12. I Love You

Beginne am Anfang
                                    

"Oh ya? Masak apa?" Tanya Han terus lepas jaket nya.

"Telur balado. Gak pedes kok, pedes dikit aja, " kata Isa sambil nunjukin gestur sedikit pakai peraga jarinya.

"Iya jangan pedes-pedes, nanti sakit perut. Yaudah aku mandi dulu ya Isa. "

Jawaban ok dilontarkan Isa, dia pergi ke dapur dan siapin nasi sama lauknya. Rasa-rasanya, masakannya udah enak sih. Semoga gak mengecewakan.

Suaminya aja udah kerja keras buat ngasih nafkah ke dia sama calon anaknya, masa dia nya sendiri gak ngapa-ngapain? Minimal harus masakin Han biar gak ngerepotin buk Irene juga.

Ngomong-ngomong, selama tinggal di sini dan selama hampir 5 bulan itu buk Irene bimbing dia sama Han, ngasih banyak banget petuah dan pembelajaran.

Mulai dari hal kecil misalnya beresin tempat tidur dan sampai ke hal yang buat Isa cukup susah yakni masak. Tapi Isa sendiri niat berusaha dan sekarang akhirnya bisa.

"Sebentar lagi ya Ilo? Ayah sama mama hampir selesai, gak akan kami biarkan kamu ikut ngerasain susahnya kami di sini, " kata Isa sambil elus perutnya pelan.

Seenggaknya, ada hikmah yang bisa dia dan Han ambil selama hidup di Malang.

Meskipun keluarga mereka kaya, harus dibiasakan jangan berfoya-foya.

•••

"Lexa, udah gue bilang jangan bolos kuliah lagi. Satu semester lagi lo tamat, dan udah berapa kali lo bolos?" Tanya Chris ke cowok cantik di depannya itu.

"Mantan diem aja, kuliah urusan gue, " bales Alexa pedes.

"Gak peduli mantan apa bukan, tapi lo harus pentingin kuliah lo. Gue ke sini juga nantinya ngasih kabar ke lo juga Alexa, " keluh Chris pelan.

"Chris, gue tau lo peduli. Tapi buat sekarang, gue cuma mau lihat kondisi Han sama Isa!" Bentak Alexa gregetan.

Helaan nafas pasrah mengudara, Chris tau betul tabiat Alexa. Suka ngomong pedes dan bentak-bentak kalau ada argumen yang gak sesuai sama Alexa sendiri.

"Dari segi lingkungan aman, tapi dari segi perilaku... Penduduk di sini kebanyakan kepo dan suka banget ngasih hoaks yang berlebihan sampai buat perselisihan antara penduduk satu sama yang lain, " jelas Chris.

"Tau gitu kenapa lo ngasih izin Han terutama Isa buat tinggal di lingkungan jelek kaya gini?! Lo gila Chris?!" Tanya Alexa berapi-api. Dia natap tajam mantan pacarnya itu.

"Karena itu pilihan mereka. Di Malang banyak perumahan tapi Han sama Isa berhenti di sini, mau gak mau ya harus tinggal di perumahan ini, " jelas Chris berusaha sabar.

Alexa gak boleh dibales sama bentakan.

"Tapi tenang aja, walaupun penduduk lain attitude nya jelek, Han sama Isa ada pendukung nya. Bu RT sekaligus pemilik semua unit perumahan ini yang selalu dampingin mereka berdua, ngasih tau banyak hal yang selama ini mereka gak tau. "

Chris senyum, dia lihat perumahan sederhana itu dengan tatapan sedikit nanar.

"Han sama Isa belajar banyak, bener-bener banyak hal yang bahkan kita aja belum belajar Lexa, " kata Chris terus noleh ke cowok cantik berambut sebahu itu.

"Mereka belajar sabar dengan keadaan ekonomi yang sangat terhimpit. Jadi gimana kalau dulu kita lakuin hal kaya Han sama Isa lakuin? Apa lo bakal sesabar Isa? Atau gue yang bakal setangguh Han?"

Alexa cuma diem dengernya.

•••

"Han, "

"Isa, "

Mereka berdua bertatapan terus terkekeh. "Kamu duluan, " kata Isa.

"Gak, yang lebih muda duluan, " jawab Han.

"Kalau kamu lupa, kita cuma beda satu hari Han, " kata Isa lagi.

Han cuma senyum, terus natap Isa, "kamu duluan."

Isa diem sejenak dan natap suaminya itu lekat. Tangan kanan nya ambil sesuatu dari saku nya dan taruh di atas meja.

Seketika, Han bingung. Ada amplop di sana.

"Uang ini bisa dibuat tambahan kelahiran Ilo Han, " kata Isa.

"Isa...?"

"Maaf aku gak bilang kamu, waktu hari Kamis sama Minggu selama kamu di perusahaan... Aku-aku buka les privat matematika buat teman-teman nya Juna, " cicit Isa pelan.

"Gak banyak kok Han, cuma 8 orang, " lanjutnya lagi.

Han diem, dia natap Isa intens.

Han cuma Hela nafas nya pelan, dia senyum terus tarik tangan Isa buat masuk ke pelukannya.

"Isa, gak apa-apa kalau kamu buka les privat matematika buat teman-teman Juna. Tapi, ada tapinya. Kamu jangan capek-capek ya?" Kata Han lembut.

"Gak capek kok! Kan bukan les yoga tapi cuma jelasin materi aja, " jawab Isa terus dongak natap Han.

Bagus karena Isa punya public speaking yang lancar. Sewaktu jelasin materi ke Juna dan teman-teman nya bisa santai dan gak gugup. Keuntungan lainnya ya semua anak yang di ajarin Isa bisa langsung paham dan konek karena Isa gak berbelit-belit tapi jelas ngasih materi.

"Udah jalan berapa hari atau bahkan bulan?" Tanya Han.

"Eum... Berarti udah 3 bulan ini. Gak lama jaraknya setelah kamu kerja kok!"

Han cuma terkekeh terus cium pipi chuby Isa. "Iya gak apa-apa, asal inget pesan aku aja. "

"I Love You, " kata Isa tiba-tiba.

Han senyum, "I Love You too, Isa. More than anything, you know right?"

Mereka langsung pelukan hangat sampai-sampai Han lupa ngasih tau kalau gajinya gak turun sementara ke Isa.

Ah udah biarin aja. Han bakal simpen itu sendiri. Isa aja bisa kerja keras buat cari uang, kenapa Han gak bisa?

Udah Han bilang, dia bakal berusaha, berusaha keras biar langkah hidupnya bareng keluarga kecilnya itu ada di titik teratas.













.・゜゜・
Sen, 10 Okt, 2022
To Be Continue















Accident || 𝚂𝚞𝚗𝚐𝚕𝚒𝚡Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt