Namun langkahnya terhenti, saat sang kakak menyadari keberadaannya. Jungkook pun kembali mendengus dalam hati, paginya semakin bertambah buruk saja.

Sialan memang!

"Jungkook, selamat pagi. Kau mau berangkat ke kantor? Tidak ikut sarapan bersama kami?" Tanya Wonwoo ramah, pria itu menatap dirinya dengan senyumnya yang tulus.

Sebenarnya dia tau, jika dibandingkan dengan ayahnya sendiri, atau dengan ibu tirinya yang merupakan ibu kandung sang kakak, Jeon Wonwoo mungkin adalah satu-satunya orang yang tidak terlihat membencinya.

Dia pria yang ramah, baik hati, mudah tersenyum, pandai bergaul, dan memiliki banyak fans yang menyukainya karena dia adalah seorang selebriti papan atas di negara ini. Namun itulah masalahnya, karena kesempurnaan sang kakak itu, Jungkook merasa segala hal baik di dunia ini hanya mampir pada hidup Wonwoo, bukan padanya.

Jungkook iri, dan dia benci merasa begitu.

Lihatlah, bagaimana sang ayah terlihat enggan menatapnya, karena memang pria itu tidak menyukainya.

Kapan terakhir kali mereka sarapan bersama dengan obrolan hangat seperti itu? Rasanya tidak pernah.

Jika bukan karena sang kakak yang menolak mengelola perusahaan, dan lebih memilih dunia entertainment maka Jungkook pasti sudah ditendang dari rumah ini.

Iya, karena sejak di mana Jungkook bisa mengingat, hanya kebencian yang ayahnya berikan padanya. Ibu tirinya tidak lebih baik, wanita itu akan berpura-pura membelanya jika di depan sang ayah, sang kakak, atau di depan keluarga besar mereka, namun di luar itu dia seperti ibu pada umumnya--yang pasti akan lebih mencintai putra kandungnya, di bandingkan putra dari hasil hubungan suaminya dengan wanita lain.

Jungkook pun menunduk pelan, "Maaf Hyung, tapi aku harus segera ke kantor."

"Ah, sayang sekali... padahal kita jarang kumpul bersama, tapi kau benar-benar tidak bisa ya?"

"Aku--"

"Biarkan dia pergi, sudah hampir lewat jam masuk kantor. Sengaja terlambat masuk ke kantor bukanlah sikap seorang pimpinan yang baik," potong sang ayah, sambil menatap sang kakak lembut.

Hah? Lihat itu?

Melihat itu Jungkook dengan cepat kembali menunduk, dia tidak tahan berlama-lama di sini, karena jelas malah akan membuat hatinya bertambah muram.

"Aku permisi," ujar Jungkook pelan.

Setelah itu dia berlalu dengan langkah lebarnya, ke luar dari mansion megah ini guna memasuki sebuah mobil mewah yang sudah terparkir di depan rumah, dengan supir pribadinya yang mengemudi.

Kalian lihat? Hidupnya sebenarnya sangat kacau. Dia bukanlah seorang pangeran yang selama ini digambarkan memiliki kehidupan sempurna dan serba mudah.

Hidupnya kini tidak lebih dari bayangan sang kakak, dan boneka bagi sang ayah untuk mengelola perusahaan dengan baik. Tidak ada kasih sayang, apalagi cinta. Itu semua hanya omong kosong baginya.

Dia brengsek? Jelas saja, karena hidupnya selama ini penuh dengan kekacauan, lalu kalian masih mengharapkan dia memiliki belas kasih?

Jangan berharap padanya. Karena Jungkook tidak memiliki semua itu.

***

Taehyung membantu sang ibu memakan sarapannya, dia terlihat tersenyum lebar setiap kali wanita yang telah melahirkannya itu membuka mulut, menerima suapannya.

Sudah lima hari sejak operasi sang ibu, dan kini ibunya sudah sadar, bahkan sudah bisa makan, meskipun itu adalah makanan yang khusus disiapkan oleh pihak rumah sakit. Dan ini juga sudah lima hari, sejak Jeon Jungkook membayar dirinya seharga setengah miliar, namun hingga sekarang pria itu tidak juga menghubunginya setelah malam panas keduanya.

SAME PAGE [KOOKV VERSION] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang