Kejutan 2

134 17 0
                                    

Asano Gakuho menatap sosok alien di depannya, "Jadi ada perlu apa Koro-sensei ingin bicara berdua denganku?" Dia bertanya, saat memastikan kedua guru tersebut keluar dari ruangannya.

Koro-sensei menggosok tentakel miliknya itu, "Aku setuju dengan usulanmu, hanya saja bisakah aku tetap memberikan pelatihan padanya?" Koro-sensei menatap pria di depannya secara seksama.

"Pelatihan? Apa yang ingin kau latih?"

Asano Gakuho menyatukan kedua tangannya meletakkannya dibawah dagu.

"Bagaimana ya bilangnya... Tapi ingatan Nagisa sudah kembali. Aku sudah mengembalikan ingatannya."

Kepala sekolah tidak terkejut mengenai kenyataan itu, sejak awal dia sudah menyadari gelagat keponakannya itu. Sejak dia melihat gadis biru itu menangis sembari menuruni bukit dia sadar, ingatannya sudah kembali.

"Kalau mengenai itu aku sudah sempat curiga." Ucap Gakuho. "Tapi apa yang lainnya sudah tahu?"

"Tidak. Aku merahasiakannya. Hanya Aku, dan Ritsu saja yang tahu."

"Jadi, latihan apa yang ingin kau ajarkan?"

"Seni dalam membunuh." Ucap Koro-sensei.

Asano Gakuho tidak terkejut mengenai itu. Lagipula kelas E memang mendapatkan misi untuk membunuh bukan?

"Kurasa kau juga sudah tahu masa laluku, aku ingin mengajarinya cara untuk membunuh. Aku tidak akan menuntutnya untuk menjadi pembunuh sepertiku ataupun Irina-sensei, hanya saja untuk perlindungan diri. Barangkali itu akan berguna untuk masa depannya kelak. Ya meskipun aku tahu dia ingin menjadi guru, tapi tidak ada salahnya bukan?" Jelas Koro-sensei panjang lebar.

"Lakukan saja, aku juga sudah menyadari bakat yang tertidur di dalamnya. Aku tidak tahu apa yang  Hiromi lakukan sehingga dia memiliki kemampuan itu. Tapi selagi kemampuan itu dapat berguna aku setuju." Asano Gakuho menyetujui usulan itu. Asano Gakuho menyiapkan pisau anti sensei dari dalam saku miliknya menunggu saat yang tepat.

Koro-sensei menghampirinya, Asano Gakuho menyerangnya tentu saja Koro-sensei dapat menghindar.

"Ku kira serangan ini dapat mengenaimu." Ucap Asano Gakuho sembari memainkan pisau itu.

"Kau harus banyak berlatih kepala sekolah, atau kau ingin ikut sesi pembelajaran di kelas E?" Tawar Koro-sensei. Baginya siapapun boleh ikut berpartisipasi dalam membunuhnya, meskipun muridnya sepakat untuk menyelamatkannya.

"Terdengar menyenangkan. Atau aku bisa ikut mengajar di kelasmu? Tidak buruk juga bukan? Kau mengadopsi caraku mengajar, kenapa tidak kau undang saja pelopornya?" Ucap Asano Gakuho.

"Nyuyaaa. Kau tidak bermaksud untuk merebut murid-muridku bukan?! Kau sudah punya segalanya janganlah kau ambil mereka." Ucap Koro-sensei dengan panik.

Asano Gakuho sweatdrop melihat kelakuan makhluk di depannya ini. Bagaimana bisa dia menjadi panutan oleh keponakannya itu dan membuat keponakannya beserta murid kelas E melebihi ekspektasinya.

"Aku hanya penasaran bagaimana cara kelas E belajar, jadi bisakah aku mengisi di kelas itu sehari?"

"Eh? Hmm kalau begitu silahkan. Sesama dewasa dan profesional kau boleh mengisi di kelas itu." Ucap Koro-sensei.

Kini keduanya memutuskan untuk bermain catur, semula mereka saling bingung ingin melakukan apa. Lebih tepatnya Koro-sensei yang bingung, dia sudah mengizinkan seluruh muridnya untuk pulang lebih dulu. Semua ide permainan yang ingin dia lakukan bersama muridnya terpaksa tidak dapat dia lakukan. Tidak mungkin bukan dia mengajak kepala sekolah untuk bermain polisi dan penjahat ataupun perang-perangan bukan?

What ifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang