"Ya! Ya! Terserah. Mandi sana! Kau bau." Aku berusaha melepaskan pelukannya. "Ayo mandi bersama." Ucapnya sambil menyeringai.
"Tidak. Terimakasih. Aku sudah mandi." Aku mendorongnya paksa. Ia berdecih, "Tahan nafsumu! Ini masih pagi, bodoh."
"Aku akan menunggumu dibawah. Mungkin tukang riasnya sudah datang. Jangan lama ya." -(Name)
"Hm!" -Camilo
☆★☆
"Maaf tapi bukannya alis kananku terlalu tebal ya?" Aku banyak mengoceh selama didandani.
"Nona, itu sangat tipis." Komentar tukang riasnya. "Oh? Begitukah? Ah. Maaf."
"Contact!? No! No! No! Aku tidak pernah memakai Contactlens! Apa itu akan sakit?" Aku sedikit menjauh ketika ingin dipasangkan lensa kontak, "Ah, ini tidak akan sakit. Saya berjanji" Tukang rias membujukku sekuat tenaga. Maaf tukang rias.
"Em.. ini bisa keluar kan nanti?" Ucapku ragu.
"Tentu saja, Nona!" Ucap si tukang rias dengan yakin.
"Ah baiklah.." -(Name)
Sementara itu diluar..
"Kenapa aku tidak diperbolehkan masuk?" -Camilo
"Agar wajah pengantin wanita bisa menjadi kejutan sendiri bagi anda, tuan! Mohon jangan mendobrak pintunya!" Penjaga pintu kelabakan menghadapi Camilo.
Camilo akhirnya berhenti memaksa sang penjaga agar ia bisa memasuki ruang rias.
♡♡♡
"Apa kau gugup?" Tío Agustín menghamburkan lamunanku. Aku menatap Tío Agustín dengan ekspresi yang.. kurasa sudah jelas. "Sepertinya sangat ya.." Tío Agustín menjawab pertanyaannya sendiri.
Kenapa Tío Agustín ada di dekatku? Karena aku tidak memiliki ayah. Dialah yang akan menggantikan peran ayahku dan mengantarkan ku ke Camilo nanti. Aku.. tidak punya ayah.. iya. Aku tidak pernah menganggap ayahku sejak kekuatan ini lahir. Kalau diingat-ingat lagi, rasanya kesal.
"Perasaanku agak tidak enak kedepannya." -(Name)
"Semuanya pasti akan baik-baik saja. Ayo tersenyum, ini hari pernikahanmu! Kau sudah secantik ini, jangan murung." Tío Agustín mencoba menghiburku, aku tersenyum kecil.
"Sepertinya giliran kita akan segera muncul, ayo berdiri" Tío Agustín mengulurkan tangannya padaku, aku menyambutnya dengan satu tangan.
"Pengantin wanita dipersilahkan untuk masuk." Aish, sialan. Kakiku tiba-tiba lemas.
Pintu terbuka tiba-tiba, diujung terdapat Camilo yang sedang berdiri tegak, ia tercengang melihat ku. Aku berusaha tenang dan tidak membuat ekspresi aneh sekuat tenaga.
Camilo's POV
'Bangsat, bangsat, bangsat. Cantik banget, anjingggg. Ya ampun, ampe toxic.. istighfar.. EH GW KAN KRISTEN.' Jangan tanya kenapa aku bisa bicara seperti ini, (Name) mengajariku beberapa bahasa gaul Indonesia beberapa tahun belakangan ini.
Bahasa Indonesia itu unik. (Ceritanya selama ini tuh mereka ngomong bahasa Spanyol.)
(Name)'s POV
'Ah sialan, make up ku tidak luntur kan?'
Aku menatap lurus ke depan. Dan akhirnya sampai ke depan Camilo. "Tahan hidungmu." Bisikku padanya. "Apa?" Camilo reflek menyentuh hidungnya dan.. "Darah? Kampret."
"Istighfar."
"Kita berdua Kristen, sayang."
Kami menahan tawa disela-sela pemasangan cincin. Entah apa yang membuat lucu, kami hanya ingin tertawa.
"Saat sakit, maupun sehat." Pendeta mulai berucap.
"Kaya, maupun miskin. Saling memiliki dan bersanding, hingga kematian memisahkan"
"Apa kalian bersumpah akan saling mencintai dan setia satu sama lain?"
"Aku bersumpah." Camilo menjawab dan sekarang giliran ku, tanganku tak mau berhenti bergetar.
"Pengantin wanita?"
Aku menarik nafasku, "Aku bersumpah!" Aku memberikan senyum terbaikku pada Camilo, dia membalasnya dengan seringai aneh yang ia tunjukkan saat pertama kali kami bertemu.
"Baiklah, silahkan angkat tudungnya dan ciumlah dia." Ah, tiba saatnya.
Camilo mengangkat tudungku, aku mengangkat kepalaku. "Hermosa, jangan berperilaku seolah kita pertama kali berciuman."
"Sudahlah, kau diam saja tukang mimisan! Lakukan ini dengan cepat, kakiku sudah tak bisa menahannya lagi." Protesku.
"Mau pakai lidah atau tidak?" Candanya disaat-saat terakhir.
"TIDAK!" Aku segera berbisik keras dihadapannya, Camilo terkekeh pelan.
Camilo menempelkan bibirku dengan bibirnya sekilas lalu melepaskannya. "Pfft.." Kami menahan tawa.
Syukurlah semuanya berakhir bahagia.
"Buset akhirnya sampai juga.. Kak (Name) menurut lokasi GPS.. disini kan ya?" -???
Halo..
Maaf ga nepatin janji
Di ak udh hari Kamis..
Klo Klian WIB aku nepatin janji si
Tp aku kan WITA
MAAFIN
NGEBUNTU DITENGAH JALAN
Yang omongan pendeta itu aja aku ngopy dari wanpis eps 832 pas Sanji SM Pudding kawin.
Agak tertekan tp GPP
Akhirnya tamat ni ff
S2nya ga nie?
Btw itu yang di akhir syp yh🤔🤔
Udh gitu aja
Janlup vote ya bestie
Selamat tinggal!
YOU ARE READING
My New Home【 Camilo X Reader 】
Fanfiction(Name) Algaritha, seorang pengelana muda berumur 14 tahun yang kabur dari rumah karna keluarganya membenci kekuatan spesial yang hadir dalam dirinya saat ia berumur 8 tahun. (Name) selalu mencari-cari tempat tinggal tetap yang bisa ia tinggali samp...
Chapter 11 : Malresa's Ceremony and Wedding day.
Start from the beginning
