Part 1

14.3K 720 11
                                    

            Pagi ini adalah pagi yang berbeda dari pagi-pagi yang sebelumnya. Dua keluarga sedang sibuk di depan rumah mereka masing-masing pagi ini. Alasannya hanya satu : anak mereka harus ke Yogya pagi ini. Anak bungsu pada salah satu keluarga itu keluar dari dalam rumah dengan wajah masih mengantuk. Dia mengucek matanya dan menguap lebar.

            “Dek, kamu kayak nggak minat banget mau pindahan...” kakaknya meliriknya.

            “Aku masih ngantuk, bang...!” Ravy, anak bungsu keluarga itu menguap lagi untuk yang ke sekian kalinya.

            “Nggak terasa, ya sekarang kamu udah kuliah..! Padahal baru kemaren abang lihat kamu masih pake baju SMA bareng sama Bima ke sekolah..” Azril, kakaknya menatapnya sambil tersenyum penuh arti. Ravy balas menatap kakaknya lalu mengangkat bahu.

            “Kan aku udah gedhe, harus bisa mandiri mulai sekarang...”

            “Mandiri apaan? Kamu sama Bima kan tinggal bareng di rumah Eyang..!” Azril menatapnya keki. Ravy hanya terkekeh ringan.

            Sementara itu, keluarga yang lain juga sedang sibuk memasukkan barang lain ke dalam mobil mereka. Anak laki-laki semata wayang keluarga itu sedang memasukkan kopernya ke dalam mobil dengan wajah ceria sambil menyanyi bahagia. Terbayang di ingatannya bagaimana bahagianya dia yang akan tinggal bersama dengan seseorang yang sangat dia cintai.

            “Kamu seneng banget yang mau pergi, Bim...!” Mamanya hanya memasang wajah kesal saat menatap anak cowok satu-satunya itu. Bima berhenti memasukkan barang-barangnya dan menoleh.

            “Kok Mama malah sedih? Aku kan udah berhasil masuk di Universitas ternama di Yogya, harusnya Mama bangga, dong sama Bima...!” Bima terkekeh ringan. Mamanya kembali menatap Bima dengan pandangan tidak rela. Sebenarnya ada alasan lain kenapa Bima sesenang itu sejak tadi. Alasannya hanya satu : Sebentar lagi dia akan tinggal bahkan sekamar dengan Ravy!

            Perlahan seulas senyum muncul di bibirnya. Dia mengingat kejadian kemarin saat dia mampir ke rumah Ravy. Dia sengaja mampir ke rumah Ravy untuk membuat list bersama barang apa yang harus dibawa ke Yogya nanti. Awalnya Ravy menolak dan mengatakan kalau urusan seperti itu hanya dilakukan oleh ibu-ibu dan juga cewek-cewek.

            “Kalo ntar ada yang ketinggalan gimana?” Bima bergulung di atas kasur Ravy dan mencoret-coret list di tangannya.

            “Emangnya di sana nggak ada toko, apa?” Ravy menatapnya keki. Dia berdiri di tepi ranjangnya sambil berkacak pinggang. Bima terkekeh lalu menarik tangannya kencang hingga Ravy terjungkal dan menimpa tubuh Bima.

            “Apa?” Ravy menatapnya cuek. Bima tersenyum lembut lalu mengelus pelan wajah Ravy.

            “Apa kamu tahu kalau aku sayang banget sama kamu?” dia mengecup sekilas ujung bibir Ravy. Ravy semakin memanyunkan bibirnya. Untung saja tadi dia sudah mengunci pintunya.

            “Kamu udah sering ngomong kayak gitu ke aku...!”

            “Aku nggak bakalan bosen ngomong kayak gitu...”

            “Nyebelin...!” Ravy memukul dada Bima dan kemudian tersenyum. Bima menarik kepala Ravy dan mencium bibirnya.

            “Kalo kita sekamar ntar, aku cemas banget...” Bima tersenyum, menampakkan aura evil di sekitarnya. Ravy balas menatapnya.

            “Cemas kenapa?”

            “Cemas kalo...” Cup! Bima mencium mata Ravy. “Mata ini melihat orang lain..” Cup! Kali ini hidung Ravy. “Hidung ini mencium aroma tubuh orang lain..” Cup! Ciumannya beralih ke pipi. “Pipi ini merah karena digoda orang lain..” Cup! Akhirnya bibir Bima sampai pada bibirnya. “Kalau sampai ini juga jadi milik orang lain, aku bisa gila!”

When? (RnB Series Season 2) - BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang