***

"Tae?" Jungkook masuk ke dalam ruangan itu, lalu berusaha memeluk tubuh Taehyung.

"Oh, kau sudah selesai rapat," Taehyung menerima pelukan Jungkook sambil meletakan ponsel miliknya pada sopa yang dia duduki.

"Maaf membuatmu menunggu lama. Maaf juga karena Nayeon malah membuatmu menunggu di sini. Menurutmu haruskah aku mencari sekertaris baru?"

"Jungkook! Awas saja jika kau sampai melakukannya," ancam Taehyung sambil memukul punggung sang kekasih. "Lagi pula aku yang menyuruhnya untuk tidak mengatakan soal kedatanganku ini sampai meeting kalian selesai. Jangan memarahinya."

"Umm, baiklah karena kau yang meminta maka aku akan menurutinya. Jadi sekarang ayo kita pulang, sehabis itu kita jadi berkencan kan?" Jungkook melepaskan pelukannya sambil mengecup bibir Taehyung lembut.

Chup!

"Iya, aku tidak lupa Tuan Muda. Berhenti menanyakan hal yang sama. Ayo kita pulang dulu."

Jungkook kemudian tertawa kecil sambil menggenggam tangan Taehyung, berjalan ke luar dari ruangan itu menuju lift VIP untuk turun menuju basement.


***

Malam ini adalah malam minggu, malam di mana banyak insan muda menghabiskan waktu libur mereka bersama orang terkasih. Begitu pun Jeon Jungkook dan Kim Taehyung. Keduanya terlihat menikmati suasana malam di pusat kota Seoul dengan Jungkook mengendarai yang motor sport-nya, dengan Taehyung yang duduk di belakangnya, sambil berpegangan melalui pelukannya pada perut sang kekasih.

"Kau tidak pernah naik motor?" kata Jungkook sambil membuka sedikit helm full face-nya.

Taehyung tanpa sadar mengangguk sambil mengeratkan pelukannya, "Iya, aku bahkan tidak bisa naik sepeda dengan lancar, bagaimana bisa aku naik motor?"

Perkataan Taehyung barusan, membuat tawa Jungkook terdengar nyaring. Taehyung yang merasa diejek kemudian mencubit perut Jungkook hingga membuat tawa pria itu berubah menjadi pekikan.

"Taehyungie, itu sakit...kenapa kau tega sekali, eoh?"

"Rasakan, memang siapa suruh kau mengejekku," balas Taehyung ketus.

Ya Tuan, Jungkook benar-benar tidak pernah bertemu dengan mahluk yang seperti ini. Selama ini para manusia itu sibuk mencari muka di depannya, berlaku manis, dan memperlakukannya seolah raja, kecuali Taehyung dan ayahnya tentu saja. Jungkook kemudian tersenyum kecil dengan pemikirannya barusan.

"Lupakan, bagaimana kesan pertamamu naik motor bersamaku, hm?"

"Tidak buruk, selama kau tidak mengendarainya dengan kecepatan penuh, naik motor rasanya menyenangkan juga. Apalagi kalau malam seperti ini, pemandangan jalanan kota Seoul jadi lebih terasa dengan jelas."

"Good boy, kalau begitu aku akan membawamu ke rumah makan yang dulu menjadi favoritku," ujarnya riang.

"Memangnya rumah makan itu masih buka?"

"Seperti yang aku bilang sebelumnya, bahkan jika rumah makan itu sudah tidak beroperasi, untukmu aku bisa memintanya untuk tetap buka," balas Jungkook yang kembali dihadiahi cubitan pada perutnya.

"Tae! Kau benar-benar, jika kau berani mencubitku sekali lagi, aku akan menciummu di sini sampai pingsan. Lihat saja."

"Dasar bajingan!" maki Taehyung yang malah ditanggapi tawa Jungkook.

"Yes, I am."

***

Ternyata rumah makan itu masih beroperasi, Jungkook tersenyum sangat senang saat mengetahui fakta ini. Dia memarkirkan motor miliknya di depan rumah makan sederhana yang berhiaskan ornamen tradisional Korea Selatan itu.

SAME PAGE [KOOKV VERSION] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang