"Udah, kenapa? mau jemput?"

"Ah itu problem nya, Jeongguk. Maaf, hari ini sepertinya Saya tidak bisa menjemput kamu, saya ada janji temu dengan beberapa pasien khusus soalnya. Bagaimana?"

"Oh gitu? yaudah gapapa, lo urus aja kerjaan lo itu deh, gue bisa kok pulang sendiri."

Mendengar kata ' pulang sendiri ' Jimin disana langsung melototin matanya kaget.

"Apaan?" tanya Jimin berbisik.

Jeongguk cuma gelengin kepalanya aja, sebelum akhirnya kembali merespon yang ada di telpon.

"Yakin, bisa? Orang tua kamu bilang sama saya kamu ga bisa lho pulang sendiri, Jeongguk."

"Engga, gue bisa kok sekarang."

"Minta di antar Jimin temenmu saja kalau gitu ya? nanti akan saya kasih imbalan untuk dia."

"Gausah bawa-bawa temen gue, dia ga bisa."

Jimin melotot lagi bingung,

"Apaansih anjir?" kata dia dengan keponya.

Jeongguk lagi-lagi cuma menggelengkan kepalanya.

"Yasudah kalau gitu, saya pesankan taksi online, ya? saya punya langganan, jadi kamu tidak perlu khawatir takut. dia baik kok."

"Ga perlu. Makasih. gue nanti pesan sendiri aja,"

"Jeongguk? kok bebal sekali? nurut ya?"

"Ck, lo juga kenapa bebal sih? dibilang gue gamau ya gamau! gausah maksa! udah, urusin aja kerjaan lo sana, gausah mikirin gue, RIBET!"

"Hey—dengerin saya dulu.."

"Bodo! Bye! Dasar ngeselin!"

Setelah itu, Jeongguk pun mematikan ponselnya sepihak dan melemparnya ke atas meja dengan kesal.

Jimin jelas kaget dengan pergerakan tersebut.

"Kenapa lagi sih yang?"

Jeongguk menghela nafasnya perlahan.

"Entahlah, males gue ngomonginnya juga."

"Si Pak Dokter?? kenapa lagi sih dia?"

Tak langsung menjawab.

Pemuda itu menyedot terlebih dahulu susu strawberry yang di traktir Jimin sejenak, hingga pada akhirnya ia pun kembali angkat bicara.

"Dia bilang gabisa jemput hari ini, ada janji sama pasiennya."

"Terus?"

"Ya terus dia bilang nyuruh gue balik sama lo, gue bilang kalo lo ga bisa."

"Iyaaa, lalu?"

"Ya gitu, dia malah maksa buat gue balik sama supir langganan dia. Ya gue ga mau lah, lo kan tau sendiri gue ga berani balik sama orang asing, Jim."

Jimin dengan tenangnya mencoba mencerna semua apa yang sahabatnya ini katakan.

"Padahal mau aja sih, yang? udah baik lho dia nawarin lo pulang di jemput sama supir langganan nya."

"Gue pastiin lo bakal aman sih balik sampe rumah."

"Engga, Jim. gue gamau.."

"Ya terus lo mau nya sekarang gimana, Jeongguk? mau pulang sendiri? pesen taksi sendiri? bukannya itu lebih berbahaya, ya?"

"Y-ya—yaudah kali ini gue mau deh numpang sama lo dulu! gapapa lah gue jadi nyamuk dan liatin lo berdua pacaran di mobil! yang penting gue balik ke rumah dengan aman."

Pak Dokter - taekook ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang