Chapter 9 : Find Mirabel

887 125 4
                                        

Aku mengelilingi lantai 2 Casita, berusaha menemukan Mirabel namun hasilnya nihil. Ku periksa setiap kamar dan tetap saja aku tak bisa menemukannya.

Aku turun ke lantai 1, mungkin aku salah liat kalau Mirabel pergi keatas tadi. Tujuan pertamaku adalah dapur, "Cami?” aku tak melihat orang lain selain Camilo.

"Oh? Hola, Hermosa!" Sapanya.

"Kau sedang apa?" Aku mendekatinya, "Membuatkan teh untuk Mamiku." Jawabnya tanpa menoleh kearahku.

"Tía Pepa belum tenang? Mau ku bantu?" Aku menawarkan bantuan, Camilo tersenyum lalu mengangguk pelan.

"Kau sudah menemukan Mirabel?" -Camilo

Aku menggeleng pelan lalu menunduk.

"Begitu, ya. Aku harap dia baik-baik saja." -Camilo

"Aku harap juga begitu." -(Name)

"Kau tau?" Camilo berucap tiba-tiba. Aku langsung menoleh kearahnya, "Hah? Apa?” Camilo menunjukkan senyum miringnya seperti biasa.

"Tidak. Lupakan saja. Sudah selesai, ayo pergi." Camilo mengangkat teko, ia meninggalkan ku. "Hah? Apa sih? Hey, tunggu aku!" Aku berlari mengejarnya dengan sebuah nampan.

"Kau aneh, ya.* Aku menyamakan langkahnya denganku. "Aku aneh karena kau ada disini."

"Ya ya terserah Mi Guapo saja." Camilo terhenti. Ku toleh ke belakang, oh? Wajahnya merah. "Ke-kenapa kau memanggilku seperti itu..?"

"Kau sering memanggilku Hermosa, jadi apa salahnya kau ku panggil Guapo?" Wajahnya semakin memerah, ia tak sanggup berkontak mata denganku.

Aku menyeringai, "Kau imut." Tambahku lagi. Telinganya ikut memerah. Sialan, aku semakin bersemangat untuk menggodanya.

"Dan sangat tampan! Sepertinya kau cocok menjadi suamiku! " Aku terus menggodanya,"Hermosa, sudah cukup! Hentikan!" Camilo menutupi wajahnya dengan teko yang dibawanya.

"Oh! Dan jangan lupakan sifatmu yang sangat baik itu~ Walau penampilan mu seperti tidak memiliki akhlak, tapi sebenarnya kau adalah orang yang sangat ramah dan suka menyapa tamu kan?” Aku mendekatinya, ia mundur beberapa langkah, aku melihatnya dari semua arah dan ia menutupinya dengan teko.

"Hermosa, ugh.. Le-lebih baik kita bergegas ke tempat Mami.. Jika kita terlalu mengulur waktu, Casita bisa habis terbakar karena sambaran petir." Camilo meninggalkan ku untuk yang kedua kalinya. "Lah? Ih, Mi vida?? Mi amor?? Tunggu aku!!" Camilo tak mengadahkan ku dan terus berjalan cepat menjauhiku.

★☆★

Kami telah sampai ditempat Tía Pepa menenangkan diri. Aku menyetel musik santai lalu menuangkan teh ke dalam cangkir. Aku memberikannya pada Camilo.

"Tidak apa-apa, Mami. Tarik nafas dalam, dan keluarkan." Camilo berusaha menenangkan ibunya.

BRAAKK

"AH!" Dindingnya bergema, seperti ada sesuatu yang menubruknya. Dinding belakang tepat tempat dimana Tía Pepa duduk.

Awannya reflek menyambar wajah Camilo, aku sontak melindungi kepalaku dengan tangan. Camilo kaget, tanpa sengaja ia menabrak laci dibelakangnya lalu teh panas yang berada diteko menjadi tumpah dan mengenai punggungnya. Secara reflek, ia berubah menjadi beberapa wujud.

"Tunggu! Aku mendengar suara Mirabel!" Aku menoleh kearah dinding.

"Hah? Mira? Tidak mungkin dia ada di dalam dinding kan?" Camilo mengusap punggungnya yang terkena teh tadi. "Kau benar.. Tapi, siapa yang tahu? Aku akan pergi memeriksa nya. Kau mau ikut?"

My New Home【 Camilo X Reader 】Where stories live. Discover now