🌻048. Tepati Janji

Start from the beginning
                                    

"Kenapa lo nggak pernah kenalin gue, ke keluarga lo?" mendadak Ainaya memberikan Brian pertanyaan yang sudah sejak lama ingin Ainaya tanyakan.

"Gue udah kenalin lo ke ibu gue, lewat cerita gue." urai Brian memberitahu sebenarnya.

Ainaya mengkerutkan kedua alisnya seakan tidak percaya ucapan Brian, masa iya seperti itu?

"Bukan hanya lo, gue juga cerita tentang Galang, bunda dan papah lo, ke ibu gue." Brian memberikan penjelasannya kembali.

"BRIAN." seru Tara memanggil nama anaknya dengan meninggikan nada bicaranya itu. Seakan marah.

"Iya Bu, kenapa?" sahut Brian, pria ini baru saja sampai di kamarnya, di sana terlihat ibunya sedang memeriksa meja yang berisi banyak buku.

DRUGH!!

Sebuah buku tulis merk campus, yang tadi berada di tangan Tara, kini terlempar melayang ke arah Brian.

"AINAYA PUTRI ADINDA. KENAPA NAMA ITU BISA ADA DI BUKU INI?" dengan mengegas, Tara melontarkan pertanyaan pada anaknya.

"Ya karena itu buku-nya Ainaya, bu." jawab Brian dengan santaingya. Toh, memang benar—
Brian secara tidak sengaja membawa buku Ainaya di tasnya itu. Tapi seesegera mungkin, dirinya jelas akan mengembalikan buku itu.

Secara sigap, Tara berkutik mendekat ke arah Brian dengan lebih dekat

PLAK!

Setelah memberikan tamparannya, Tara menunjuk-nunjuk ke arah Brian.
"KAMU DENGARIN IBU. JANGAN SAMPAI KAMU BICARA ATAUPUN PUNYA HUBUNGAN DENGAN ANAK DARI WAWAN, ITU!" tegasnya pada putranya, Brian.

"Maaf, Bu. Tapi ibu nggak bisa atur kehidupan Brian. Brian emang akan turutin ibu, tapi, buat kali ini enggak."

Tara membesarkan kedua bola mata, dengan nafasnya yang  mendadak naik-turun, Tara kembali lagi memberika anaknya itu peringatan.

"Kamu tau." Tara menunjuk ke arah foto sosok ayah dari Brian, yang di mana ayah dari pria ini sudah meninggal saat Brian berusia sepuluh tahun dengan keadaan yang mengenaskan, yaitu mengakhiri hidupnya, dengan cara loncat dari lantai lima hotel xxxx. "AYAH DARI AINAYA ADALAH ORANG YANG SUDAH MEMBUAT AYAH KAMU MENINGGAL!" papar Tara.

Setelah Brian menyelesaikan ceritanya, Ainaya membentak pria itu" ENGGAK MUNGKIN. PAPAH GAAKAN NGELAKUIN HAL ITU, P-APAH GW ITU SOSOK YANG BAIK" Ainaya terhentak mendengarnya, seperti kilat yang muncul dan menyambar di dalamnya.

"LO NGGAK USAH TUDUH, PAPAH, GUE, YA, ANJING!" Ainaya mengumpat, bernada tinggi.

"Nay," Brian meraih kedua tangan gadis ini lalu membelainya di sana. "Gue tau bukan papah lo pelakunya
Gue yakin ada kesalahapahaman di sini." ujar Brian, dirinya bermaksud ingin menenangkan Ainaya.

"BRIAN, GUE HARUS BICARA SAMA IBU LO! GUE NGGAK TERIMA, PAPAH DITUDUH TANPA BUKTI!" Ainaya kembali berteriak.

"Nay, tenangin diri lo." imbuh Brian.

Grap!

Sebelum Ainaya kembali memberontak, Brian memberikan pelukannya pada Ainaya, sama seperti apa yang pernah ia lakukan sebelumnya, Ainaya terdiam sekarang.

Ainaya ( End )Where stories live. Discover now