Kok kek dejavu?  Batinnya, Merasa tidak asing dengan gambaran situasi saat ini.

Tapi abai akan itu Haruto lebih memilih untuk, menertawakan Jeongwoo yang tengah meringis kesakitan "Bwahahahaaaaa hahahaaaa mampus bwahahahaaa" Tawanya begitu menggelegar, tidak memperdulikan Jeongwoo yang mendesis kesakitan.

Sedangkan yang jadi korban, menatap malas pada remaja yang menertawakan dirinya "Crazy " Umpat Jeongwoo, kemudian ia berdiri dan kembali merangkak pada ranjang persis seperti kejadian waktu lalu.

Melupakan tangan Haruto yang masih terdapat jarum infusan, dengan segera Jeongwoo menahan kedua tangan Haruto di atas kepalanya setelah menindih tubuh kurus itu "Lo! Ck! Kedua kalinya lo bikin gue jatuh, bangsat" Amuknya, tapi tidak turut menghentikan tawa yang berada di bawah kungkungannya.

"Pfft abisnya lucu komuk lo bwahahahaaaa" Haruto terus tertawa tanpa menyadari bahwa, kedua tangannya telah diikat dasi oleh Jeongwoo.

Jeongwoo tidak bercanda saat ini, ia menahan amarah hingga sedikit menggeram. Apa Haruto kira ia tidak sakit jatuh tidak aesthetic seperti itu pada kerasnya lantai "Lo bener bener minta dihukum ya, jangan nangis lo!"

Peringat Jeongwoo diakhir kalimat membuat Haruto menghentikan tawanya, sekali lagi ia merasa seperti dejavu.

Tapi yang membedakannya ialah, ketika saat ini Haruto melihat jelas mata tajam bak serigala serta seringai pada wajah musuh tepat di atasnya yang membuat dirinya berdigik ngeri "L-lo kenapa? " Ia gugup setelah menyadari kedua tangannya telah terikat dasi.

Dan semakin merasakan kegugupan dengan darah yang berdesir ditubuhnya saat ketika musuhnya ini mengikis jarak diantara keduanya, dengan mendekati wajahnya. Karena panik, kakinya yang memberontak berusaha menendang tanpa sengaja mengenai benda pusaka milik Jeongwoo di bawah sana sehingga terdengar geraman kembali dengan suara yang berat.

"Sialan, lo mu ngapain?!" Jangan dikira ia tidak tau apa yang akan Jeongwoo lakukan pada dirinya, seperti remaja nerd yang polos.

"Lo yang mulai" Setelah menjawab seperti itu, dengan lancang Jeongwoo langsung meraup bibir ranum Haruto yang kini membulatkan netranya memandang Jeongwoo tanpa jarak.

Pagutan sepihak yang tercipta kasar tanpa terencana sebelumnya, melumat tanpa adanya kelembutan bahkan Jeongwoo menggigit bibir musuhnya ini agar membuka mulutnya tanpa memperdulikan Haruto yang kini dengan tenaganya yang masih lemah meronta, meminta untuk di lepas.

"Eunghhh " Desahan keluar tanpa izin saat ketika lidah Jeongwoo menjilati dinding mulut Haruto.

Haruto seketika menyadari bahwa suara laknat tadi bisa semakin membangkitkan nafsu Jeongwoo lantas, kedua tangannya yang tidak ditahan lagi segera menarik surai Jeongwoo ke belakang hingga pagutan tersebut lepas.

Napas keduanya terengah engah "Gila lo anjing! Brengsek nodain gue!" Umpat Haruto dengan bibir yang bengkak.

Jeongwoo smirk "Lo yang mancing gue ya, bangsat!" Setelahnya, Jeongwoo melepaskan dasi yang mengikat kedua tangan Haruto lalu bangkit bergegas ke kamar mandi. Menyisakan Haruto bersama keheningan dengan pikiran yang berkecamuk, semua emosi tercampur tanpa sisa.

"Sialan lo anjir awas aja tunggu pembalasan gue brengsek! " Haruto berteriak marah,  tidak lupa ia menyumpah serapahi Jeongwoo. Kakinya menendang nendang angin tanpa terarah, kepalang kesal ia melepas selang infus dengan paksa hingga tangannya mengeluarkan bercakan darah. Ia begitu marah karena first kiss miliknya di rebut paksa oleh si Bajingan yang masih bernotabe musuhnya itu.

🐺🦋

Keduanya sudah berada di sekolah, tentu tidak berangkat bersama. Dengan biadabnya Jeongwoo meninggalkan Haruto yang ketika pagi tadi masih membersihkan diri, padahal saat ini ia tidak mempunyai kendaraan pribadi dan terpaksa harus menaiki bus. Sialnya, ia salah menunggangi bus yang tidak menuju ke sekolahnya, mengharuskan dirinya dua kali naik bus dan berakhir telat.

He's My EnemyWhere stories live. Discover now