Hah.
Beomgyu menghela napas setelah melihat tampang bingung nan bodoh sahabatnya. "Mama hari ini bikin lasagna karena bosen bikin kue dan rasanya pedes. Lo tau kan kak Taehyung gak bisa makan pedes banyak-banyak, gue juga gak bisa makan banyak. Papa juga belum pulang. Jadi lo bantuin ya? Mama kan seneng liat lo makan."
Bagaimana mama Beomgyu tidak senang? Yeonjun selalu makan dengan lahap dan hampir semua makanan dia suka, tidak seperti kedua anaknya yang susah makan karena pemilih.
***
Berakhirlah mereka makan siang di ruang makan rumah Beomgyu, dengan Beomgyu yang lebih fokus pada laptopnya. Dua tugas menantinya dan dia harus menyelesaikan salah satunya karena batas waktu yang berdekatan.
"Yeonjun, kalau kurang jangan lupa nambah ya? Di kulkas ada teh dingin, kalau mau manis bisa tambahin sirup gula di lemari atas. Tante mau ke toko, jadi kalian berdua jaga rumah, oke?" ucap mama Beomgyu dengan ramah sembari merapikan penampilannya melalui cermin dekat pintu.
"Tante pergi dulu ya. Heh, Choi Beomgyu! Jangan lupa makan malam. Mama kayaknya bakal lama di toko." Dan begitulah perkataan terakhir mama Beomgyu sebelum benar-benar menghilang di balik pintu.
Yeonjun sedari tadi hanya manggut-manggut sambil mengunyah dan tersenyum, sesekali menggumamkan kata 'iya, tante' atau 'oke, tante'. Prinsip Yeonjun adalah 'Iyakan saja biar cepat.'
"Tuh, Gyu, jangan lupa makan malem." Yeonjun menahan tawa saat Beomgyu memutar bola matanya. "Ini masih siang, please. Kenapa udah diingetin buat makan malem sih?"
***
Suasana sunyi menguasai ruangan, fokus terhadap apa yang sedang dilakukan. Tak lama kemudian, terdengar suara tembakan beruntun lalu disusul dengan seruan senang.
Yeonjun dan Beomgyu baru saja memenangkan putaran ketiga mereka dalam sebuah video game. Kali ini, keduanya setuju untuk bermain dalam kelompok demi meningkatkan level mereka bersama-sama.
Yeonjun berpindah posisi dari karpet di lantai kamar Beomgyu ke tempat tidur di sebelahnya untuk meletakkan punggungnya.
Ya, rebahan.
Beomgyu yang sekarang sudah kembali fokus pada tugasnya, tidak menghiraukannya karena Yeonjun sudah sering untuk berbaring di kasurnya tanpa izin.
"Gyu, kasur lo enak," gumam Yeonjun setelah beberapa menit berbaring dengan mata tertutup. "Kapan-kapan pinjem ya." lanjut Yeonjun sambil menempelkan pipinya dengan nyaman di bantal Beomgyu.
Kali ini Beomgyu tertawa kecil mendengar perkataan Yeonjun yang menurutnya absurd. Bagaimana caranya dia meminjam tempat tidurnya?
Suasana hening dan suara ketikan keyboard Beomgyu menguasai kamar itu sejenak. Yeonjun masih dengan posisi sebelumnya, sampai-sampai Beomgyu pikir dia tertidur.
"Jun?"
Yeonjun menjawabnya dengan gumamannya. Artinya dia tidak tertidur. "Lo capek?" tanya Beomgyu. Lagi-lagi tidak seperti biasanya, tapi Yeonjun mengabaikan itu. Dia sedang sibuk menikmati wangi melon yang menempel di bantal Beomgyu. "Enggak, tapi enak aja rebahan di sini."
Beomgyu mengangguk kecil, lalu berhenti mengetik—memikirkan hal apa yang dapat dia tanyakan. Beomgyu tahu dirinya tidak biasa seperti ini, tapi setelah Yeonjun mengatakan bahwa dirinya adalah (soon-to-be) human diary-nya, rasanya Beomgyu ingin mewujudkan hal itu.
Beomgyu menoleh ke samping kanan, dimana Yeonjun berbaring. "Oh iya, video nari kemarin kapan rilis? Gue pengen liat," ujar Beomgyu setelah teringat betapa kerennya Yeonjun kemarin. "Tumben?"
"Ya.... Ya kan gue pengen liat hasilnya sama kerennya gak kayak pas liat langsung." Bibir Beomgyu maju sedikit, memikirkan apakah alasan tersebut masuk akal atau tidak.
Yeonjun terkekeh dan menjawab pertanyaan Beomgyu setelah berpikir sejenak. "Mungkin besok, kalo Wooyoung udah sembuh dari pileknya karena dia yang ngedit."
Mulut Beomgyu membentuk huruf 'O' sebagai respon. Sebenarnya, dia sedikit tidak sabar untuk melihat hasil videonya.
