"Choi Yeonjun, ayo maju dan jawab soal nomor satu," panggil Soobin membuat Yeonjun hanya tersenyum miring.

Dia bangkit dari duduknya sambil mengambil spidol yang berada di tangan dosennya.

Soobin langsung terdiam ketika tangannya menyentuh tangan Yeonjun tadi.

Sialan, kenapa dirinya seperti anak perawan yang malu-malu begitu, walaupun memang iya sih.

Soobin kan gak ada pengalaman cinta sama sekali, jadi wajar jika dirinya masih cukup malu-malu saat ini.

"Jika aku berhasil menjawabnya aku akan dapat apa?"

Yeonjun berkata sambil menatap soal yang ada di hadapannya.

Soobin yang berada di belakangnya bisa mendengar ucapan Yeonjun.

"Kamu gak salah bicara? Meminta sesuatu ke dosenmu sendiri?"

Yeonjun lalu menoleh kearah Soobin sambil memainkan spidol di tangannya, lalu matanya terfokus kearah bibir dosennya.

"Anggap saja hadiah itu seperti sebuah penyemangat?"

"Ok, aku tertarik dengan sesuatu, itu harus menjadi sebuah hadiah untukku," lanjut Yeonjun sambil mengerjakan soal yang ada di hadapannya.

Berbeda dengan Soobin yang bingung, apa maksud dari perkataan Yeonjun barusan.

Dia menunjuk beberapa anak-anak muridnya yang lain untuk maju ke depan dan mengerjakan soal yang dia berikan di papan tulis.

Soobin duduk di bangkunya, dia gak akan percaya dengan jawaban Yeonjun, jadi dia gak perlu berpikir hal yang aneh-aneh.

Pemikirannya sudah seperti itu, namun dia mendadak kecewa sendiri dengan pikirannya ketika melihat bahwa Yeonjun selesai mengerjakan soal yang dia berikan.

Soal nomor satu adalah soal yang paling susah di antara 5 soal yang tulis di papan tulis.

"Hadiahku jangan lupa," ucap Yeonjun dengan pelan dekat sudut telinga Soobin yang terdiam ketika melihat jawaban yang dikerjakan oleh Yeonjun.

Berbeda dengan Yeonjun yang duduk dengan tenang di bangkunya saat ini.

Dirinya tidak bisa melakukan apapun kecuali mengoreksinya berkali-kali berharap ada yang salah namun tidak ada yang salah sama sekali dari jawaban yang ditulis oleh Yeonjun tadi.

Soobin mencoba untuk tenang bisa saja Yeonjun hanya bercanda dengan ucapannya tadi.

Namun ketika kelas ini selesai, semuanya langsung pergi keluar dari kelas dan sekarang hanya menyisakan Yeonjun dan Soobin lagi.

Yeonjun menoleh kearah pintu kelas yang tertutup, tapi itu hanya tertutup biasa dan tidak di kunci sama sekali.

Soobin bisa melihat tangan Yeonjun yang mengunci pintu kelas tersebut, seperti tidak ingin ada yang masuk ke dalam kelas ini.

Kenapa Soobin tidak pergi? Karena 15 menit lagi dirinya akan mengajar anak kelas lain di kelas yang sama jadi buat apa dia pergi.

"Apa yang mau kau lakukan, Yeonjun? Perbuatanmu beberapa hari yang lalu saja sangat tidak sopan dan aku memaafkanmu, lalu kamu membuat masalah lagi saat ini?"

"Masalah? Aku hanya meminta hadiahku saat ini," balas Yeonjun dengan balik bertanya kepada dosennya.

Soobin bangkit dari duduknya, dia sepertinya harus segera pergi dari sini.

Muridnya benar-benar bertingkah aneh sekali saat ini, lebih gila dari sebelumnya, padahal mana ada mahasiswa yang mencium dosennya sendiri.

Soobin baru saja bangkit dari duduknya namun dirinya malah terdorong ke belakang karena tangan Yeonjun baru saja mendorongnya ke belakang.

"Yeonjun, kamu taukan, perbuatanmu bisa saja aku laporkan ke semua orang, lalu kamu akan di drop out dari kampus."

Yeonjun saat mendengar ancaman dari dosennya malah tersenyum menyeringai saat ini.

"Yakin mau melaporkanku?"

Soobin tidak bisa melakukan apapun karena tubuhnya di tahan oleh Yeonjun dan mahasiswanya itu malah mencium bibirnya dengan cukup ganas saat ini.

Yeonjun tersenyum miring di balik ciumannya melihat Soobin yang tadi menolaknya malah menutup matanya saat ini.

Tampak sekali Soobin menikmati ciuman yang dimulai olehnya.

Dan sialnya, Yeonjun jadi tidak ingin menghentikan ciuman ini ketika dosennya itu malah membalas lumatannya saat ini.

Bahkan tangan Soobin yang hanya tergeletak lemah di bawah sekarang malah berada lehernya.

Soobin sepertinya sangat tidak sadar dengan apa yang dilakukannya sampai pada akhirnya dia panik sendiri ketika ada sebuah ketukan di pintu kelas ini.

Ciuman mereka berdua langsung terlepas dengan tubuh Yeonjun yang di dorong dengan cepat oleh Soobin.

"Itu hadiah yang cukup menarik, aku suka dengan hal itu, sampai jumpa di kelas selanjutnya," ucap Yeonjun sambil berjalan pergi menuju ke pintu kelas yang dia kunci.

Lalu Soobin hanya bisa mengacak-acak rambutnya saat ini, dia berasa dipermainkan oleh mahasiswanya sendiri.

"Sial, Choi Yeonjun sialan!" umpatnya di dalam hati karena dia gak mungkin mengumpat di antara para mahasiswanya yang sudah berada di kelas ini.

Tbc.

Intinya di setiap partnya selalu ada adegan gini-gini deh, gitu aja sih, nikmati aja, kaliankan suka, hehehe.

Ok, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.





















Salam,




Anaknya Taekook.

Enchanted -yeonbinOnde histórias criam vida. Descubra agora