S2; 01

2K 199 21
                                    

———Happy reading~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

———
Happy reading~

Taeyong mengibaskan rambutnya yang sedikit basah. Ia keluar dari kamar mandi milik Senna dengan piyama bermotif beruang. Tubuhnya yang berat karena seharian bekerja kini terasa lebih ringan dan segar.

Pria itu kemudian melangkah gontai meninggalkan kamar yang dulu milik istrinya. Sekarang kamar ini sudah kosong, terisi saat ada tamu saja, tidak seperti dulu karena pemiliknya sudah berada di kamar yang sudah seharusnya dia tempati. Tidak lupa Taeyong menutup kamar tersebut sebelum ia melanjutkan langkahnya menuju kamar miliknya.

Taeyong berjalan dengan sangat pelan. sebisa mungkin ia tidak menimbulkan suara, mengingat sang istri kesayangan kini terlelap dengan posisi menyamping menghadap ke anak mereka yang berada di tengah ranjang.

Taeyong berdiri di samping ranjang dengan senyum lebar. Binar dimatanya tergambar jelas ketika melihat pergerakan sang buah hati. Ternyata, bayi mungil itu belum tidur.

Kaki bayi mungil nan menggemaskan itu beberapa kali menyentak kasur. Tangannya terus bergerak. Sesekali dia juga membuka mulutnya tanpa berhenti menggerakkan tangan dan juga kakinya. Terlalu menggamaskan dimata Taeyong.

Melihat hal tersebut membuat Taeyong tertawa kecil. Ia mengulurkan jari telunjuknya menyentuh pipi berisi putrinya hingga berhasil membuat bayi mungil itu menggeliat.

"Lucu sekali," gumam Taeyong mempertahankan senyum lebarnya.

Taeyong lalu menatap Senna yang tertidur lelap disamping putrinya. Wajah lelah Senna tergambar begitu jelas. Taeyong sangat tahu bagaimana kondisi Senna selama anak mereka lahir.

Waktu istirahat Senna hampir tidak ada karena mengurus anak mereka. Si kecil Lee Taeri sangat aktif. Tidak jarang Senna harus terjaga semalaman karena Taeri yang enggan untuk tidur atau tiba-tiba bangun. Senna bahkan harus mengambil cuti dan menunda kelulusannya karena hal itu.

Bagaimana dengan Taeyong? Sebisa mungkin Taeyong menyesuaikan waktunya juga. Meski sibuk karena galerinya yang semakin meningkat, dia juga tidak lupa membantu istrinya merawat Taeri. Meski tidak dipungkuri jika Taeri lebih sering bersama Senna dibanding dirinya.

Ketika melihat tubuh Senna yang kian kurus serta kantung mata yang semakin gelap, Taeyong merasa bersalah. Dia sangat ingin menemani Senna untuk mengurus Taeri di rumah. Tapi dia juga tidak bisa meninggalkan pekerjaanya. Galeri miliknya kini berkembang pesat dan dia yang harus mengurus semuanya.

Lamunan Taeyong buyar ketika jari telunjuknya diremas erat oleh putrinya yang masih terus bergerak semangat. Dia tersenyum manis menggerakkan tangannya yang digenggam si kecil Taeri.

"Ingin bermain?" Taeyong berbisik pelan menatap lembut putrinya yang tersenyum kecil. "Kita bermain di kursi ya?" lanjutnya.

Setelah mengatakan hal itu, tubuh mungil Taeri kini berpindah kedalam gendongannya. Ia mengangkat tubuh putrinya penuh hati-hati dan tanpa mengeluarkan suara karena enggan membangunkan Senna yang lelap.

Kuudere; endingWhere stories live. Discover now