41 | Ujian

482 112 6
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

"Semuanya udah dibawa?"

"Udah kak."

"Kartu ujian?"

"Udah."

"Alat tulis?"

"Udah Kak Minho. Kakak bawel ih, sana balik, hush hush." Jisung terang terangan mengusir sang kekasih, menggerakkan tangan seolah meminta Minho supaya cepat pergi.

Ah ya ngomong ngomong, setelah sekian lama, akhirnya Minho memutuskan untuk nganter Jisung ke sekolah. Tentu hal tersebut dilakukan gak lain karena tupai mungilnya akan menghadapi ujian sekolah hari ini.

"Hahaha iya iya sayang, nanti jangan lupa sarapan dulu."

Pukk!

Merasakan tepukan di pucuk kepala, yang lebih muda lantas mengangguk sekilas. Tadi dia memang sengaja gak sarapan di rumah, ingin mengisi perut di kantin sekolah demi menghilangkan kegugupan. Setidaknya dengan begitu, Jisung gak mungkin terlambat mengikuti ujian.

"Iya Kak Minho, kakak juga ya. Makasi udah nganterin aku."

Berpisah di gerbang sekolah, sang dominan lantas melambaikan tangan singkat sebelum akhirnya menaiki motor matic miliknya yang cukup jarang digunakan. Mereka berdua lebih suka naik bus karena hemat biaya.

"Dadah kak, hati hati." si manis ikut melambai singkat, mengantar kepergian Minho lalu beralih melangkahkan kaki masuk ke area sekolah.

Beberapa hari berlalu dengan cepat, ngebuat Jisung mau gak mau harus berperang dengan kertas dan juga soal ujian sebagai bentuk perlawanan terakhir sebelum mencapai kelulusan. Gak kerasa tiga tahun udah dirinya menempuh pendidikan di sana dan setelah dipikir pikir, ternyata Jisung gak mempunyai terlalu banyak kenangan pada masa putih abu abu.

Melangkah seorang diri menuju kantin untuk membeli sebungkus roti dan juga sekotak susu, Jisung sibuk menetralisir degup jantung yang terasa lebih cepat dari biasanya. Meski udah mempersiapkan diri dengan baik, kegugupan masih aja menghantui. Si manis harus mendapat nilai yang bagus supaya bisa lulus di universitas impian.

Ngomong ngomong soal pendidikan, Jisung udah bener bener membulatkan tekad. Kedua orang tua setuju, Minho juga gak masalah dan pihak sekolah mengatakan akan membantu sebisanya. Mungkin sekarang memang saatnya Jisung untuk keluar dari zona nyaman.

Memasuki salah satu ruangan, sosok virgo itu kemudian mendudukkan diri di bangku miliknya, mengeluarkan makanan dari dalam saku lalu mengkonsumsinya sembari menunggu waktu untuk ujian dimulai.

Ting!

Notifikasi ponsel terdengar, Jisung langsung merogoh benda pipih tersebut sebelum akhirnya mengecek pesan dari Minho.

Sebuah senyum tipis terulas, sang dominan hanya mengirimkan foto bahwa dirinya masih menunggu di lampu merah.

Ting!

Dan satu pesan lainnya- sebuah kalimat sederhana yang mampu menghilangkan cemas yang Jisung rasakan.

Kak Minho

Semangat ujiannya sayang. Kakak yakin kamu pasti bisa

Bak matra sihir, kini Jisung gak terlalu khawatir. Minho telah mempercayainya, jadi Jisung juga harus percaya dengan kemampuannya sendiri.

━━━━━━━━━━ ⍣⍣ ━━━━━━━━━━━
b o y f i e  w i t h  a n x i e t y
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Hari pertama ujian berlangsung lumayan lancar, memang terdapat beberapa soal yang dia jawab asal tapi Jisung cukup pede dengan hasil yang akan keluar nanti.

Bersamaan dengan puluhan siswa siswi yang melangkah keluar dari gerbang, Jisung pun menuntun kaki kurusnya menuju halte dekat sana guna kembali pulang. Dia memutuskan untuk tetap menginap di tempat Minho ngomong ngomong.

Tin tin!

Mendengar bunyi klakson yang cukup dekat, Jisung sontak menghentikan langkah lalu menolehkan pandangan, "Hah? Kak Minho? Kok kakak bisa ada di sini?"

Menyadari jika sosok tersebut adalah kekasihnya, Jisung sontak beranjak mendekat, menghampiri Minho yang tengah menduduki motor matic di dekat trotoar yang terlindung di bawah pohon.

"Ayo pulang Ji."

Tersadar dari lamunan, Jisung sontak menganggukkan kepala lalu menerima helm yang Minho serahkan padanya.

Tanpa banyak kata, lelaki menggemaskan tersebut langsung mendudukkan diri di jok belakang, mengenakan helm dengan benar lalu mulai meluk pinggang kokoh di hadapan.

"Kok tumben kakak dateng jemput?" Jisung bertanya sembari menaikkan kaca helm yang cukup sering jatuh karena skrupnya sedikit kendor.

"Iya, pengen aja. Lagipula udah ada Chan yang jaga di toko."

Seulas senyum terbit di bilah tipisnya, sembari membelah jalanan kota, Jisung cukup memahami apa yang Minho pikirkan saat ini.

Pemuda tampan tersebut mungkin merasa khawatir, ingin berada di dekat Jisung ketika kekasih manisnya itu tengah menghadapi kesulitan.

Ya meski gak pernah diucapkan, Jisung tentu merasa begitu bersyukur karena memiliki Minho dalam hidupnya.

Ya meski gak pernah diucapkan, Jisung tentu merasa begitu bersyukur karena memiliki Minho dalam hidupnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To Be Continue

Tertanda, 07/09/2022

Bee, tebak siapa yang laper tapi mager makan

Boyfie With Anxiety [Minsung] ✔Where stories live. Discover now