1

3 1 0
                                    

Matahari belum muncul. Jangkring terus berderik di antara rumput liar. Setiap tetes air jatuh menabrak tanah. Sebuah ruangan menyalakan lampu terlihat dari jendelanya.
Pemilik kamar terduduk di pinggir dipannya dan menggelantungkan kakinya. Melompat turun dari kasur yang diletakkan diatas lemari, ia membuka kulkas kecil yang ia taruh di pojok kamarnya dan mengambil biskuit sereal.
Keluar dari kamar, ia turun dari tangga dan menuju dapur untuk menghangatkan susu. Mengambil kubis, tomat, keju lapis, roti, dan daging iris, ia memanaskan wajan dengan mentega untuk memanggang roti dan daging.
Susu yang sudah dipanaskan ia mencampurkannya dengan kopi pada gelasnya. Setelah menyiapkan dua roti yang ia bungkus dalam kotak makan, ia pergi ke kamar mandi untuk menghilangkan seluruh hal kotor yang mungkin saja menempel di balik pajama nya.

Skyea mengelap wajahnya yang basah dan mengambil pelembab bibir yang ia oles pada bibir tipisnya sembari memperhatikan bibirnya pada cermin.

Hari yang sama

Skyea datang ke sekolah dan mengambil buku buku yang sudah ia hapal berulang kali. Menyusuri lorong sekolah berulang kali. Jam pertama adalah pelajaran sains kimia dengan Mr. Joseph. Lalu pelajaran sains fisika dengan Miss Dahlia yang memberi tugas kelompok untuk membuat karya atau membuat riset yang berkaitan dengan sains dan misterinya.
"Kau ikut denganku sini," Tobias mengibaskan tangannya, mengajak Skyea menggabungkan kursinya pada gabungan kelompoknya.
Skyea menarik kursinya untuk bergabung. Kevin  memulai diskusinya mengenai apa yang akan mereka buat.
"Aku tertarik dengan riset teori, seperti teori dunia simulasi," kata Jacquen.
"Kalau kalian tetap menjalankan riset ini aku akan beri nilai pas saja untuk kalian. Aku tidak menyuruh kalian membuat konten video teori di internet," kata Miss Dahlia ketika melewati meja mereka.
"Sialan," bisik Jacqueen.
"Pastikan kalian mendapatkan bahan yang bagus. Waktu paling lambat pengumpulannya adalah satu bulan, tepat pada festival sekolah. Jam saya telah berakhir, bila ada yang ingin ditanyakan bisa mendatangi ruangan saya atau via online," Miss Dahlia meninggalkan kelas bersamaan dengan bel istirahat.
Skyea mengambil kotak makannya dan pergi ke halaman belakang untuk makan sambil membawa laptop. Baru sampai di halam belakang ia langsung ditarik oleh Jacquen dan hampir menjatuhkan bekalnya.

"Hey!" Peringat Skyea.
Jacquen tidak berbicara apa apa dan menariknya ke kantin.
"Ayolah, makan dengan kami saja," kata Jacquen. Membawanya ke meja dengan orang yang sama dengan anggota kelompoknya. Jacquen, Tobias, Kevin, dan Frank.
Skyea agak bingung, namun pada akhirnya ia tetap duduk ketika Jacquen meyakinkannya untuk duduk. Ia pikir mereka ingin membahas tugas. Namun mereka membahas hal lain dan malah membahas hal random lain. Sedangkan Skyea tidak melihat alasan selain untuk makan dan bernapas. Dan situasi ini membuatnya tidak jadi untuk membuka laptopnya.

Skyea pada akhirnya selesai dengan pekerjaannya dan dalam perjalanannya pulang ke rumah. Tiba tiba saja seseorang mendekapnya dari belakang.
Skyea reflek meronta. Ia ingin menabrakkan kepalanya kebelakang namun badannya lebih pendek dari orang itu, sehingga ia berusaha membuka mulutnya dan menggigit tangan berselimut jaket itu.
Skyea kabur dan pergi ke lorong dan memanjat tumpukkan kardus diikuti orang itu. Melompati pagar ia menyusuri gang dan hampir dicegat oleh orang yang berbeda. Ia mendistorsi tubuhnya menjadi eror dan melewati orang itu dengan mudah.
Seseorang lainnya menembakkan peluru ke arahnya yang hampir menusuk telapak kakinya. Skyea melompat menghindar mendarat di tangga luar apartmen dan lompat ke atap menghindari peluru lain. Ia mengambil salah satu papan yang ia gunakan untuk menangkis peluru. Peluru yang kembali pada mereka justru tidak melukainya. Seperti hanya menembusnya.
Tiba tiba saja seseorang mendekapnya dari belakang dengan kain bius. Padahal dibelakangnya hanya sebuah tembok.

....

"Hei, kau yakin ini akan berhasil? Ini jam 9 malam, kalau tidak segera bangun kita harus terus mengulanginya dari awal lagi! "
"Sabar, aku yakin dia bergerak tadi,"
"Kenapa kita mengikatnya? Kita seperti penculik sekarang?"
"Itu yang akan kita lakukan,"

Skyea membuka matanya dan mendapati Jacquen, Kevin, dan Frank duduk berbincang sambil meminum kopi.
"Akhirnya bangun juga dia," kata Kevin. Dia menuangkan kopi pada gelas dan memberikannya pada Skyea. Ia lupa bahwa mereka baru saja menculiknya dan mengikatnya di atas kursi bersebelahan dengan kursi mereka.
Kevin menaruh gelas di depan Skyea dengan sebuah sedotan.
Tobias yang masuk ke ruangan yang sepertinya ruang makan, melepaskan simpul kain yang membungkam mulut Skyea dari belakang kepalanya.
Skyea mengamuk dalam diam dan berusaha menggigit jari Tobias sebelum Tobias menarik kembali tangannya.
"Tenang tenang, minum dulu kopimu," kata Jacquen, "aku punya roti kalau kau mau."
"Kalian bercanda. Lepaskan aku," kata Skyea menekan setiap katanya.
Jacquen juga meletakkan sebuah berkas di depan Skyea.
"Aku sudah mengetiknya dan mencetaknya dan melakukan seluruh kegiatan ini berulang kali. Dan kupastikan kali ini tidak sia sia," kata Frank.
Skyea membaca halaman depan berkas itu.

Loop and Simulation Escape

"Kelihatannya berapa kalipun kami mengulangi hari yang sama sepertinya hanya ada satu perbedaan yang kami dapatkan sejak entah kapan itu hari pertama kami terjebak. Dan kami akan memastikan, kau itu sama dengan kami atau mereka? Apalagi sepertinya badanmu bisa terdistorsi untuk menghindari kami," kata Frank.
"Sudah lama kita semua terjebak dalam loop. Bisa saja kita melewati hal yang sama seribu kali," kata Skyea.
"Apa maksudmu 'semua'? Maksudmu semua orang disini adalah orang yang terjebak?" Tanya Kevin.
"Ada banyak, tapi sepertinya sebagian orang yang terjebak tidak sadar bahwa mereka mengulangi kejadian sama berulang kali. Mereka bangun dengan pemikiran yang sama setiap paginya. Karena itu orang orang beraktifitas sama," kata Skyea.
"Bagaimana denganmu?" Tanya Jacquen.
"Aku sudah melakukan ini berulang kali juga, seharusnya pada istirahat makan siang aku makan di halaman belakang. Lalu istirahat kedua seharusnya aku berkeliling, perpustakaan dan bertanya pada beberapa orang tapi lebih banyak  yang tidak menunjukkan perbedaan. Tapi aku tidak memperhatikan kalian sebelumnya," kata Skyea.
"Setidaknya apa yang bisa kami lakukan untuk menghentikan loop? Bagaimana caranya kami bisa keluar dari simulasi ini??" Tanya Tobias.
"Aku tidak tahu, " tanya Skyea.
"Apa kau bilang tadi banyak yang tidak menunjukkan perbedaan?"tanya Frank.
"Ya, tapi mereka hanya mengubah beberapa kata dan berakhir pada makna kalimat yang sama," kata Skyea.
"Siapa?"tanya Kevin.
"Pustakawan dan ibu kantin," kata Skyea.
"Tapi ibu kantin di sekolah itu tiga kembar," kata Tobias.
"Ya, bukannya itu sesuatu yang aneh juga?" Tanya Skyea.
"Jangan bilang kalian mau kesana malam malam begini. Memangnya sekolah masih dibuka di malam hari?" Tanya  Skyea.
"Tidak ada yang tahu kan?" Tanya Jacquen.
Mereka tiba tiba membawa tas mereka masing masing dan membawa tas dan masing masing memasukkan pistol ke dalam tas mereka.
"Dari mana kalian mendapatkan pistol itu?"tanya Skyea.
"Ada didalam rumah ini," kata Tobias.
Skyea mengitari pandangan ke sekeliling dan menyadari sesuatu.
"Ini rumahku sialan! Dimana kuncinya?!"
"Sudah kutaruh di lubang kunci dalam," Tobias menarik kursi Skyea dan melepaskan simpul yang mengikat tangan dan badannya.
"Ini juga kopiku," keluh Skyea mencium bau kopi yang sebelumnya Kevin seduh untuknya.
"Tunggu, dirumahku ada pistol?"tanya Skyea.

....


































Player EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang