Lantas dengan sesegera mungkin ia menghampirinya melangkah dengan hati-hati, sebisa mungkin ia berusaha agar suara langkahnya tidak mengeluarkan bunyi, tak lupa dengan alat penggorengan digenggamannya, ia tak peduli senjata apa yang ia gunakan saat ini, tapi apapun itu setidaknya bisa membuatnya melindungi diri dari apapun itu jika tiba-tiba saja muncul serangan yang tidak terduga.

Ia mendobrak pintu itu dengan kasar, menggunakan tendangannya yang sedikit dikuatkan hingga membiarkan pintu itu membentur tembok dengan sangat keras. Memang sengaja dilakukannya untuk menghilangkan rasa ketakutannya tersebut.

Lagi-lagi ia hanya melihat suatu kewajaran, nampak keran dan sower yang terlihat sedikit terbuka menjadikan air di dalamnya keluar secara terus-menerus, ada sedikit nafas lega yang mengakhirinya.

Namun tidak hanya berakhir sampai disitu, sesuatu yang mengusik datang lagi. Kali ini, sesuatu yang tidak biasa memunculkan sosoknya, perasaan yang berada tepat dibelakangnya, ia merasakannya.

Sosok itu berdiri disana, tanpa disadari keringat dingin sudah mengucur diseluruh tubuhnya, jantungnya juga seketika berdegup kencang berasa habis berlarian 200 meter di seputaran lapangan, rasa takutnya sudah membuat bulu kuduknya berdiri sangking ciut oleh nyalinya sendiri yang dirasakannya saat itu, ia hanya berharap, makhluk apapun yang bisa ia lihat nanti semoga tidak membuat jantungnya berhenti seketika itu juga.

Dan benar saja, saat ia mulai membalikkan tubuhnya untuk melihat sosok tersebut....... Matanya terbelalak tanpa bisa bergerak, kakinya tertahan, mulutnya tercekat hingga bungkam membuat jantungnya saat itu nyaris terlepas saat makhluk itu hendak menyergapnya....

"Dok dok dok"

"Bangunn All!"

Suara pintu yang digedor dan teriakan yang tidak asing lagi baginya sangat terdengar jelas olehnya, suara yang terdengar keras namun sedikit bergema berasa didalam suatu ruangan yang kosong,

Tepatnya suara yang berasal dari arah pintu luar, membuat seorang lelaki yang masih terkantuk di atas mejanya langsung membuka matanya kaget hingga ia terbangun seketika. Perlahan langsung membuang nafasnya dengan berat dan sangat lelah sekaligus lega.

Ternyata apa yang ia alami baru saja, hanyalah sebuah mimpi?

Lelaki itu masih mengatur nafasnya yang sedikit tersengal, entah mengapa keringat dingin tiba-tiba muncul dan sudah mengguyur isi kepala hingga membasahi di seluruh pelipisnya, sebagian rambutnya jadi ikut terbasahi oleh keringatnya sendiri.

lelaki itu kemudian berjalan kearah pintu tanpa ada rasa ragu ia membukanya....

Tapi lagi-lagi ia hanya mendapati kekosongan diluar pintu, apa yang sebenernya terjadi padanya? Mengapa ia merasa situasi ini sama seperti kejadian dalam mimpinya? Seperti "De ja vu.." dirinya tidak melihat sosok yang dicarinya? Padahal ia sangat jelas mendengar suara panggilan kakaknya 3 menit yang lalu.

'Apakah ini lelucon?'

Sedikit geregetan, dirinya merasa dipermainkan, kalau sampai wanita itu sengaja bersembunyi disekitar sini....

"Lihat saja, aku tidak akan mau membukakan pintu lagi!" Katanya dengan marah

Baru ingin menutup pintu itu kembali, tiba-tiba saja wanita yang bernama naira yang tidak lain adalah kakaknya tersebut itu sudah memunculkan sosoknya tepat di depan matanya.

"Astaga kak! Ngagetin aja sih!" Lelaki itu terkejut bukan karena wanita ini muncul secara tiba-tiba, namun karena ia tertegun, bagaimana mungkin dia muncul di depan mata, sementara tadi tidak melihat sosoknya ada dimana

Wanita itu hanya menatapnya tanpa mau menyahut keterkejutannya tersebut seperti tidak berniat menggoda,

Melihat reaksinya yang hanya diam membuatnya sedikit berbeda, tapi ia masih berpikir bahwa wanita ini hanya mempermainkannya saja,

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 25, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Santri Indigo||√Where stories live. Discover now