Halooooo
Dah ah, langsung aja yukk
Jangan pada pelit tauuuuuuu.
#HeppyReading
Malas bangun pagi mungkin sudah menjadi kebiasaan 80% anak muda indonesia, bukan karena apa, tetapi tempat tidur, selimut, serta bantal begitu menggoda dari pada apapun. Dan tanpa kita sadari rasa malas bangun pagi sudah seperti kewajiban anak muda zaman sekarang.
Begitu juga dengan Gistara Tanisha Gramanta, putri kedua dari Gabriel Gramanta dan Eritha Gramanta. Gistara atau yang biasa dipanggil Tara, sebenarnya bukanlah definisi orang malas, tapi hari ini rasa malas itu muncul. Padahal hari ini adalah hari pertama masuk sekolah. Iyapss, bener banget hari ini SMA Cakrabuana sudah kembali masuk seperti biasa, dan Tara adalah salah satu siswi baru di SMA Cakrabuana.
“Taraa, bangun yuk sayang, udah mau jam 7 nih, katanya hari pertama SMA, tapi kok lama bangunnya?” Eritha, itu adalah ibu Tara, malaikat tak bersayap yang mempunyai sifat lembut nan ramah ini menyadang nama sebagai nyonya besar di keluarga Gramanta.
“Enggghhhh, huwaaaaaa.”
“Mah, Papa sama abang dimana?” ucap Tara yang masih setia dengan selimut abu abu bercorak nada musik tersebut.
“Papa lagi mandi, kalau abang kamu lagi main game di ruang makan,” balas Eritha.
“Ooooo... Tara mau mandi dulu, tadi malam Tara udah beresin semua keperluan sekolah Tara, mama keluar aja,” kata Tara.
“Ooo, berani ya kamu sekarang ngusir-ngusir mama,” ucap Eritha dengan berkacak pinggang. Tapi Tara malah tertawa sambil berlari ke arah mamanya dan memluknya manja.
“Bukan mah, bukan ngusir, tapi mama mau ngapain dikamar Tara? Kalau masih mau disini sih gapapa, Tara mandi dulu mah, papay,” ucap Tara dengan cengirannya sambil berjalan santai ke kamar mandi.
“Dasar anak zaman sekarang,” batin Eritha.
Pagi ini Tara diantar oleh abangnya kesekolah, yaitu Raga Alry Gramanta, abang Tara satu-satunya. Yang saat ini tengah kuliah di universitas Indonesia jurusan kedokteran
“Masuk dulu ya bang.”
“Hm, bae-bae lu belajar, biar ga bodoh,” ucap Raga
“Si paling pintar,” cibir Tara lalu keluar dari mobil Raga.
Langkah mungil Tara membawa dia menuju SMA Cakrabuana, SMA terpopuler di Indonesia, yang mempunyai kerjasama dengan SMA yang ada diluar negeri. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa masuk ke SMA ini. Salah satunya adalah Tara, orang beruntung yang bisa masuk ke SMA ini. Bukan karena Tara orang berada makanya dia bisa masuk semudah itu ke Cakrabuana. Orangtua Tara tidak pernah memaksa anaknya untuk menempuh pendidikan. Tapi, orangtua Tara mengajarakan betapa pentingnya pendidikan itu.
“Ga sia-sia sih gue belajar selama 10 tahun, hahahaha,” batin Tara, sembari berjalan dan melihat setiap sudut SMA Cakrabuana ini.
“Tadaaaaaaa...,”
“Anjing mamak lo dua,” reflek Tara karena kaget. Lalu melihat siapa pelaku yang membuat jantungnya hampir copot. “Kalau lah tadi gue punya riwayat penyakit jantung, lo mau tanggung jawab?” tanya Tara kesal.
“Lemahhhh, padahal baru segitu doang,” ucap Reona sambil merangkul Tara. Reona Suci, sahabat Tara sejak kelas 1 SMP.
