1. Awal mula

674 8 0
                                    

Hallo, Gua Ghifari Ahmad, biasa dipanggil Fari. Saat ini Gua berumur 18 tahun yang mana baru memasuki semester baru di salah satu Universitas negeri di Jawa Timur.
Gua berasal dari Jakarta, ya bisa dibilang anak rantau lah. Awalnya orang tua gua ragu ketika gua mulai jadi mahasiswa baru di tahun ini, tapi gua tetap membujuk mereka agar mereka mengizinkan gua untuk pergi merantau.

Gua anaknya biasa saja, gak ganteng dan ga jelek juga, tapi tetap kentang hahaha.
Sebelum memasuki semester baru, gua mencari latar belakang kampus gua, dari berita apa aja nih yang menyangkut kampus gua. Ada berita prestasi, program kampus, sampai rumor bahwa ada grup sekumpulan kaum LGBT di kampus gua.
Itulah yang membuat gua penasaran terkait dunia kaum LGBT.

Ada masa dimana gua sudah mulai cari kos di dekat kampus, dan memulai perantauan dengan rasa penasaran.
Gua bingung dan mulai searching terkait bagaimana sih cara mengetahui ciri-ciri kaum LGBT khususnya gay, Gay kampus, sampai dimana gua baru tau kalau ada yang namanya Dating Apps.

Disitu gua mulai mengunduh salah satu aplikasinya, sebut saja biru dan mulai registrasi. Tentu saja dengan nama samaran dan tanpa foto profile.

Betapa terkejutnya, ketika sudah masuk ke dalam aplikasi, ternyata ada keterangan jarak. Ada banyak sekali pengguna yang jaraknya kurang dari 500 meter dari tempat gua. Dari situ gua mulai yakin, ternyata bukan hanya rumor semata.

Tiba-tiba ada pesan masuk

"Hai"

Dia hanya say hi, tapi gua langsung buka profilnya. Jaraknya sekitar 200 meter dari tempat gua. Selanjutnya gya balas pesan tersebut.

"Iya Hai"

"Maba ya?"

"Iya nih, Maba. Masnya?"

"Aku sudah masuk semester 3, Salam kenal ya"

"Iya mas"

Dia meminta foto gua, tapi gak gua kasih karena gua orang baru disini dan tujuan gua menggunakan aplikasi ini hanya untuk memenuhi rasa penasaran gua.

Tidak hanya aplikasi dan orang-orangnya yang membuat gua penasaran, tapi juga bagaimana kaum tersebut berhubungan sex. Disitulah awal mula rasa penasaran gua lebih besar lagi terhadap LGBT, khususnya gay.

Gua mulai mencari di Twitter menggunakan hastag video gay, gay sex, dan sebagainya. Tak terduga, gua mulai menyukai hal tersebut.

Setahun sudah berlalu masa-masa discreet gua dan sekarang sudah memasuki semester 3, gua mulai memberanikan diri untuk bertemu sama orang dari Aplikasi Biru itu.

Meskipun awalnya takut, akhirnya gua berani untuk bertemu di kos gua.

Dia Maba kampus sebelah, namanya Riski, umurnya sih setahun lebih muda dari gua. Di kamar kos, banyak hal yang gua obrolin sama dia, dari Campus life, background dia, sampe ke dunia pelangi.

Karena gua masih dibilang baru di dunia pelangi, gua pun mulai bilang ke dia tentang hal yang bikin gua penasaran.

"Aku belum pernah kissing, sama mantan pacar cewek ku juga belum pernah dulu" kata gua.

"Mau aku ajarin mas?" Tanya Riski.

"Takut sih, tapi penasaran juga" ujar gua.

"Yaudah, sini aku ajarin". Ujar Riski.

Gua mulai rebahan di kasur, awalnya hanya cuddle aja. Gua merasa nyaman ketika cuddle.

"Wah asik juga ya cuddle" kata gua dalam hati.

Tiba-tiba dia tanya.

"Boleh aku cium mas?" Tanya Riski.

Gua cuma bisa mengangguk.

Akhirnya dia mulai cium gua, ternyata gini rasanya dicium. Gua gak boleh kalah, gua mulai balas ciuman Riski. Walaupun masih kaku, gua sudah berusaha balas ciuman dia sambil cuddle.

"Gimana mas?" Tanya Riski.

"Wah luar biasa, lumayan enak" ujar gua.

Dia pun mulai mengajari gua ciuman, gua yang awalnya kaku, sudah mulai berani pegang pantat dia, dan dia pun sudah mulai berani pegang kontol gua.

Gua merasa nikmat meskipun masih berpakaian lengkap dan hanya dielus dari luar celana gua.

"Boleh dibuka gak mas?" Tanya Riski sambil memegang celana gua. Namun, gua menolak itu. Karena gua belum siap walaupun gua penasaran.

Syukurlah, dia tidak memaksa gua buat melakukan lebih jauh. Di sore itu, gua sama dia hanya cuddle dan kissing aja.

Hal tersebut lah yang lebih membuka jalan gua untuk lebih explore lebih di dunia pelangi ini. Riski yang memperkenalkan gua kepada hal praktik.

Selesai cuddle dan ciuman, gua sama Riski pun mulai mengobrol kembali seperti awal tadi.

"Gimana mas? Enak gak?" Tanya Riski.

Gua dengan malu sambil senyum aja, "enak kok, not bad lah" jawab gua yang masih berusaha denial kalo gua ini masih straight tulen.

"Mas, boleh minta WA-nya gak?" Tanya Riski.

"Boleh, 0812*******. Udah?" Jawab gua.

"Udah mas, itu sudah aku WA" Ujar Riski.

Gua pun langsung cek hp, gua langsung membuka aplikasi WhatsApp dan menyimpan nomornya.

"Udah mau maghrib mas, kayanya aku mau balik ke kost". Ujar Riski.

"Oalah ya sudah" jawab gua.

Riski pun mulai merapikan diri, dan bersiap untuk pulang ke kosnya. Setelah rapi, gua pun mengantar Riski ke gerbang kos.

"Hati-hati ya" ujar gua kepada Riski yang sudah menaiki sepeda motornya.

"Iya mas, jangan kapok ketemu aku ya mas" ujar Riski.

Riski pun pulang, dan gua masih terbayang. Apa yang baru saja gua lakuin. Meskipun rasanya enak, tapi gua merasa bersalah terhadap diri gua juga.

Gua pun masuk ke kamar kembali, dan mulai merapikan tempat tidur dan kembali rebahan sambil memainkan hp.

----------

Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/zalizali19

Petualangan Mahasiswa RantauWhere stories live. Discover now