" Halo, siapa ya?"

" Ini Keyra. Lu gak simpan nomor gua, Nes?" Balas gua, sedikit memprotes. Samar samar, dia terkekeh kecil. 

" Gosh, sorry sorry. Gua ga sempat liat nama kontaknya, buru buru" 

" Okay. Eh, lu liat Shery gak? Ngilang dari tadi dia" 

" EH PAS BANGET" sontak, gua menjauhkan hape dari telinga, sembari meringis. Teriakan Agnes 11 12 dengan Shery. 

" Jangan teriak napa sih" 

" Sorry sorry, hehehe" 

" tadi mau bilang apa?" 

" Oiya, mending lu kesini deh. Liatin Shery. Dia aneh banget dari tadi" Gua mengernyit pelan. Tidak mengerti. 

" Aneh gimana maksudnya?" 

" Mending lo liat sendiri deh. Macam orang kesambet" 

" Jangan nakut nakutin" 

" Cepet. Di sebelah kiri pojok aula ya. Dekat pintu keluar" 

Lalu, panggilan suara itu Agnes matikan. Gua hanya bisa terdiam sebentar, sebelum akhirnya menuju stan kedokteran. 

" Eh, mau kemana Keyyy???" Seru Lail terheran heran. 

" Ke Sheryyy!" 

Aneh? Bukannya Sherina Prabaswara emang sudah aneh dari lahir?

_._._

" Mana Sherina?" Tanya gua pada Agnes yang kebetulan sedang didepan stan tanpa basa basi. 

Stan kedokteran tidak terlalu besar. Mereka hanya membuat pameran simulasi pengangkatan tumor penyakit dalam bentuk AR dan Seminar umum. Namun, diantara semua stan yang ada di aula, stan kedokteran paling menarik karena dihiasi miniatur miniatur kedokteran yang unik unik. 

" Ada di dalam, masuk aja" jawab Agnes, masih sibuk mengatur beberapa perangkat diatas meja. Dengan hati hati, gua masuk stan yang tidak terlalu besar tersebut. Sembari mencuri curi pandang dengan beberapa barang yang akan dipamerkan nanti. 

" Wihh, siapa ni? Nyasar ya?" seru seorang laki laki yang langsung gua pelototin. Sementara Romi, yang gua pelototin, hanya cengengesan. 

Romi itu tipe buaya darat cap kadal. Walaupun emang cakep, lebih baik ga usah deket deket ama dia deh. 

" Jangan galak galak dong, Keyy" ujarnya dengan suara yang dimanis maniskan. 

" Geli, nying" balas gua, sekarang sembari mengernyitkan dahi. 

" Sherina mana?" 

" Ada di sana, habis gua obatin" balas Romi, sembari menunjuk ke belakangnya serta tak lupa mengedipkan sebelah matanya, yang membuat gua menatapnya sinting. 

" Mending lu cari pacar deh, Rom. Takutnya lu makin sinting gara gara kelamaan jomblo" 

FYI, Romi ini 1 tingkat di atas gua dan Sherina. Jadi dia bisa dibilang senior gua. Tapi, karena sifatnya yang sinting dan friendly, gua dan yang lain terbiasa manggil dia santai. Romi hanya tertawa keras. 

" Duh, gimana ya? Gua masih naksir sama sobat lo masalahnya" balas Romi yang membuat gua melemparnya memakai serbet  yang tidak dipakai dengan keras. Biarin. Kayaknya emang beneran sinting anaknya. 

" Awas aja lu berani macem macemin Shery lagi. Gua mutilasi hidup hidup lu" gua mengancamnya, tidak main main. 

Raditya atau akrab dipanggil Romi, bisa disebut mantan Shery. 1 tahun. Mereka berpacaran sejak Sherina mengambil S1 di Universitas yang sama dengan Romi. Namun, akhirnya, putus karena konflik sensitif yang romi buat sendiri. 

Sebenarnya, waktu itu walaupun gua dan Sherina masih S1 semester 2, gua pengen banget cekek Romi. Pandai sekali merangkai kata kata manis yang buat perempuan jatuh. Habis itu, dibuang.

Brengsek

_._._

" Mudah banget mainin perasaan, ganti ganti pasangan. Persis kayak anjing tau ga?"

" MULUT JANGAN KELEWATAN, RA! Maksud lu apa hah?!"

" Gua yang harus nanya, Maksud lu apa hah?! Lu pikir hebat gitu mainin perasaan orang? Keren? Kagak, bangsat. "

" Lu ga usah ikut campur, ini diluar masalah lo"

" Diluar masalah? Sherry sobat gua. Masalah dia, masalah gua juga."

_._._

" Santai. Gua bercanda sumpah" balas  Romi sedikit tergagap melihat respon gua.

Mungkin dia terkejut melihat respon serius yang gua berikan. Dan memang gua gak main main dengan hal tersebut. gak sama sekali.

" Candaan lu ga lucu, Rom. Sobat gua ga pantes buat dijadiin bahan candaan. Catat itu baik baik"

_._._


GeezanWhere stories live. Discover now