" Slan sakit. Lo kenapa kayak gini sih " Ucap Arva menahan rasa sakitnya.

" Lo yang kenapa? Kenapa lo gangguin mereka hah? " Ucap Aslan dengan rahang yang mengeras.

"Slan kenapa sih. Bukannya lo suka yah Iliora digituin lo sendiri juga biasa gituin dia kan" Arva.

Plak.

" Lo gak ngerti anjing. Sekarang gue lagi emosi dan lo harus tanggung jawab " Dan terjadilah malam itu Aslan menyiksa Arva.

Arva adalah anak tunggal dari sepasang suami-istri yang sudah sejak lama  meninggal. Kedua orang tuanya meninggal saat mereka ingin ke Singapura.

Saat mereka menaiki mobil menuju bandara ditengah perjalanan mibil yang mereka tumpangi menabrak pohon besar. Saat itu hanya Arva dan sopirnya yang selamat tidak dengan kedua orang taunya.

Sejak saat itu hanya Aslan lah yang selalu ada untuk gadis itu. Sejak saat itu Aslan menahan mati matian emosi nya agar tidak berbuat kasar oada gadis itu. Sikap manja Arva yang begitu besar kadang membuat Aslan risih.

Arva memang masih ada keluarga yaitu opa dan omah.

                         ***

Hari senin adalah hari yang dibenci oleh sebagian siswa siswi. Apalagi untuk siswa siswi SMA pelita Bakti.

Seperti saat ini semua siswa siswi sedang berjemur di lagi hari tepatnya sedang melakukan upacara bendera di lapangan sekolah.

Sebagian siswa siswi sudah mengeluh akibat panasnya matahari.

" Yaelah pak. Udah mati ni gue " Ujar Dion sahabat Aslan.

"Tau dah. Pisa hitam nih kulit putih gue " Ujar Devan.

Aslan hanya menatap kedua sahabatnya bergantian.

Berbeda dengan Iliora gadis itu masih mendengarkan kepala sekolah yang sedang berbicara didepan. Panas memang ia rasakan tapi mau gimana lagi.

Sementara zea gadis itu tidak henti hentinya  mengoceh. Zea mengibaskan tangan didepan wajahnya.

" Gila ya tu kepsek. Dia mah enak gak ngerasain panas. "

" Gue udah beli mahal mahal skincare malah kayak gini"

" Ya ampun pak udah dong "

"Ze udah dong. Lo ngoceh mulu dari tadi" Ucap Iliora kesal.
Iliora sudah jengah dengan ocehan yang keluar dari mulut Sahabat nya.

Zea mendengus kesal. " Ya tapi kan panas lioo... Lo gak panas emang? " Ucapnya.

" Ya panas lah. Gue juga udah panas dari tadi " Iliora.

" Aduh lagian si ayang mana sih. Harusnya yah saat ini dia tu neduin gue " Ucap Zea dengan nada Lebaynya.

Iliora mendelik tajam. Kenapa sahabatnya alay sekali tidak bisakah ia biasa saja.

" Ayang lo kenyang. Digo kan OSIS mana sempat lah dia merhatiin loh" Iliora.

" Terus menurut lo Digo gak sayang gitu sama gue. Dia lebih mentingin OSIS gitu dari pada gue? "

Iliora mengangkat bahunya acuh. " Gue sih gak ngomong gitu yah " Ucapan iliora membuat Zea semakin kesal.

Setelah acara panas panasan tadi kini semua siswa siswi berhambur menuju kantin. Begitu juga dengan Iliora dan Zea kini keduanya juga tengah berjalan di kantin.

" Ze pesen apah biar gue aj yang mesen lo cari tempat gih " Ujar Iliora pada Zea.

" Em aku bakso aja deh kebetulan gue laper" Zea.

Iliora menganggukan kepalanya kemudian berjalan menujukan tempat pesanan berbeda dengan Zea yang sibuk mencari tempat untuk didudukinya dengan Iliora.

" Kak pesen bakso satu sama es jeruknya dua yah " Ujar Iliora pada pemilik kantin.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pesenan Iliora pun sudah jadi. Iliora mengambilkan kemudian berjalan menuju Zea.

Zea mulai melangkahkan kakinya namun saat ditengan keramaian kantin kaki mili Iliora tidak sengaja tersandung oleh seseorang.

Byur.

"Aws"

Iliora membulat kan matanya saat melihat seluruh  jusnya tumpah pada seseorang. Yang membuatnya kaget lagi orang  itu adalah Arva.

Iliora melihat seorang yang menatapnya tajam. Aslan. Ya itu adalah Aslan.

" Lo bisa jalan gak sih " Ucap Arva sedikit berteriak membuat semua orang disana menatap kearahnya.  Arva melihat bajunya yang sudah penuh dengan warna kuning hal itu membuatnya kesal

" S-sorry va gue gak sengaja " Ujar Iliora.

Brak.

Byur.

Aslan mendorong tubuh Iliora bsehingga bakso  panas yang tadi masih utuh kini sudah tumpah di seluruh badan Iliora.

" LIO " Teriak Zea yang berlari dari mejanya menuju tempat Iliora.

"LO GILA HAH? "  Teriak Zea tepat pada Aslan. Amarah gadis itu sudah tumbuh sekarang. " LO  GAK LIAT ITU BAKSONYA MASIH PANAS" lanjut Zea.

"Liora " Panggil Arkan. Arkan menatap tidak percaya saat melihat keadaan Iliora. Lengan gadis itu memerah akibat panas dari bakso oanas  tadi.

" LO SEMUA KENAPA DIAM AJA ANJING " ucap Arkan murkah. Bisa bisanya mereka tidak peduli dengan keadaan iliora seperti ini.

Tanpa menunggu lama Arkana langsung menggendong tubuh Iliora  pergi dari sana.

" Aaws.. Pelan pelan kan " Ucap Iliora menahan sakitnya. Air mata agadis itu mulai turun.

Arkan mengangguk dengan hati hati ia berjalan dari sana.

Aslan menatap kepergian kedua orang itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Kenapa seperti ada yang mengganjal melihat Adegan tadi.

Plak.

Aslan memegang pipinya yang tampak panas akibat tamoaran yang di daratkan Zea barusan.
Semua orang yang ada di sana menatap tidak percaya apa yang dilakukan oleh Zea.

" Bener bener anjing lo slan. Gue tau lo sayang sama sahabat lo tapi gak gini caranya. Gue heran sama Liora kenapa dia bisa bertahan sama cowok kasar kayak lo. Lo gak tau kan Iliora udah capek sama lo. Tapi karna keegoisan lo dia pendam semuanya yang dia rasain "

"Apa sih salah Liora sampe. Lo jadiin dia tempat pelampiasan emosi lo. Lo kalo mau kasar sama Arva kasar aja gak usah lempiasin ke sahabat gue. Liora udah capek sama hidupnya itu cuma gara gara lo. Sama keluarga nya "

" Dan buat lo" Tunjuk Zea pada Arva.

" Kita sama va. Lo, gue sama Liora itu sama. Sama sama gak ngerasain kasih sayang dari orang tua. Gue tau lo butuh perhatian dari banyak orang kan? Tapi gak gini caranya "

Merasa sudah puas mengeluarkan segala unek uneknya Zea punpergi dari sana.

SEJUTA LUKAWhere stories live. Discover now