“Bacot lo ah,”
“Yelah ngambekan banget, kek emak-emak yang ga dapet promo minyak goreng di indomaret ae lo,” ejek Reona.
"Diem lo, kalau gak mau mulutnya gue koyak-koyak," ucap Tara resah pada Reona, atau yang sering disebut Ona.
Bercerita sedikit tentang Reona Suci. Reona Suci adalah anak dari seorang pengusaha mebel. Yang saat ini orangtuanya sudah memiliki 3 cabang di Indonesia. Reona adalah anak tunggal, dan seorang piatu. Ibunya meninggal ketika Roena berumur 3 Tahun, akibat tabrak lari. Yang sampai saat ini tidak ada yang tahu siapa pelakunya.
Reona itu pintar dibeberapa bidang. Tidak, Reona bukanlah ciri manusia yang sempurna, dia masih sangat mempunyai banyak kekurangan. Salah satunya menjahili Tara dan sering menjodoh-jodohkan Tara.
"Ning Nong Ning Nong....," suara bel sekolah yang di sambut dengan lagu maju tak gentar.
"Kepada seluruh siswa SMA Cakrabuana agar membentuk barisan dilapangan. Seperti biasa anak kelas 12 disebelah kiri saya, kelas 11 disebelah kanan saya, dan kelas 10 didepan saya. Untuk anak kelas 10, tasnya di letakkan di depan kantor BK, supaya tidak keberatan menggendong tasnya," begitulah kira-kira yang diucapkan oleh guru piket pada hari ini.
"Lama ya, kayak nungguin doi gue yang sampe saat ini tak kunjung muncul," decak Adam. Murid baru di SMA Cakrabuana. Tapi sayang, orang yang diajak berbicara hanya diam.
Hampir setengah jam, akhirnya upacara bendera telah selesai. Dan saat ini seluruh murid baru diserahkan kepada pembina OSIS dan juga para anggota OSIS untuk melakukan MPLS selama tiga hari kedepan.
"Baik, Selamat pagi semuaaa," Ucap Veros selaku ketua osis.
"Pagi kakkkk."
"Terimakasih semuanya atas atensi kalian. Baik, tadi ibu Onny telah memberikan tugas kepada saya. Tapi sebelumnya kalian akan dibagi dalam beberapa kelompok, dan itulah nantinya yang akan menjadi teman, saudara, dan keluarga kalian selama 3 hari kedepan."
"Baik, mohon di dengar baik-baik namanya, dan langsung membentuk barisan yang rapi," tutur Veros dengan tegas.
Setelah pembagian kelompok, ternyata Gistara dan Reona tidak satu kelompok. Reona yang rempong pun merasa tidak terima akan hal itu. Bisa-bisanya dia tidak satu kelompok dengan Gistara.
"Baik, ada 6 kelompok yang semuanya terdiri dari 27 dan ada yang 26 orang dalam satu kelompok. Dengarkan saya baik-baik, dan ini hanya akan saya ucapkan sekali saja. Saya akan buat nama kelompok kalian. Kelompok satu Pancasila, kelompok dua Bhineka, kelompok tiga Tutwuri, kelompok empat Garuda, kelompok lima Nusantara, dan terakhir NKRI. Kalian akan memasuki ruangan dan akan dipandu oleh kakak-kakak yang ada disini. Sekian dari saya, kalian bisa ikuti petunjuk dan arahan dari kakak-kakak yang ada di depan kalian. Selamat pagi," ujar veros lalu pergi ke arah ruang OSIS.
💫💫💫
YOU ARE READING
PROLOG RINDU
Teen FictionDipertemukan namun untuk tidak dipersatukan *** "Nanti kalau Sastra diemin Tara, Tara ga segan-segan buat pergi ya." Gistara Tanisha atau yang kerap di sapa Tara, manusia misterius pecinta Sastra. Bukan tentang makna kias atau puisi, atau novel. Tap...
