***

Jungkook tiba di rumah megah yang jarang dia datangi ketika mereka semua telah berkumpul di ruang makan.

"Maaf saya terlambat," ucapnya sambil membungkuk singkat. Lalu berjalan menuju salah satu kursi yang kosong. Di depannya sudah ada sang ayah yang berusaha menampilkan senyum ramah pada tamu mereka, begitu pun dengan ibu tirinya.

Sementara Tuan Jung sendiri tadi hanya tersenyum maklum sambil mengangguk singkat ke arahnya.

Sama seperti Tuan Jung, wanita di sampingnya juga terlihat tersenyum, mungkin lebih tepatnya dia sedang tersenyum penuh kemenangan ke arahnya.

Makan malam berjalan begitu membosankan baginya, mereka hanya terus membicarakan kondisi pasar global dan sesekali mengomentari situasi politik. Sementara para wanita ini akan menimpali jika ada sesuatu yang menarik bagi mereka. Dan hanya dia yang betah dalam keterdiamanya, Jungkook hanya akan bersuara jika ada salah satu dari mereka yang meminta pendapatnya. Begitu mencekik dan membosankan.

Akhirnya makan malam pun selesai, seperti dugaannya, sang ayah meminta dia untuk mengajak wanita ini jalan-jalan di sekitar rumah mereka, sementara kedua orang tua itu beralih ke ruang tamu untuk melanjutkan perbincangannya.

"Kau akhirnya datang juga," ujar Nona Jung sambil tersenyum miring. "Setelah beberapa kesempatan kau menolak untuk menemui ku sekarang kau takluk juga, eoh?"

Jungkook hanya diam, enggan beranjak dari kursi meja makan yang seharusnya segara dia tinggalkan-- karena sang ayah menyuruhnya untuk menemani wanita ini jalan-jalan. Tetapi masa bodoh, dia benar-benar tidak ingin melakukannya. Keberadaan wanita ini justru semakin membuat suasana hatinya bertambah buruk.

"Ayo berdiri, ajak aku mengelilingi rumah ini, Tuan Muda Jeon? Kau tidak ingin ayahmu sampai menyuruhmu dua kali bukan?"

Lagi-lagi tidak ada tanggapan dari pria tampan itu, hal ini tentu membuat wanita itu heran. Dari sikapnya, sepertinya Jeon Jungkook adalah manusia yang mudah untuk diajak berdebat namun sekarang pria itu sedikit lebih diam dari biasanya.

"Ya....Jeon Jungkook? Paling tidak jika kau tidak ingin mengajakku jalan-jalan maka katakan sesuatu."

"Kau ingin aku mengatakan apa?"

"Oh, akhirnya kau bicara juga, ada apa denganmu? Aku tau kau tidak menyukai rencana mereka, tetapi bisakah kau berakting dengan lebih baik agar setidaknya kau tampak senang di depan mereka, tidak bisa?"

"Tidak bisa, aku tidak suka kebohongan. Posisiku saat ini tidak dicapai dengan berakting, jadi aku tidak sudi melakukannya," ucap Jungkook pelan.

Nona Jung kemudian tertawa kecil sambil menggeleng tidak percaya. Dia sesekali menepuk bahu pria yang lebih muda beberapa tahun darinya ini.

"Wow, Tuan Muda Jeon kau benar-benar terlihat berbeda dari apa yang kupikirkan. Sekarang katakan padaku apa yang bisa membuatmu bersikap lebih bersahabat padaku, hm?"

Jungkook pun mengalihkan pandanganya pada wanita di sampingnya. Dia lantas menatap tepat ke arah bola mata yang dihiasi softlens itu.

"Jika kau menyetujui untuk membatalkan perjodohan kita maka aku pasti akan lebih bersahabat kepadamu," ujar Jungkook penuh penekanan.

Nona Jung mengerjap, sedikit tertegun dengan perkataan pria di sampingnya--namun dengan segera dia mengganti raut wajahnya dengan senyum menantang. "Baiklah, aku akan melakukannya. Dengan syarat, jika kau berani mengatakan niatmu itu di depan kedua orang tua kita sekarang. Aku ingin lihat apa kau memiliki keberanian untuk itu?" tanyanya menantang.

"Kau berjanji akan ikut menolak perjodohan ini jika aku mengatakan hal ini depan mereka sekarang?"

"Tentu saja, kau memegang janjiku, Tuan Muda Jeon," ujarnya sambil tersenyum kecil.

SAME PAGE [KOOKV VERSION] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang