bagaimanapun caranya. Akan ada tas yang akan diberikan kepadamu. Kamu harus mengumpulkan jari-jari tersebut didalam tas dan menyerahkannya kepadaku. Waktumu hingga matahari terbit. Jumlah jari yang dikumpulkan adalah 20 buah jari. Jika kamu tidak bisa mengumpulkannya sebelum batas permainan, The Reaper akan mengunjungimu. Selamat bermain."

Badut itu tertawa. Namun tawanya, ichi tak mampu menjelaskan. Sangat menakutkan. Tiba-tiba badut itu pergi sebelum Ichi dapat bertanya dan Ichi melihat terdapat sebuah tas di kakinya. Ketika ia mengangkatnya, ia menemukan satu set pisau berisi 5 buah pisau dan sebuah map. Map itu adalah peta Corpse Amusement Park.

Dan setelah ia mengecek tasnya. Tiba-tiba ia telah berada di depan sebuah taman hiburan. Ichi heran kanapa ia ada disana, karena sedari tadi, ia berada di lapangan kosong. Ketika ia memasuki gerbangnya, ia menyadari bahwa taman hiburan itu sepi dan seperti ditinggalkan.

Ichi mulai menjelajahi taman hiburan tersebut, berusaha mencari petunjuk mengenai tugasnya. Namun, taman hiburan itu kosong dengan kondisi yang tidak terawat. Semakin lama ia mencari petunjuk, semakin ia menyadari kalau ia sendirian. Namun, tiba-tiba, ia merasakan logam dingin dilehernya dan nafas di telinganya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 19, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Nightmare WonderlandWhere stories live. Discover now