"Dosennya hari ini dua-dua nggak masuk."- pungkas Winter memeluk lenganku. "Kamu ngapain aja sih, sibuk sama ayang ya sampe nggak sempat cek grup. Hmmm?"- dia memamerkan senyum menggodaku.

"Iya nih pasti, baru balikan kan kemarin... jadi sibuk ngebucin ama ayang Jaeminn.."- Ryujin ikut-ikutan.

Aku kelabakan sendiri sembari menggeleng.

"Ngg—nggak gitu.."- bantahku gagap. Mataku melirik Sera yang memasang wajah malas sembari bersedekap dada berdiri disamping Jihan.

"Halah... banyak alasan. Udah ayok, ikut kami."- Winter menyeretku untuk ikut pergi bersama mereka ke cafee sebelah.

Aku hanya diam disepanjang perjalanan menuju cafee yang letaknya masih didalam bangunan kampus. Aku hanya sesekali ikut tertawa mendengar ocehan Ryujin atau Jihan yang kadang memang lucu dan nggak masuk akal.

Sesampai di cafee, kami melihat Lily dan Yeji juga disana. Ada beberapa anak cowok juga kayak Renjun, Asahi dan Felix. Lily mengajak kami bergabung dengan mereka, dan alhasil kami jadi duduk disana semua.

Aku duduk diantara Winter dan Ryujin, berhadapan dengan Sera diseberangku. Hampir semuanya membuka laptop kecuali aku, Ryujin dan Sera.

"Kamu udah siap ya tugas buat besok?"- tanya Winter melihatku yang sibuk mengaduk-aduk moccachino didepanku.

"Belom."- gelengku.

"Gue sih udah siap... jadi tinggal nyantai."- sombong Ryujin sambil mengibas rambutnya disampingku dan mengulas senyum mengejek pada Winter.

"Halah, tugas dibuatin orang aja bangga."- cibir Winter.

"Lhoh... biarin. Btw bukan orang, tapi ayang."- koreksi Ryujin.

"Eh, emang pacar kamu siapa sih Ryu?"- tanyaku penasaran.

"Ada deh..."- Ryujin tersenyum misterius. "Pokoknya, cowo paling pinter sekaligus kece di kampus sebelah."- lanjutnya lagi menutup mulut dengan telapak tangannya—terkekeh geli sendiri.

"Ih siapa sih? Winter, kamu kenal cowok dia?"- aku menyenggol lengan Winter yang sibuk mengetik di laptop.

"Gatau."- sahutnya singkat.

"Gue tau..."- Felix tiba-tiba menimpali diujung meja.

"Oh ya? Siapa?"- tanyaku menatap Felix dengan mata berbinar.

"Apasih lo, sokab banget."- cibir Ryujin menatap jengkel pada Felix.

"Gue spill nggak nih cowok lo?"- Felix menaik turunkan alisnya pada Ryujin dan membuat Ryujin semakin jengkel.

"Diem lo bule kesasar!"-

"Dih! Ngambek."- Felix tertawa.

"Tapi lo kalau ngambek gini, makin cantik deh Ryu."- celetuk Renjun tiba-tiba yang sedaritadi hanya mengamati.

"Apaasih. Gajelas lo semua."- gerutu Ryujin menyesap green tea frappuccino-nya.

"Acieeee... pipinya sampe merah dipuji cantik sama Renjun."- aku menggoda Ryujin sambil menoel-noel lengannya.

"Apa? Seorang Ryujin tersipu malu dipuji sama Renjun?"- kaget Yeji yang duduk tepat disamping Felix.

"Acieeeee Ryuuu salting..."- Lily ikut-ikutan.

"Acieeeee..."- Jihan juga tak mau kalah.

"Ih, aa—apaan sih lo pada! Siapa yang salting sih! B aja kali."- bantah Ryujin. "Udah biasa gue dibilang cantik."-

"Tapi kali ini, cantik lo beda lhoh Ryu... kek, double gitu cantiknya."- Renjun lagi-lagi bersuara.

"Katarak lo kayaknya makin parah deh, Ren."- Felix menggeleng-geleng.

The PAIN of Love ✔️ [END]Where stories live. Discover now