"Iww jijikk banget mukannya,"

"Kata Tuhan tidak adil itu benar ya. Si Luna udah mah jelek miskin lagi,"

"Eh mulutnya!"

"Emang bener,"

"Iya juga si Haha,"

"Lun, nasib lo jelek banget sih. Jelek, miskin, gak punya temen, gak ada bapa, tepatnya anak haram Hahaha."

"Anak haram, jelek, miskin,"

"Arghhh," Luna berteriak dengan memegang kepalanya yang terasa sangat sakit. Bukan hanya kepalanya tapi hatinya juga merasa sangat sakit.

"Hikss.."

Brak!

"Luna!"

"Alga?" Lirih Luna saat melihat Alga yang kini berada didepannya dengan tatapan khawatir.

"Kenapa bisa kayak gini Lun?" Tanya Alga dengan membantu Luna agar berdiri.

"Kita ke UKS sekarang," Ajak Alga dengan menuntun Luna, tapi dengan cepat Luna melepaskan tangan Alga dan ia sedikit menjauh dari Alga.

"A-aku bisa sendiri," Lirih Luna.

"Ck jangan pala batu! Sini lo," Alga langsung menarik tangan Luna dan membawanya pergi dari toilet.

"Al... "

"Diem! Apa mau gue gendong?"

Sontak Luna langsung menggelengkan kepalanya. "Enggak mau," Lirihnya. Alga tidak menjawab dia hanya sedikit menarik sudut bibir nya.

Canggung, itulah yang dirasakan Luna saat dia jalan berdua dengan Alga, cowok populer disekolah nya. "Gak usah canggung," Ucap Alga yang seakan tau apa yang dirasakan Luna.

"Eh enggak kok," Balas Luna.

Hening kembali. Tapi keheningan itu langsung buyar ketika ada seorang gadis cantik yang menghampiri mereka. "Alga, Luna?" Sontak saja mereka langsung memberhentikan langkahnya ketika melihat Sela yang sudah berada didepan mereka.

Tidak ada jawaban. Alga dan Luna sama-sama diam. Luna, dia terlalu malu dan takut karena kepergok berduaan dengan Alga. Jika Alga dia terlalu malas berbicara dengan perempuan didepannya.

"Kalian mau kemana?" Tanya Sela.

"Uks," Singkat Alga.

"UKS? Astaga Luna kamu kenapa?" Kaget Sela ketika baru sadar melihat dahi Luna yang mengeluarkan darah tidak lupa dengan pipinya yang terlihat ada bekas tamparan.

"Aku gakpapa," Balas Luna.

"Alga, sini biar aku yang antar Luna ke UKS," Ucap Sela yang langsung menarik pelan pergelangan tangan Luna.

"Oke, gue titip Luna. Gue mau ke kantin dulu," Ujar Alga dengan melirik sebentar kearah Luna yang kini tengah menatapnya juga.

"Lo sama Sela dulu," Ucap Alga yang di angguki Luna. Tapi kalau boleh jujur Luna lebih baik dengan Alga daripada Sela. Ia hanya kurang percaya diri jika berdekatan dengan Sela.

"Ayo Lun," Ajak Sela dengan menuntun Luna.

"Lun," Panggil Sela setelah beberapa menit hening.

"Iya Sel?" Balas Luna tanpa menatap Sela.

"Aku boleh minta sesuatu gak," Ucap Sela yang langsung memberhentikan langkahnya diikuti Luna.

Kini mereka saling berhadapan."Lun, aku boleh minta kamu buat jauhi Alga bisa gak?"

"Maksudnya?" Tanya Luna heran.

"Iya aku minta kamu jauhin Alga. Dan perlakuan Alga tadi kamu jangan salah artikan Lun, Alga cuma kasihan sama kamu. Kamu pasti ngertikan maksud aku? Alga gak mungkin suka sama kamu," Jelas Sela. Dan entah kenapa perkataan Sela sedikit menyinggung Luna.

"Aku ngerti Sel. Dan seharusnya kamu gak usah takut Alga bakal suka sama aku," Balas Luna dengan tersenyum tipis.

"Aku enggak takut. Karena Alga gak mungkin suka sama kamu. Aku cuma mau kamu jangan salah mengartikan perlakuan Alga," Ucap Sela yang mulai berjalan.

"Ayo Lun kita ke UKS." Raut wajah Sela kembali ramah. Luna hanya menurut lalu mengikuti Sela dari belakang. Luna hanya sedikit tidak percaya jika Sela akan berbicara seperti itu padanya.

__

Siapa yang tiap malam selalu overthinking?

Siapa yang tiap malam selalu overthinking?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alga

INSECURE GIRL Where stories live. Discover now