Yeonjun meng-scroll reply-an sebuah cuitan dari akun base yang menyebabkan kehebohan bagi banyak orang.
"'Ini fix ngedate gak sih? Kak Beomgyu kan jarang update dan pake emoji'. Apa hubungannya, anjir?" Yeonjun tidak habis pikir. "'Mereka kalo pacaran beneran pasti lucu banget... Pasangan artsy gue huhuhu'?"
Kali ini Yeonjun tertawa geli. Bukan karena dia tidak suka dengan jawaban tadi, tapi justru karena dia sangat senang membacanya. Pasangan artsy? I'd love that.
Senyum Yeonjun memudar setelah kembali meng-scroll. "'Lo pada aneh dah, ngapain sih ngeship orang irl? Mana gay pula'. Lah, emang kenapa kalo gay? Lo jadi jatuh miskin, gitu?" Yeonjun misuh-misuh sendiri. Untung masih ingat kalau dia sedang di tempat umum.
Sebuah notifikasi muncul di bagian atas layar ponsel Yeonjun, mengatakan bahwa Beomgyu akan terlambat datang karena dosennya masih ceramah dengan lancar di kelasnya. Oleh karena itu, Yeonjun melanjutkan acara membacanya karena dia masih penasaran.
Salah satu reply menarik perhatiannya lagi. "Bah, what the hell? 'Kalian semua freak banget sumpah. Bener-bener udah akhir jaman, ada orang-orang homo malah di-hype. Inget dosa dan ajaran agama woy'? Dikira semua orang beragama kali ya?" Kalau saja Yeonjun lepas kontrol, dia pasti sudah meninju layar ponselnya.
Tadinya Yeonjun ingin melanjutkan kegiatan membaca sambil misuh-misuhnya, tapi terhenti saat dia merasakan ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Orang itu menyodorkan segelas kopi dingin kesukaannya.
"Apa kabar?" tanyanya sambil tersenyum pada Yeonjun. Orang itu, perempuan itu. Yeonjun berdeham kecil untuk menyamarkan keterkejutannya. "Baik."
Di saat itulah Yeonjun menyadari bahwa seharusnya dia langsung pergi daripada menjawab pertanyaan perempuan yang merupakan mantannya itu. Sudah sekitar sepuluh menit dan Yeonjun harus meladeni pertanyaan basa-basi dari perempuan bernama Nahee itu karena belum ada kabar dari Beomgyu.
Yeonjun menaruh kopi yang sedari tadi hanya dia pegang di sampingnya. "Jadi lo ngambil seni murni? Gua kira lo gak suka seni," ucap Yeonjun dan menatap lurus ke depan, kemana saja yang ada di depannya demi tidak melihat wajah Nahee.
Mungkin bagi beberapa orang, tindakan Yeonjun itu kekanak-kanakan. Namun, Yeonjun tidak peduli karena dia masih sakit hati akibat perpisahan secara sepihak mereka yang lalu.
Nahee tersenyum tipis. "Gue masuk seni bukan karena suka, tapi karena pengen ketemu lo karena lo suka seni. Siapa tau lo ngambil seni juga, tapi ternyata enggak. Ya siapa yang nyangka kalo ternyata kita satu kampus," jelas Nahee.
Sebenarnya dia berbohong mengenai ketidaktahuannya tentang mereka bersekolah di kampus yang sama. Nahee tahu itu dengan jelas, tapi dia tidak mencari lebih jauh tentang jurusan mana yang Yeonjun pilih.
Beberapa detik tanpa percakapan menyelimuti keduanya hingga Nahee membuka suara yang membuat Yeonjun ingin minggat dari situ.
"Berarti artinya kita jodoh gak sih? Karena kita ketemu lagi di sini setelah sekian lama." ujar Nahee dengan lugas.
Yeonjun menghela napasnya dengan berat dan sebelum dia membuka mulutnya, sebuah suara memanggil namanya.
"Jun!" si pemilik suara memanggil Yeonjun sambil berlari kecil dengan riang ke arahnya karena tahu dia akan ditraktir makanan kesukaannya.
Itu Beomgyu, penyelamatnya.
Senyum cerah Beomgyu memudar saat dia menyadari ada sosok asing di sebelah Yeonjun dan segera membungkuk dengan sopan. Beomgyu tidak biasa menunjukkan sisi cerianya pada orang yang belum lama mengenalnya.
Dengan buru-buru Yeonjun segera bangkit dari duduknya dan merangkul Beomgyu agar cepat pergi dari situ. Tentu setelah berpamitan dengan Nahee tidak Yeonjun sadari bahwa perempuan itu memandangnya dengan sedih bercampur tidak suka saat dia merangkul Beomgyu dan meninggalkannya dengan cepat.
