Prolog

14 2 5
                                    

5 Tahun Lalu
2017;

2 jam lalu sebelum tragedi.

Im Xiyeon berjalan dengan anggun menuju pintu luar agensi nya. Saat sampai di luar ia mendapati banyak nya para reporter yang mencegahnya dengan berdesak-desak, tak tega melihat itu Xiyeon meladeni mereka dengan berhenti sehingga para reporter secara serentak menyodorkan mic ke arah wanita populer itu.

"Xiyeon-ssi, kami mendengar bahwa anda menerima tawaran untuk debut akting, apakah anda akan menerimanya?" tanya salah satu reporter yang berada tepat dihadapan nya.

Wanita karir itu tersenyum lebar, sehingga membuat mereka yang menyaksikan ikut terkagum karena kecantikan wanita itu yang tiada tara.

"Aku belum memutuskan untuk menerima tawaran itu, tapi terimakasih bagi kalian semua yang menunggu debut akting ku, tapi saat ini aku bahagia dengan pekerjaan ini." sahut Xiyeon dengan jujur.

"Xiyeon-ssi, apakah anda tidak ada niatan untuk menjalin kasih?"

Saat ditanya reporter lain, raut wajahnya agak dipaksakan untuk tak terlihat sedih. Namun mereka yang sadar menjadi mengurungkan niat untuk mendesaknya.
'Maafkan aku seperti nya, aku salah bertanya. Aku akan bertanya hal lai—"

Ucapan reporter itu terputus saat wanita itu sendiri yang menyela nya. "Tidak, untuk saat ini aku tidak akan menjalin kasih. Kalau begitu permisi."

Usai sahutan akhirnya Xiyeon di kawal untuk melewati banyak nya reporter yang menghadang. Ia digiring memasuki mobil besar berwarna hitam.

Setelah masuk sana Xiyeon menghela nafas lelah. Di kursi depan mobil terdapat sang manajer yang akan melaju kan mobil nya.

"Kau hebat bisa menghadapi mereka seperti itu. Oh ya, hari ini waktu mu luang, kau bilang ingin bertemu seseorang bukan?"

Xiyeon menganggukkan kepalanya cepat. "Sudah lama sekali tidak bertemu dengannya, aku harap hari ini menyenangkan." sahut nya ceria.

Sang manajer hanya mengangguk senang. Lalu Xiyeon beralih membuka ponsel dan melakukan video call terhadap seseorang.

Tak butuh waktu lama video call tersebut tersambung pada seseorang yang dihubungi nya. Di sana terpampang jelas wanita cantik yang sibuk membuat kue donat.

"Xiyeon-ah, setelah pulang nanti aku akan menyiapkan ini semua. Cepat pulang! Aku menunggu mu." ujar sesosok wanita di seberang telepon itu.

Xiyeon menatap wanita itu takjub. "Maaf selalu merepotkan mu Heejin-ah, terimakasih atas bantuan mu selama ini. Aku senang kita akrab seperti ini. Bagaimana dengan keadaan papa? Dia baik-baik saja?"

Wanita di seberang telepon itu tampak termenung sebentar sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya cepat.

"Eyy..tidak perlu sungkan begitu, kita ini keluarga tahu. Ya, dia baik-baik saja. Tidak perlu khawatir. Bagaimana pemotretan mu hari ini? Lancar?"

Xiyeon mengangguk. "Terbilang cukup lancar, baiklah aku tutup dulu seperti nya sudah sampai di tempat tujuan." ujar Xiyeon.

"Eh, kau pergi kemana?"

"Ke taman tempat dulu bermain, kau ingat dia bukan? Aku akan bertemu dengannya."

Setelah mengatakan itu Xiyeon memutuskan sambungannya secara sepihak.

Wanita cantik itu turun. Dia menghampiri seseorang di sana. Dan pertemuan nya dengan orang itulah, tragedi tersebut terjadi.

...

Rasa cinta yang berlebihan memang dapat membutakan mata, ketika rasa cinta berlebihan itu menguasai hatinya, maka apapun akan dilakukan asal sang kasih kembali ke dekapannya.

Rasa tak bertanggung jawab dan bahkan rasa tak bersalah makin menghujani nya. Di saat dirinya sibuk menghentikan kebenaran di sana lah titik terang kebenaran semakin terlihat.

Sepintar apapun kau menyembunyikan sesuatu rahasia yang fatal, maka di sana akan ada seseorang yang menguak nya.

Pukulan besar dari diri sendiri adalah sulitnya menerima kenyataan dan bibir tak mampu berucap kata maaf.

Semua kejahatan yang dilakukan pasti ada ganjaran nya.

.

.

.

Hit and Run Accident! [00Line]Onde histórias criam vida. Descubra agora