Yang ditanya hanya memalingkan wajahnya ke arah lain, enggan menatap raut lembut yang Jeon Jungkook perlihatkan padanya.

Pria itu benar, mereka memang pernah mencobanya. Mencoba menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, tetapi dia tidak berhasil membuat Jungkook berhenti tidur dengan orang lain. Entah dirinya yang salah, atau Jeon Jungkook yang memang brengsek, tetapi Yoongi sendiri paham dia bukanlah orang yang tepat untuk seorang Jeon Jungkook. Karena sebesar apapun dia mencintai pria itu, memujanya hingga tahap memberikan apapun yang pria itu inginkan, tetapi dia tetap tidak bisa membuat Jeon Jungkook membalas perasaanya. Benar, Yoongi merasa bodoh karena mencintai pria brengsek seperti Jungkook.

"Apa ini? Kau perduli padaku? Dengar Jungkook, rasa sakit apapun yang aku terima karena mencintaimu itu adalah tanggung jawabku. Kau tidak perlu merasa bersalah, karena perasaanku adalah tanggung jawabku sendiri."

"Aku perduli padamu," sahut Jungkook tegas, "Kau satu-satunya manusia yang tahan berdekatan denganku, perduli padaku, dan mencintaiku—"

Deg!

Yoongi menatap Jungkook dengan mata berkaca-kaca, seolah siap menangis jika pria itu kembali membuka suara.

"Karena itu, aku tidak mau terus menyakitimu," ujar Jungkook sambil mengusap rambut Yoongi lembut. "Kau tidak boleh membiarkan dirimu terus dimanfaatkan oleh bajingan sepertiku. Kau Min Yoongi bisa mendapatkan orang jauh lebih baik dariku, Jeon Jungkook tidak pantas bersamamu, oke?"

Grep!

Yoongi memeluk tubuh Jungkook erat, kembali menangis di bahu pria brengsek ini. Membiarkan Jungkook mengelus punggungnya lembut, balas memeluknya. Pria ini sangat brengsek. Namun kenyataanya, Yoongi tau, bahwa ini bukan serta merta karena pria itu sendiri.

Jeon Jungkook mungkin punya kebiasaan buruk seperti berganti-ganti teman tidur, namun itu dia lakukan tanpa memaksa. Mereka semua yang datang pada Jungkook dengan sendirinya, mengemis kasih sayangnya walau hanya satu malam. Termasuk dirinya, tetapi dia dengan keras kepala menggunakan perasaannya hingga kini terjebak dalam perasaan yang dia miliki sendirian.

Karena sejak awal, Jeon Jungkook memberikan batasannya bahwa dia tidak akan menggunakan perasaannya dalam hubungan seperti ini. Kenyataan itu tentu saja dia sadari, bahwa sebenarnya orang-orang telah salah menilai pria ini. Karena di matanya, Jeon Jungkook adalah pria baik yang kesepian.

Lihatlah bagaimana pria itu meminta dia untuk berhenti agar tidak terus dimanfaatkan olehnya, Jungkook tidak mau dia terus terluka. Iya, karena selama yang Yoongi ketahui, Jeon Jungkook hanyalah pria biasa yang bersembunyi dalam topeng brengseknya. Entah berapa banyak bantuan finansial yang pria itu berikan secara diam-diam kepada organisasi sosial.

Jeon Jungkook mungkin menganggap dirinya sangat brengsek, iya itu memang tidak salah. Tetapi Yoongi tau, pria itu juga memiliki sisi lain yang coba dia sembunyikan entah karena alasan apa. Kejujurannya, tanggung jawabnya, dan keperduliannya telah membuat Min Yoongi jatuh cinta pada sosok itu.

"Berhenti menangis, kau tidak perlu menangisi bajingan sepertiku."

"Aku tidak menangis mu, brengsek!" maki Yoongi di antara tangis lirihnya. Jeon Jungkook lantas tersenyum sendu, semakin memeluk sosok itu dengan lembut. "Dengar, kau bisa mendapatkan orang lain yang kau cintai dan mencintaimu, tetapi nanti jika orang itu menyakitimu, kau bisa datang padaku. Aku akan menghajarnya untukmu, aku berjanji Hyung."

Yoongi tertawa kecil mendengar ujaran Jungkook barusan, dia menghapus air matanya, lalu melepaskan pelukannya.

"Aku tau," bisiknya.

"Good Man," puji Jungkook sambil menepuk kepala Yoongi bangga.

"Lalu bagaimana denganmu? Aku sepertinya sudah mengetahui alasan kenapa kau memintaku untuk berhenti."

SAME PAGE [KOOKV VERSION] ENDWhere stories live. Discover now