" Sakit, dodol" gertak gua pelan, sambil mengelus lengan gua pelan. Sherry keterlaluan. Padahal kan gua cuman nyeletuk doang.

" makanya jangan ungkit ungkit. Kan lagian udah gua bilang, gua cuman kagum aja"

Short throwback, setelah pengungkapan Sherry tentang perasaan sukanya ke Geezan, gua memang sempat ga percaya. Bukan itu saja sih. Gua sempat heboh juga. Walau ga seheboh dia. Tapi, beberapa menit sebelum itu, seperti sudah tersadar dari mimpinya, Sherry bilang kalau tadi itu cuman kagum doang.

Bla bla bla bla bla. 

Cuman monyet yang percaya kata kata kayak gitu. 

" lu kira gua o'on kayak lu? anak kecil juga ga bakalan percaya kalau lu bilang kayak gitu, Sher" ujar gua santai, tanpa mempedulikan muka Sherry yang bertekuk masam. 

" Eh, gua pintar ya. Kalau ga pintar mana mungkin gua masuk kedokteran" sergahnya tak terima. Gua hanya memutar bola mata. Malas. Gua berpaling melihat gadget. 

" Iya" sahut gua cuek. iyain aja. Kalau debat dengan Sherry memang ga bakalan selesai. 

" Jangan sok cool deh. Nih, mending lu pilih menunya baik baik lagi, gua mau kasih ke meja pesanan" Sherry mencolek lengan gua, meminta perhatian. Di kertasnya terdapat kertas menu, dan lembar kertas coretan kecil untuk pesanan. 

" Kan udah gua bilang tadi, gua cocokin sama lu aja" gua masih melihat gadget. Tak mempedulikan nya yang mulai kesal. 

" yakan siapa tau ga cocok, dodol. Kalo nanti lu ga suka kan pada dibuang, mubazir. Lu setan ya? Suka mubazir?" Celoteh perempuan asal minangkabau itu yang buat gua jengkel setengah mati. Kalau cerewet, melebihi pak kepsek kalau ceramah. 

" Iya iyaa, bacot banget lu ah" 

" Lu nya sih, sok cool. Cepetan ih" 

" Cocokin aja sama lu" 

" yakin?" Tanya nya yang buat gua berdecak kesal. 

" Iya ogeb, emang lu mau order apa sih?" 

" mau order cintamu bisa ga?" 

"  SI ANJ-"

_._._


" Bubayyyy" 

Sherry melambaikan tangannya setengah tiang saat Keyra berlalu meninggalkannya. Sherry sengaja meminta teman baiknya itu untuk pulang dahulu karena ia masih punya utang untuk artikelnya. 

Samar samar, Sherry melihat Keyra, yang sudah menjauh, membalikan wajahnya dengan ekspresi yang seolah mengatakan; 'Geli anjing'. Ia tertawa. Kadang, perempuan bermarga Gardapati itu memang bisa lebay seperti itu. 

Jam sudah menunjukkan pukul 18.11 WIB saat itu. Langit sudah berubah menjadi lebih kelam. Sherry kurang tau, tapi ia rasa faktor hujan deras diluar resto, membuat banyak orang numpang berteduh didalam bangunan tingkat 2 yang beraura hijau gelap ini. Ternyata perkiraannya tadi siang bersama Keyra benar. Trotoar sekitar resto Regan menjadi basah kuyup akibat hujan. 

Suara hujan yang begitu deras dari luar, membuat Sherry tidak menyadari, ada sepasang kaki yang tengah melangkah menuju mejanya. Sosok yang sedikit kebasahan akibat hujan, yang akhirnya berujar pelan. Dengan suara deep yang khas. 

" Permisi, boleh numpang duduk disini?" 

Sontak, Sherry yang tadi berkutat dengan laptopnya, langsung mengangkat wajahnya begitu mendengar suara yang familiar. Netra matanya membulat saat menyadari siapa yang ada didepannya saat ini. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 31, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

GeezanWhere stories live. Discover now