I'm Your Home [END]

💕SPECIAL : VALENTINE💕

Walaupun sekarang mereka hanya makan pizza dan minum soda, tidak apa-apa. Toh yang penting mereka senang.

"Tadi sama Arga ngapain aja?" Tanya Al sambil menarik Ririn untuk bersandar di dadanya.

"Nonton film" jawab Ririn.

"Udah?"

"Iyaaa"

"Masa biasa aja?"

"Aku ga bilang biasa aja kan?" Ririn mendongak "dia nyewa satu studio."

"Kalo itu aku ga kaget" Al tertawa pelan "Pasti kalian ciuman kan di bioskop?"

"... Ga tau." Ririn mengambil gigitan besar pizza dan enggan menatap Al.

"Aku juga udah tauuu... Ga mungkin kalian ga ciuman" sindir Al "Tapi aku jadi iri..."

"Iri apa sih...?"

"Ya dia kan bisa kemana-mana sama kamu tanpa harus ngumpet-ngumpet kayak aku?" Al mengerdikkan bahunya.

"Aku juga lagi usaha kak... Sabar ya?" Ririn mengusap rahang tegas Al dengan jemarinya.

Al mengangguk, kemudian mengecup dahi Ririn lama "I love you"

"I love you more"

"I love you most"

Ririn tertawa "I love you most too"

Ucapan Ririn membuat senyuman Al terbentuk. Senyuman yang hanya ia tunjukkan untuk Ririn, tidak pada perempuan lain.

"Aku mau tanya sesuatu deh" ucap Al sambil menyelipkan rambut Ririn di telinga gadis itu.

"Okay, what?"

"Kamu lebih nyaman sama aku atau sama Arga?"

"Ya sama kak Al lah..."

"Gantengan aku atau dia?"

"Duh... Ng... Dua-duanya ganteng—IYA, KAK AL! Kenapa sih sering banget nyubit pantat aku..."

"Terakhir." Al berseru sambil menatap mata Ririn lurus "will you marry him without any problems, or with me who will definitely be very troubled?"

Ririn menatap mata jernih Al, kemudian menjawab "With you."

"Why?"

"Kak Al inget ga waktu pertama kali kita ngelakuin kesalahan dulu?"

"... Inget"

"You said, it's gonna be a hell of trouble. And it's proven now." Ririn mengerdikkan bahunya "Tapi apapun itu masalahnya, aku gapapa selama sama Kak Al. Because trouble has never been this fun."

Al tersenyum tipis "I'm gonna marry you. Ga peduli harus ngelawan siapa lagi. Ga peduli harus ngelewatin kegilaan apa lagi. Intinya selama kamu mau, aku juga bakal terus berjuang..."

Ririn balas tersenyum, lalu melumat bibir Al. Setelah tautan mereka terlepas, Al dan Ririn saling memandang seolah memikirkan hal yang sama.