***
"Oh?! Dia mantan lo yang lo tangisin tiga hari itu?" tanya Beomgyu dengan semangat lalu mencomot potongan stroberi dari bingsu-nya. Yeonjun dan Beomgyu sekarang sedang berada di restoran spesialis bingsu di dekat kampus mereka.
Yeonjun menatapnya datar. Mengingat betapa berlebihannya dia waktu itu membuatnya ingin memukul dirinya sendiri agar sadar bahwa tangisan-tangisan itu tidak ada gunanya. "Gak usah dibahas."
"Ya gak heran sih kalo lo nangisnya selama itu. Dia cantik soalnya, kelihatan baik dan pinter juga. Primadona di kelas lo ya dulu?" tanya Beomgyu sekali lagi, mengabaikan perkataan Yeonjun sebelumnya.
Yeonjun memutar bola matanya. "Kok lo jadi tertarik sih? Dulu lo gak tertarik sama sekali,"
"Dulu gue sibuk latihan gambar biar portfolio gue bagus dan bisa keterima di kampus ini."
"Alasan aja terus,"
"Lah, kan lo nanya,"
"Lo jago juga ya ngebales gua sekarang, hah?"
Lalu keduanya tertawa dan lanjut menikmati bingsu stroberi dan bingsu oreo mereka.
"Waktu itu gua nangisin dia bukan karena gua diputusin seorang primadona kelas atau gimana, tapi karena tiba-tiba. Waktu itu gua lagi masa suka banget sama dia, yang dimana kalo diinget sekarang jadi geli," Yeonjun terkekeh sambil mengenang masa-masa yang agak suram dari masa remajanya.
Beomgyu memiringkan kepalanya sedikit sambil mengerutkan alisnya, tanda bahwa dia sedang bingung. Melihat hal itu, Yeonjun melanjutkan perkataannya. "Gua geli karena yang gua kira alasannya beneran karena bosen, ternyata karena dia naksir sama orang lain. Kalo gitu mah kenapa gua sedih banget waktu itu...."
"Jadi, sejak tau alasan aslinya, gua lebih ke sakit hati daripada sedih. Terus karena dia, untuk beberapa waktu juga gua pernah mikir kalo gua beneran ngebosenin." lanjut Yeonjun sambil menatap bingsu oreo-nya, lalu mengambil satu suapan besar yang sayangnya, saus cokelat paling banyak berkumpul di suapan tadi.
"Aduh, kenapa ini manis banget— kenapa lo ngeliatin gua kayak gitu?" tanya Yeonjun sebelum buru-buru mengambil bagian bingsu yang tidak banyak toppingnya-nya.
Sejak Yeonjun bercerita kalau dia sempat berpikir buruk tentang dirinya karena orang lain, entah kenapa Beomgyu merasa sedih dan... kesal?
Bukannya menjawab, Beomgyu malah mengulurkan tangannya untuk mengelus rambut Yeonjun dengan lembut sambil berkata,
"Lo gak pernah ngebosenin kok, Jun. Choi Yeonjun itu orang yang paling seru yang pernah gue temui. Yang pernah kenal sama lo harusnya bersyukur, tahu gak? Bodoh banget kalo ada orang yang ninggalin lo demi orang lain. Gue tarik ucapan yang bilang dia kelihatan baik dan pinter."
Dengan pasti Beomgyu mengatakan apa yang dia pikirkan tentang Yeonjun. Dia harus tahu bahwa dirinya itu pernah selalu membuat hidup orang lain lebih berwarna, dan orang itu adalah Beomgyu.
Senyuman tulus menghiasi wajah Beomgyu yang sekarang sudah menarik tangannya. "Lo gak usah bengong gitu, gue tahu kalo gue ganteng."
Yeonjun menggelengkan kepalanya dengan cepat dan tatapan kagetnya berubah menjadi penuh penghakiman.
"Gyu..., lo beneran gak kesurupan kan?"
—
HAAAAAIII maaf terlambat beberapa hari t___t
by the way, kalian pengen jadi siapa? mau jadi Beomgyu yang ngelus rambut Yeonjun atau jadi Yeonjun yang dielus rambutnya sama Beomgyu? kalo aku sih pengennya jadi pelayan restorannya biar bisa ngeliat momen itu secara langsung:')
KAMU SEDANG MEMBACA
POPULAR • Yeongyu [ON HOLD]
Random"Eh, eh, mereka pacaran ya?" "Keknya iya. Deket banget gitu!!" "Ih apaan, gak terima gue!" "Heh, lucu banget tau merekaaaa!!" "Itu sama Beomgyu kan?" "Yaampun, kak Yeonjun sama Beomgyu??? gilaaa!!" Yeonjun dan Beomgyu, kedua orang 'terkenal' di kam...
PART 10: Mantan
Mulai dari awal
![POPULAR • Yeongyu [ON HOLD]](https://img.wattpad.com/cover/219978541-64-k42768.jpg)