-problem (12)

144 18 0
                                    


...

Jaemin melambatkan laju mobilnya sesampai diarea parkir kampus. Dia mengantarku pagi ini kekampus—katanya sih aku nggak boleh nyetir dulu, takut tiba-tiba oleng. Semalam suhu tubuhku naik lagi, jadi Jaemin berakhir nginap di kos ku. Aku udah maksa dia untuk pulang aja ke apartkostnya, but... Jaemin will never hear me.


Sekali bilang 'A', tetap 'A'—itulah Jaemin.


"Makasih ya, dari kemarin aku ngerepotin terus."- ujarku sembari melepas seatbelt.

"Hmm... iya."- dia berdehem ikut melepas seatbelt-nya.

"Kamu mau mampir ke kampus dulu atau langsung pulang?"- tanyaku—karena Jaemin tadi belum mandi dan juga masih pakek baju yang sama dari kemarin. Jaemin sengaja nggak mampir ke apart kos nya karena dia bilang nggak ada kelas pagi ini.

"Langsung pulang sih. Kamu sampe jam berapa dikampus?"-

"Mmm... hari ini cuma dua MK aja sih. Bentar lagi jam sepuluh sama nanti lanjut jam setengah 12 sampe siang."-

Jaemin manggut-manggut. "Yaudah, nanti kalau udah kelar, telpon aku biar dijemput."-

"Kamu nggak ngampus lagi nanti?"-

Jaemin menggeleng. "Nggak. Hari ini aku free total. Dosennya ada rapat."-

"Ah. Yaudah. Gapapa, aku bisa pulang sendiri kok nanti. Nggak usah dijemput."-

"Nggak ada nggak ada. Pokoknya nanti kalau udah beres... telpon aku, okay?"-

"Jaemin... gapapa, aku nanti bisa pulang pakek taksi kok."-

"Em-em-em.."- Jaemin menggeleng. "Pokoknya aku jemput, titik!"- dia bersikeras.

"Yaudah, terserah deh."- aku pasrah—sekaligus mengalah. "Kalau gitu, aku turun ya. Sekali lagi makasih."- ujarku sebelum membuka pintu.

"Haer..."- Jaemin menahanku.

Aku berbalik badan—menatapnya, tidak jadi membuka pintu.

"Kenapa lagi?"-

Jaemin mencondongkan tubuhnya lalu mencium dahiku lalu pipiku secara bergantian.

"Semangat kuliahnyaaa!"- dia tersenyum penuh dengan bibirnya didepan wajahku.

Aku ingin tersenyum—tapi entah kenapa bibirku rasanya terkunci. Aku hanya bisa menganggukkan kepalaku lalu keluar dari mobil Jaemin.

Jaemin membuka kaca jendela mobilnya. "Jangan lupa, nanti telpon aku, ya!"- peringatnya.

"Iyaa, Jaemin!"- kataku menekan nada bicaraku. Jaemin tersenyum puas dari dalam mobil. "Yaudah, sana balik."- aku mengusirnya.

Jaemin akhirnya menutup kaca mobilnya dan mulai menghidupkan kembali mesin mobilnya kemudian melenggang pergi dari area parkir. Aku melirik jam tangannya—sepuluh menit lagi kelas akan dimulai. Aku bergegas meninggalkan area parkir menuju kelasku.

Namun, dalam perjalanan menuju kelas, aku tidak sengaja melihat Winter, Ryujin, Jihan, dan.... Sera.

"Haera!!"- Winter memanggilku sembari melambaikan tangannya padaku dengan heboh.

Aku berjalan mendekati mereka. "Mau kemana?"- tanyaku.

"Mau ke cafee sebelah. Yuk ikut!"- ajak Ryujin.

"Emang kalian nggak masuk bentar lagi?"-

"Kamu nggak cek grup?"- tanya Jihan padaku. Aku menggeleng tidak tahu.

The PAIN of Love ✔️ [END]Where stories live. Discover now