Hening kembali menyelimuti karena Beomgyu kehabisan ide pertanyaan dan Yeonjun masih sibuk menempelkan pipinya di bantal Beomgyu.
Dan Yeonjun pikir sekarang adalah saatnya yang tepat untuk bertanya.
"Gyu," panggil Yeonjun, lebih mirip seperti gumaman.
Setelah Yeonjun mendengar respon 'Kenapa?' dari Beomgyu, Yeonjun menanyakan hal yang dia sangat ingin tahu dua hari ini. "Lo gak kesurupan kan?" tanya Yeonjun sambil menatap Beomgyu dari samping, masih dengan posisi yang sama.
Beomgyu mengerutkan dahinya. "Lo mau gue pukul?" dan Yeonjun tersenyum minta ampun terhadap respon Beomgyu. Tentu saja dia tidak kesurupan. Tapi kenapa kemarin dan hari ini sahabatnya ini sangat aneh?!
"Menurut lo gue kayak gitu aneh ya?" Beomgyu bertanya balik setelah mendengar pertanyaan Yeonjun dan Yeonjun mengangguk dengan cepat, menunggu jawaban Beomgyu. "Ya... Pengen aja," berusaha mencari penjelasan yang tepat, Beomgyu akhirnya menjawab seadanya.
"Kan waktu itu lo bilang gue human diary lo. Ya gue penuhi job desk-nya lah."
"Tapi jadinya lo lebih mirip manager gua, Gyu," sanggah Yeonjun, yang hanya mengundang tatapan julid Beomgyu. "Canda, astaga, enggak sumpah bukan manager." tambah Yeonjun dengan cepat.
Lalu Beomgyu menambahkan, "Terus juga kalo lo mau cerita atau butuh bantuan kayak tadi, bilang gue aja. Kalo lo ngerasa sumpek lagi, bagi-bagi ke gue biar sumpeknya berkurang. Gue bisa jaga rahasia kok,"
Beomgyu menatap Yeonjun dengan polos. "Karena gue orangnya pelupa." tambahnya sambil tertawa kecil dan Yeonjun ikut tertawa mendengar penjelasan polos Beomgyu, walaupun merasa sedikit kesal.
Tapi juga merasa beruntung? Sebelumnya, tidak ada yang pernah menawarkan dirinya sebagai tempatnya bersandar.
But Beomgyu did. His bestest best friend, Gyu.
Merasa Yeonjun menatapnya terlalu lama, Beomgyu membuang wajah ke laptopnya di meja sambil berusaha untuk tidak salah tingkah. "Gue tau gue ganteng. Gak usah liatin lama gitu, kayak naksir aja." ucap Beomgyu asal.
Yeonjun tersenyum simpul. Hendak mengatakan sesuatu, tapi segera berganti dengan kata 'terima kasih'. Yeonjun harus menyampaikan rasa bersyukurnya pada niat baik Beomgyu.
Yeonjun merasa beruntung karena telah mengenal Beomgyu.
***
"YEONJUN!" seruan suara terdengar di seberang telepon setelah Yeonjun mengangkat panggilannya. Yeonjun menjauhkan ponselnya sambil mengumpat pelan, berpikir pendengarannya akan hilang untuk beberapa saat setelah ini. "Kenapa?!" Yeonjun menurunkan suaranya. "Kenapa, Gyu?"
"Lo," ucap Beomgyu, si pemilik suara, disertai dengan suara kertas bergesekan satu sama lain, terdengar buru-buru. "Lo beli lukisan ini berapa harganya?"
Waduh. Udah nyampe ya.
Yeonjun tersenyum pasrah seperti minta pengampunan, walaupun Beomgyu tidak ada di hadapannya. Ini saatnya dia mendengar 'ceramah' Beomgyu. Yeonjun paham betul dari jauh hari.
—
Mari kita doakan agar Yeonjun dapat hidup dengan damai setelah ini. (wkwkwkwkwk) Amin.
BTW, kali ini agak lebih panjang dari biasanya. Gimana? kepanjangan gak? :'D
Anyway, have a nice weekend, everyone~
p.s: jangan lupa 3 April 2022, Tomorrow X Together Yeonjun bakal resmi nge-mc di Inkigayo!!
YOU ARE READING
POPULAR • Yeongyu [ON HOLD]
Random"Eh, eh, mereka pacaran ya?" "Keknya iya. Deket banget gitu!!" "Ih apaan, gak terima gue!" "Heh, lucu banget tau merekaaaa!!" "Itu sama Beomgyu kan?" "Yaampun, kak Yeonjun sama Beomgyu??? gilaaa!!" Yeonjun dan Beomgyu, kedua orang 'terkenal' di kam...
PART 8: Just Because
Start from the beginning
![POPULAR • Yeongyu [ON HOLD]](https://img.wattpad.com/cover/219978541-64-k42768.jpg)