Dooms day

444 16 5
                                    

Menghabiskan malam di sebuah bar dengan alunan musik jazz, dan segelas whiskey di tangan kanan sebenarnya bukan bagian dari agenda Atthaphan malam ini. Hingar bingar club malam dengan lagu edm lebih cocok untuk persona Atp si anak selatan, tapi jatuh cinta pada pacar sahabat sendiri memaksa Gun dan hatinya mencari tempat yang lebih tenang.

Paling tidak di tempat ini Gun bisa minum sambil mengasihani dirinya sendiri, meringankan sedikit beban dan perasaan sesak yang menganjal, agar besok dia bisa kembali berpura pura tersenyum dan menjadi sahabat terbaik yang pernah mereka punya.

Gun selalu mengutuki kebodohannya yang menjodohkan mereka berdua, kalau saja tiga tahun lalu Gun berani jujur mungkin semua akan sedikit berbeda, kalau saja saat itu Gun menolak, mungkin dia tidak akan berakhir dengan malam malam mengenaskan seperti malam ini.

Tiga tahun sudah berlalu tapi tidak ada yang berubah, waktu bisa menyembuhkan segalanya? Omong kosong, kalau benar waktu bisa menyembuhkan sakitnya kenapa sampai sekarang hatinya selalu nyeri saat melihat mereka berdua?

Gun yang duluan datang, dia yang duluan mencinta tapi kenapa dia bukan pemenangnya? Kenapa dunia tidak perna memihak dirinya? Kenapa harus Gun yang berakhir di bar dengan botol whiskey yang sudah setengah kosong sementara mereka berdua mungkin sedang tidur di tempat tidur yang sama sekarang.

Jika boleh memilih sebenarnya Gun ingin sekali pergi, meninggalkan dua orang itu demi menyelamatkan hatinya sendiri, tapi bagaimana bisa pergi jika mereka berdua adalah bagian terpenting dari dunianya?

Sambil meneguk gelas whiskey kelima pikirannya mulai melayang, Gun ingat Papanya pernah bilang bahwa tidak ada yang lebih penting dari menyelamatkan dirinya sendiri, karena pada akhirnya semua orang juga akan pergi.

Janji untuk tinggal selamanya adalah omong kosong, karena sebenarnya manusia adalah mahluk paling egois, tapi entah bagaimana hatinya selalu memilih mereka berdua. Rasanya tidak masalah jika dia harus terluka asal dua orang itu tetap baik baik saja.

*******

Bohong rasanya jika Tay Tawan tidak khawatir sekarang, Tay yang hanya berbalut boxer longgar berwarna hitam terlihat begitu gusar di sofa nya. Sudah berjam jam sahabatnya tidak bisa dihubungi sama sekali, kabar terakhir yang dia dengar Gun sedang pergi ke sebuah bar untuk mabuk dan melepas penat, itu pun dia dapat setelah memaksa kak Jennie memberitahunya.

Anak itu sama sekali tidak berubah, menyimpan semuanya sendiri, sakit sendiri, dan selalu membuat khawatir. Berkali kali Tay membujuk Gun untuk pindah, dan tinggal bersamanya, toh Jumpol juga tidak keberatan, tapi anak itu seolah punya seribu alasan untuk menolak.

Hari ini Tay bukannya khawatir tanpa alasan, tapi dia sudah hafal kebiasaan mabuk Gun yang tidak akan ingat apa apa besok pagi, banyak sekali kemungkinan buruk yang bisa terjadi bukan?

"Tay jangan cemberut terus, cepet keriput tau ga"

"Aku khawatir sama Gun, kamu tau kan itu anak kalo mabok blackout total, kalo dibungkus orang gimana?"

"Iya aku tau, tapi Gun is a grown adult sayang, he knows what he's doing"

"Is he really? I doubt that, ga cerita apa apa, tiba tiba mau mabok aja irresponsible tau ga kaya gitu itu"

"Kamu susulin aja dia, jemput terus bawa kesini?"

"Masalahnya aku gatau dia dimana, kak Jennie aja ga dikasi tau sama dia"

"You truly sounds like his dad tau ga"

"Am I not?"

Off menarik Tawan ke pelukannya, mencoba menyalurkan kehangatan yang semoga bisa sedikit menenangkan kekasihnya, sebelum melanjutkan "Aku coba telpon Neo ya? Mungkin aja Neo tau, mereka kan sering party bareng"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 09, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Breathe me 🔞Where stories live. Discover now