🌻040. Muncul Kembali

Start from the beginning
                                    

"Okeh.... gapapa kalau lo emang nggak bisa! Tapi gue nggak suka diboongin! Dan, lo, udah boongin gue, Kak." papar Galang. Sebenarnya dia sedang emosial, lantaran mendengar kabar keadaan bundanya. Ditambah, ini pertama kalinya Ainaya tidak menjenguk bundanya itu. Ainaya yang biasanya paling cemas bahkan saat bundanya hanya terseduh sedikit air panas.

Bagi Galang, sekarang tidak masuk akal jika kakaknya akan bertemu ibu-nya Melayni, itu pasti bualannya.

"Okeh, akhirin semua ini. Gue akan ikut, sama lo." Ainaya  menghela nafasnya berupaya menenangkan adiknya.

"NGGAK USAH, KAK. LO MAU ADA, JANJI KAN? YAUDAH."

Jika dilihat dari keadaannya, ini sebenarnya adalah hal yang begitu sepele, namun entah apakah hati Galang yang sedang emosional atau apakah Ainaya yang memang sudah berbeda?

Galang dengan sigapnya menuju ke dalam kamarnya. Dengan penuh emosi dan tergesa-gesa, ia memasukkan beberapa pakaian ke dalam koper besarnya, tak lupa beberapa barang yang menurutnya penting ia masukkan juga.

"Dek.... gue minta maaf." lirih Ainaya, yang tidak berputus asa membujuk adiknya itu yang sedang emosional.

galang tidak menghiraukan Ainaya, dan terus saja melanjutkan aksi packingnya.

Hingga Galang selesai packing. Ainaya masih belum bisa untuk membujuknya dan alhasil.... Galang pergi meninggalkan Ainaya dan rumahnya itu di dalam keadaan marah. Sekuat apapun usaha Ainaya menenangkannya, hasilnya tetap saja nihil.

"GALANG!" jerit gadis ini dengan rasa penyesalan. Faktanya memang ia akan ada janji sama Ibu Melayni, karena Ibu Melayni ingin meminta maaf secara langsung padanya atas semua kesalahan anaknya. Namun karena kerasnya sifat adiknya malah memunculkan keretakan awal.

.....

"Jadi lo beneran masih suka, sama Ainaya?"-mulut yang melontarkan pertanyaan tersebut berasal dari bibir Farhan— Farhan teman dari Azka.

"Nggak ada, Hp gue di Sejuk." ucapnya berbohong, aslinya HP-nya sedang berada di kantong saku roknya.

"NAY!"

"Apa? Mau nyari ribut lagi?" tantang Ainaya.

"Alay banget, sih, lo. Gue cuma nggak buka blokiran lo doang ampe teriak! Dulu gue, saat lo blokir setiap hari, biasa ajah." sambung gadis itu tanpa ragu dia benar benar mengungkapkan kekesalannya di sana.

Azka menunjukkan kepalan tangan tepat di wajah Ainaya. Namun sedetik kemudian, dia menahan emosinya, menahan diri untuk tidak Meloloskan pukulannya.

(chapt 24: sensasi).

"ALZASKA! BERANI KAMU BERBUAT KEKERASAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH! APALAGI TERHADAP SEORANG PEREMPUAN!" ujar Bu Tuti guru bimbingan keamanan yang datang untuk menghentikan aksi Azka.

Yang mengejutkan, Bu Tuti datang bersama dengan Rara.
"GUE UDAH REKAM SEMUA BUKTI KEKERASAN, YANG LO LAKUIN KE AINAYA! SO, YES, BYE-BYE, BITCH, HAHA!" sorak gadis ini, bergembira. Jika kalian ingin tanyaka apa maksud dan tujuan Rara.... simple! Dia hanya ingin menjatuhkan Azka. Berani sekali pria itu mencintai gadis lain—Ainaya, selain dirinya seorang.

"Kamu mulai sekarang ibu keluarkan, dari sekolah ini! Angkat kaki kamu sekarang, dari sini!" tegas Bu Tuti. Di mana saat guru ini mengatakan sebuah perintah, tidak ada yang bisa menolaknya.

Azka tidak keberatan akan hal itu, dia bisa akan membalaskan dendamnya itu. Pria ini tidak mengubris sedikit pun perkataan Bu Tuti, malah Azka tengah mendekat ke arah Rara.

Memandangnya dengan tatapan tajam, seolah dia sangat membenci gadis itu. Azka kemudian mencengkram dagu gadis itu. "BERANI LO SAMA GUE, RA? MULAI SEKARANG KITA PUTUS, ANJING!"

"Haha... I have nothing, to lose for that." ledek Rara, mulutnya terkekeh.

"ALZASKA, IKUT IBU!" titah Bu Tuti.

Dengan luapan emosinya yang masih meledak—Azka meninggalkan tempat itu mengikuti ke arah Bu Tuti melangkah.

Dan itulah akhir kisah Azka, di sekolah ini.

"Thanks, Ra '

Rara menengok ke arah Ainaya memberikan senyuman kiri.
"Nggak usah beranggapan, kalau sekarang kita udah damai! Nggak sudi amat, gue." balas Rara. Ya walaupun masih gengsi, terhitung, Rara pernah melakukan satu hal baik untuk Ainaya.

"Gara-gara jalang itu, gue di keluarin dari sekolah! Anjing!" umpat pria ini, begitu kesal.

"Lo di keluarin dari sekolah, itu, karena kelakuan lo, Bro. Bukan karena Rara." ucap Farhan, walaupun yang ucapkannya itu adalah fakta, tetap saja, Azka panas mendengarnya.

Pria  yang terpancing emosi ini lantas meraih kerah baju Farhan dan langsung mencengkramnya.
"NGOMONG APA LO?!" bentak Azka.

tap ! tap !

"Lagi ada pertunjukkan? Tapi kok nggak ngundang-ngundang gue?" celetuk cewek ini sambil berjalan dekat ke arah Azka dan Farhan.

Rara.

"Lo? Wah, kayaknya lo mau masuk ke kandang musuh, nih." aAzka melepaskan cengkraman Farhan, dan perhatiannya itu teralihkan pada Rara.

"Haha.... halo my ex. Lo adalah banci, yang berkedok musuh." cemooh Rara. Dia meletakkan tangannya itu pada mulutnya yang sedang terkekeh.

"MAKSUD LO?" membuat Azka meninggikan nada suaranya.

"Ainaya udah jadian, sama Brian. Itu artinya, lo udah kalah saing, sama Brian." beber Rara,  lyang memberi Azka info buruk. Azka pun terkejut mendengarnya, dirinya kini semakin memanas saja.

"Tapi, lo masih bisa, kok milikin dia." cakap Rara, kini dia mulai berbisik di telinga Azka.

Azka terdiam dan fokus mendengarkannya  "Untuk jadiin Ainaya milik lo, lo harus milikin, apa yang nggak bisa Brian milikin."

Azka tercenggang telinganya semakin terpasang tajam-tajam.

"Apa?" tanya pria ini begitu penasaran.

"Tubuh Ainaya."  jawab Rara.

"Brian memang punya cintanya Aimaya, dan jiwanya. Tapi, tidak tubuhnya.... larena mereka belum menikah." lanjut gadis ini, yang ditamggapi baik oleh Azka. Pria ini tersenyum devil seakan begitu gembira, disusul juga Rara yang tersenyum devil.

Bersambung.....

INI BELUM KONFLIK UTAMAAA YAPS !

HAHA

Ainaya ( End )Where stories live. Discover now