Prolouge.

55 0 0
                                    

Lantas kenapa perpisahan selalu menyakitkan meskipun kerap kali singgah dihidup ini?.
Entah karena lemah? atau memang manusia tidak terbiasa karenanya?.

*Hujan turun, membasahi jalanan kota. beberapa orang berlarian hanya agar diri mereka tidak dibasahi oleh air yang terjatuh dari langit. beberapa anak tampak bahagia bermain dipinggir jalanan gang. tersenyum ceria seolah tanpa beban yang mereka jalani. beberapa kemudian menatapi hujan yang turun seolah membangkitkan kenangan yang mungkin saja mereka ingin lupakan. Deru kota saat itu seolah menggambarkan bahwa suasana sedang diliput kebahagiaan juga kesedihan.

****

Crashhh.....
*bunyi gelas saat aku memecahkannya. Sore itu adalah saat terberat yang pernah aku alami. beberapa saat sebelum itu adalah saat dimana aku mengalami perdebatan panjang. hubungan dua orang yang saat itu sudah tidak dapat lagi untuk dilanjutkan. dua pemikiran yang saling bertolak belakang membuat semuanya menjadi lebih rumit.

"bukankah hubungan itu untuk menyatukan dua pemikiran? memang aku tau tidak semua orang punya pemikiran yang sama, tapi kenapa berat sekali untuk menyatukan kita?". ucapku sambil berusaha mencari jawaban yang selama ini aku cari kepadanya.

"kita udah gak bisa lex, kita udah gak bisa. kamu selalu egois tentang semuanya!. aku juga punya duniaku. aku juga punya teman-teman dihidup aku. tolong mengerti, dihidup aku gak cuma kamu seorang!". suara lantang yang keluar dari mulutnya untuk berusaha mengelak tentang apa yang sudah ia lakukan.

sore itu memang jadi situasi yang panas sekali untuk dirasakan. atmosfer ketegangan yang kami berdua rasakan seakan lebih mencekam meskipun langit mengguyur hujan diantara kami. seolah memancing emosional yang ada diantara keduanya membuat harus menang argumen yang mereka keluarkan. ya, benar. tidak akan ada yang menang. kami semua kalah karena ego yang kami pegang. hubungan yang selama ini dibangun dengan panjang, saat itu harus berakhir dengan perdebatan panas karena ingin kebebasan sementara.

kita, usai...

SilentWhere stories live. Discover now