Chapter 3

7 3 1
                                    

Surya tengah bersiap naik diufuk timur, terlihat Rinka sudah berseragam rapi, lengkap dengan paper bag coklat yang berisi jaket dan beberapa jajanan sebagai ucapan terimakasih. Ia sudah sangat siap untuk berangkat sekolah.

"Eh.. anaknya mama udah cantik aja. Sarapan dulu yuk!" Ibu rinka menyapa.

"Iyaa"

"Paperbag itu isinya apa? Tumben bawa paperbag? Mau deketin siapa kamu? "

"Ish mama mah! Jaket punyanya kakel ini tuh, mau Rinka kembaliin"

"Hm? Jaket punyanya kakel? Wahh kakelnya merangkap jadi pacar ya? Kok gak dikenalin ke mama? Kirain baru pdkt" Ibu rinka mulai menggoda anaknya.

Nampak lucu membicarakan hal hal seperti ini dikala sarapan. Hidup berjauhan dengan suaminya karena melaksanakan tugas di luar kota memang membuatnya sedikit kesepian.

"Yakali ma, enggak lah. Gak sudi banget pacaran sama orang yang punya jaket. Nyebelinnya selangit." jawab anaknya ketus.

"Yeeee, ngatain orang nyebelin. Awas aja kalo nanti kamu kenalin sama mama papa sebagai calon kamu. Gak mama restuin lohhh" Ibunya masih senantiasa menggoda anaknya, menjadi sedikit penasaran siapa sosok yang anaknya bicarakan.

"Gak mungkin kejadian sih ma, jadi santuy aja. Lagian tenang aja ma calon menantu mama tuh yang cakep, putih,  glowing, kaya raya. Macam yang di iklan lemon*ilo sweater kotak kotak ijo putih"

"Healah, pantesan kamu tuh jomblo terus, ternyata tukang halu toh! Tapi terusin aja toh anaknya emang ganteng banget! Lha itu yang matanya kayak bulan sabit namanya sapa sih?"

Ibu anak ini malah berakhir ngefangirl bersama, melupakan eksistensi jaket kakel yang tadi sempat menjadi trending topik.
.
.
.
.
.
.
Istirahat sudah di depan mata, tinggal menunggu hitungan menit. Sedangkan Rinka masih bingung tentang bagaimana caranya mengembalikan jaket ini ke pemiliknya.

Jika kalian berfikir, apa rinka tidak pernah bertemu dengan sang pemilik di halte lagi setelah hari itu, setidaknya ntuk sekedar bertanya nama?

Sayangnya tidak sama sekali. Karena beberapa hari ini Rinka pulang di jemput oleh ibunya yang senggang.

Dan sesusah apapun Rinka berfikir bagaimana cara mengembalikan jaket itu, segampang pulalah sang pemilik datang dihadapannya.

Eh bukan, bukan dihadapannya. Lebih tepatnya di depan bangku rinka. Mengobrol santuy dengan kenma. Mengajaknya bermain voli sekadar gabut.

Ia tak datang sendiri, ia membawa satu anak kalem juga satu yang berisik berkepala mirip burung hantu. Ya tentu sang gadis tidak mau menyia- nyiakan kesempatan ini. Ia memanggil kakel itu lalu menyodorkan paperbag.

"Heh kak yg rambut item! Nih jaket lu makasih" katanya sedikit ngegas.

"Sama sama, lain kali kalo minjem jangan ditilap ya cantik. Kalo bilang makasih juga yg tulus. Udah dipinjemin, ditilap, ngegas pula" jangan baper kawan kawanku. Sesungguhnya ini adalah sindiran halus.

"Oh! Jadi ini pacar yang lu bilang Kur?" Bokuto menyela. Ia  mengira sindiran kuroo itu merupakan pujian untuk sang gadis

"HAH?! PACAR APAAN?" kuroo dan Rinka sama sama terkejut.

"Eh ngapa lu sok kaget gitu? lagian apa apaan sih lu kak?! Ngapain ngaku ngaku kalo gue pacarnya situ. Ewhhh jijik banget. Rambut kek gallus gallus gitu mana bisa bikin gue oleng dari doi gue, tuan muda Zhong Chenle? " -Rinka

"Najis halu! Lagian jan kepedeean ya antum. Gue ga pernah bilang gitu!! siapa juga yang mau sama cewe tengil kek lu.  banyak kali cewe cakep, manis, lagi seksi yang ngantri buat jadi pacar gue. Kurang kerjaan banget naksir adek kelas macam maung yg mulutnya berisi kebun binatang kek lu"- kuroo

"Lagian kapan gue bilang gitu ke lu bok? Gue gapernah bilang gitu ya! Fitnah terus lu Arsen Uranium!!"-kuroo

"Ya itu pas lu gue tanyain jaket lu mana. Lu kan jwbnya 'dibawa cewe gue' "-bokuto dgn WWTB nya 

"Gue jwbnya 'dibawa ama cewe' bgst. Mana ada gue bilang 'cewe gue' "

Kuroo benar benar kesal dengan ketidakberesan telinga bokuto. Sumpah! Setelah ini ia akan menyeret bokuto ke dokter THT. Memeriksakan apakah telinga temannya itu masih sehat atau sudah soak. Jika sudah soak lebih baik dijual saja di pasar loakan, daripada meresahkan warga seperti ini.
Tbl tbl tbl.

"Halahh ngeles aja lu kak! Gue tau gue tuh emang pesonanya tak terelakkan. Mbak jisoo blekping juga lewat. Tapi ya gak usah ngehalu jadi pacar gue juga dong!" Ucap Riska sembari mengibaskan rambutnya-drama.

"Gini ya Sahabatt. Gue gak pernah bilang gitu anj--. Gue tegesin sekali lagi, sapa jugaa yg mau sama lu. Muka lu sama kekeyi aja cakepan kekeyi"

Mereka berdua terlalu seru ber olok olok dengan bahasa yang hanya mereka berdua pahami. Tidak mengindahkan eksistensi ketiga orang yang cengo karena ulah mereka.
.
.
.
.
.
" bokuto, kau yakin mereka benar benar berpacaran?"

".........entahlah"

Glosarium:
-Gallus gallus: nama ilmiah ayam
-Arsen Uranium: unsur kimia yg kalo ditulis simbolnya jadi 'AsU'
-WWTB: Wajah Wajah Tak Berdosa

Kosa kata kasarku dikit banget, harus belajar gak sih? Helium helium helium :)

Just Story Between Chemistry and BiologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang