favorit girl (Ten x Rosé)✓

Start from the beginning
                                    

Bus mulai berhenti di halte, semua penumpang yang kebanyakan anak sekolah mulai keluar dengan tertib. Aku memperhatikan mereka satu persatu, lalu mataku melihat cowok berhoodie putih itu, entahlah tiba-tiba aku merasa lega.

Dia juga menatap ku, pandangan kami bertemu tapi tiba-tiba dia terlihat menyipitkan matanya seperti tengah tersenyum kepadaku. Ah, tidak aku tidak boleh terlalu percaya diri.

"Ten buruan woy, jangan berhenti di tengah jalan!"

Aku maupun cowok itu sama-sama terkejut, cowok itu berhenti menatapku dan menyingkir dari depan pintu. Jadi kami tadi bertatapan cukup lama ya. Bus sudah melaju, aku maupun cowok itu masih sama-sama diam dan saling menatap, perlahan aku mulai menunduk lalu tersenyum canggung.

Kupikir setelah itu dia akan pergi, tetapi cowok itu malah ikut duduk di sampingku. Aku berdeham canggung lalu pura-pura memainkan ponselku, keadaan begitu sangat canggung.

"Nunggu jemputan?" Aku terperanjat, padahal dia tidak bermaksud mengagetkanku tapi entah mengapa aku bisa terkejut.

"Iya." Aku pun menjawab apa adanya.

"Lo.... Maksudnya kamu biasanya naik motor sendiri kan?"

"Iya, motornya lagi di bengkel."

Hanya sesaat kami bercengkrama lalu kembali dalam keadaan canggung lagi. Aku berpikir, apa yang aku pikirkan sampai begitu ingin menemuinya hanya karena rasa penasaran.

Hari sudah semakin sore namun dia masih senantiasa menemaniku duduk di halte, aku merasa tidak enak dia kan belum berganti pakaian, juga belum makan siang. Tapi kalau aku menyuruhnya pulang, aku takut dia tersinggung dan mengira kalau aku mengusirnya.

"Udah sore, masih belum di jemput loh kamu. Mau tak anterin aja?"

"Iya juga... Kamu pasti juga laper kan, harusnya kamu pulang makan siang. Tapi kamu malah nungguin saya."

Cowok itu tersenyum, begitu manis menurutku. "Kamu perhatian, btw kita belum kenalan loh. Kenalin Tendra, tapi lebih suka dipanggil Ten."

"Rosé." Aku menerima uluran tangan itu.

"Yaudah kita makan dulu di kafe situ, setelah itu baru anter kamu pulang."

"Jalan kaki, yakin? Kalo seumpama rumah saya sama kamu beda arah gimana?"

"Itu gampang." Ten mulai menarik tanganku begitu saja tanpa rasa canggung, tidak memikirkan jantungku yang sudah berdebar kencang.

Kami makan di kafe sebrang halte, ditemani percakapan ringan supaya suasana tidak canggung. Ten, cukup hiperaktif untukku yang introvert. Namun ada yang begitu mengganjal, dia terlihat tertawa namun di matanya seperti ada begitu banyak kisah yang tersimpan.

"Rosé, gue cari lo kemana-mana malah disini. Udah sore, ayo pulang."

Jungkook, kenapa harus datang sekarang. Ku lihat ekspresi Ten berubah drastis, tatapannya begitu dingin menatap Jungkook, dan tak ada senyum seperti tadi.

"Iya bentar pamitan dulu!" Aku menyuruh Jungkook untuk menunggu diluar, lalu perhatian ku kembali kearah Ten.

"Ten, saya.... Maksudnya aku pulang dulu ya. Makasih udah mau nemenin. Anyway kamu gapapa pulang sendiri?"

Oneshoot ROSÉ and BoysWhere stories live. Discover now