Zehn : ❛Sweet Cake.❜

Start from the beginning
                                    

Cih, apa yang aku pikirkan? Gojo memutar kedua bola matanya.

Semenjak kejadian di mana ia meminta [Name] untuk menjauh. Gadis itu benar-benar melakukannya tanpa protes. Bahkan saat ada urusan, perempuan itu hanya meminta Megumi atau Haruto untuk menyampaikan urusan itu pada Gojo.

Rasanya agak aneh. Padahal, pria ini cukup tertarik dengan [Name]. Namun karena sifat kekanakannya, mereka jadi menjaga jarak seperti ini.

Yah ... menjauh seperti ini bisa membuatku tak perlu kesal lagi, sih ... dia rasanya mau 'mendekat' saja. Gojo cemberut.

Gojo tak ingin menerima orang lain lagi setelah kematian temannya dan mengikis jarak dengan [Name] rasanya bisa menghancurkan dinding pembatas itu. Yah, ternyata ... menjaga jarak seperti ini ada gunanya juga.

“Tapi ... apa mungkin aku harus minta maaf padanya?” Gojo menggaruk kasar tengkuknya dengan raut muka cemberut. “Perkataanku soal tak mempercayainya bisa jadi masalah. Dia mampu menjaga anak-anak itu dengan baik, tapi kalau aku dan dia jadi kayak gini, gimana caranya buat minta tolong, ya?”

Aku juga sudah menelpon Yuuta, dan ... gadis itu juga bilang tak masalah kalau aku bertindak dalam pengeksekusian Suguru ... ah, ini merepotkan. Gojo mendecih.

Pertanyaan tentang perbedaan antara rasa bersalah dan penyesalan melintasi angannya. Apa perbedaan dari kedua perasaan itu?

Yah ... [Name] tidak ada kaitannya dengan hubungan Gojo dan Geto. Si surai putih membiarkan temannya pergi ke jalan yang salah tanpa menghentikannya. Hanya membiarkannya bersenang-senang dengan ideologi barunya. Lalu ... berakhir mati di tangan Gojo.

Apa itu penyesalannya? Yah, mungkin saja. Kalau waktu bisa diputar ... kadang Gojo mungkin masih ingin merasakan perasaan senang tertawa dan menikmati waktu bersama Suguru seperti saat mereka masih sekolah dulu. Itu adalah masa-masa di mana ia bisa melepas penat dari misi dan tekanan walau hanya sementara. Tak apa. Setidaknya ada kawan baiknya.

Namun sekarang, ... tak ada lagi tempat baginya untuk melepas semuanya.

Lalu, perasaan bersalahnya muncul saat melihat [Name] ... yang tak ada hubungannya sama sekali dengan mereka berdua.

Gojo hanya memikirkan dirinya sendiri. Ia memendam penyesalannya begitu dalam yang kemudian muncul saat melihat saudara Suguru, lalu menangkap jika ini perasaan bersalah.

Memangnya dia punya salah apa sama [Name]? Tidak ada. Gadis itu bahkan tak tersakiti sama sekali dan Gojo tak merasa buruk atas apa yang dia lakukan pada [Name].

Dari awal, ini semua tentang apa yang dia lakukan di masa lalu. Tentang dia dan temannya. Si surai putih tak pernah berharap akan diam saat melihat temannya pergi. Dia ingin memutar waktu. Mengulang semuanya. Mencari tahu. Atau bahkan dia akan menyeret temannya untuk tidak pergi ke jalan yang lain hingga mengubah ideologinya lalu mati.

Dia berharap ... dia bisa melakukan itu di masa lalu. Menghentikan Geto Suguru.

Ah, ... begitu. Suara kekehan rendah Gojo keluarkan. Tangannya menyentuh muka. Menutup wajah tampan itu sebagian seraya tersenyum miring.

Ia sudah tahu perbedaan antara penyesalan dan rasa bersalah.

“Hm? Ini sudah jam berapa, sih?” Gojo merogoh saku. Menyalakan ponsel. Melihat waktu di sana. “Hee ... aku membuat anak-anak itu menunggu, ya ...?”

𔘓

“Ini sudah yang keberapa kalinya kau membuat kami menunggu selama itu?!”

Preciousness ❣ [uɿoƚɒꙄ oꞁoᎮ]Where stories live. Discover now