Pelaksanaan

37 24 14
                                    

Selamat membaca 💞🤗
Seperti biasa, menerima krisar🤭🔥

Hari itu telah tiba, hari dimana pembuktian pelajaran selama tiga tahun lamanya membuahkan hasil atau tidak. Yap benar, hari ini adalah hari Senin. Hari UKOM sesi pertama dilaksanakan.

Aku dan kelima temanku sedang di pondok yang berada di taman belakang sekolah. Kami sibuk dengan modul masing-masing. Lebih tepatnya hanya mereka bertiga, sedangkan aku dengan Rini seperti biasa kami bersantai sambil makan.

Sesekali menengok modul yang lecek, tentu saja bukan lecek karena terlalu banyak dibaca. Tapi, terlalu banyak dibolak-balik tanpa minat.

"Gabut." Celetukan itu berasal dari mulut Rini.

"Hmm iya nih, mau baca wattpad tapi agaknya ini bukan waktunya," jawabku sambil melirik Ina yang sedang bersusah payah menghapal kode.

"In, makan dulu tuh bakso keburu dingin," ujar ku sambil menyodorkan semangkuk bakso kepada Ina.

Ina menjawab hanya dengan anggukan, aku kembali menyuapkan batagor kesukaan ku kedalam mulut. Namun, tiba-tiba kami dipanggil untuk memasuki kelas. Sepertinya, akan ada arahan dari Pak Rendi.

Kami bergegas ke kelas, sebelum Pak Rendi mengeluarkan petuah-petuah nya. Aku menyuapkan batagor terakhir ku, dan meminum es yang masih tersisa. Dengan tergesa-gesa aku buang es sisa tadi lalu berlari ke kelas.

"Huft, belum terlambat," ujar ku sambil menghembuskan nafas.

Lalu, tak lama Pak Rendi memasuki kelas dengan muka lesu. Mungkin lelah karena mempersiapkan UKOM kami.

"Anak-anak seperti yang saya beri tahu kemarin, kalian siap ya jangan tegang," ujar pak Rendi.

Kami yang berada di kelas menghela nafas berat. Oh iya, di dalam kelas ini ada sepuluh orang siswa dan di lab yang sedang UKOM juga sepuluh. Sesi pertama dibagi menjadi dua tahap gitu.

"Tadi bapak melihat kesalahan teman kalian, cara memasang kabel mereka salah. Sebaiknya sekarang kalian berlatih memasang kabel, walaupun itu pekerjaan mudah tapi jika dalam keadaan tegang seperti ini biasanya susah," jelas pak Rendi.

"Pak pengujinya galak ya pak?" tanya salah satu teman ku.

"Tidak galak tapi ya selayaknya penguji sih pasti agak sangar. Dan kalian jangan mengecewakan bapak ya, pasalnya hanya sesi satu yang diuji oleh pihak perusahaan. Sesi dua besok, tidak diuji oleh penguji dari perusahaan," jawab pak Rendi.

"Baik pak." jawab kami serentak.

"Ok, bapak tinggal lagi ya, jangan lupa hafalkan kode-kode nya. Ingat-ingat lagi materi yang sudah bapak beri, modulnya juga jangan lupa dibaca," ucap pak Rendi mengingatkan. Setelah itu, beliau pergi meninggalkan kelas.

Kami satu ruangan panik, kami semua takut tidak berhasil. Lalu, harus mengulang lagi dan mengulangnya pun harus mengeluarkan biaya tambahan. Karena harus membayar penguji dari luar.

Aku yang dari tadi santai pun sekarang malah ikut panik. Aku pesimis bisa berhasil, seketika apa yang aku hafal hilang begitu saja. Otak ku nge blank, perut ku mules, dan nafsu makan ku hilang.

"Sial yang dari kemarin aku hafal tiba-tiba hilang di dalam otak," ujarku sambil mengetuk-ngetukkan pulpen pada dahi.

Pemikiran buruk hinggap di kepala ku, yang tadinya optimis kini pesimis. Aku panik tak karuan, takut tidak berhasil, takut mengecewakan orang tua, dan juga takut di marahi guru.

Aku kembali membolak-balik halaman modul, kembali mengingat apa saja yang harus aku lakukan ketika didalam lab nanti.

***

Disinilah, sekarang aku sudah berada di dalam lab. Setelah menunggu hampir tujuh jam, dari pagi hingga siang. Tadi, ketika melihat teman-temanku yang tahap pertama rata-rata berwajah pucat.

Mendengar mereka, aku merinding. Pasalnya tahap pertama tadi banyak yang tidak sampai selesai, dimarahi penguji dan banyak lagi. Untung saja UKOM tahun ini, kami tidak membongkar pasang PC Jika bongkar pasang, mungkin sudah terjadi kebakaran karena tegang.

Aku sudah berada didepan komputer, dengan tangan gemetar. Aku merilekskan otot yang mulai tegang, mengusap keringat yang entah sejak kapan bercucuran di wajah ku.

Sebelum melakukan praktek, kami diberi arahan agar tahu tahapan-tahapan apa yang harus kami lakukan.

Setelah mendengarkan arahan, kami dipanggil untuk menghadap penguji. Diberi pertanyaan tentang pengetahuan komponen komputer dan jaringan dan banyak lagi.

Aku bersyukur bisa menjawab pertanyaan dari penguji berbekal hapalan dan ingatan selama belajar. Tapi, aku tidak yakin dengan praktek nanti.

Baru saja aku menghela nafas lega, penguji itu memberikan ku kabel UTP. Meminta kami untuk memasangkannya dengan urutan yang benar.

Pada dasarnya ini susah-susah gampang kami harus berhati-hati dalam pemasangan. Dan akhirnya dengan segala ketegangan, aku berhasil memasang kabelnya. Aku berikan kepada penguji untuk di test kebenarannya, dan syukurlah tahap pertama selesai.

Aku di persihlahkan duduk dan memulai praktek.

"KAMU JARANG SEKOLAH YA?" tanya salah satu penguji lantang.

Aku terlonjak kaget, aku menengok kearah penguji dan teman-temanku. "Ada apa? Siapa yang dimarahi?" tanya ku kepada Rini yang kebetulan posisinya persis disebelah ku.

"Itu si Fahmi, dia gak bisa masang kabel," jawab Rini santai.

"Astaghfirullah, aku kaget. Ku kira penguji itu marah kepada aku," ujarku sambil mengelus dada.

"Rileks Na, kita gak akan kena marah kalo kita gak salah dan ngeyel seperti Fahmi, sekarang kamu fokus aja ke komputer mu biar gak kena marah." Ucap Rini menenangkan.

Aku mengangguk lalu meneruskan langkah-langkah penginstalan. Dengan segala ingatan yang terbatas, aku fokus di depan komputer.

Tentu tidak semulus apa yang dipikirkan, aku yang tadinya mulai tenang kembali tegang. Dibuat gugup oleh kedatangan penguji ke meja ku.

"Hmm, bagus sudah ada ditahap ini, selanjutnya lakukan itu ya." Ujar sang penguji.

Aku mengangguk, ternyata penguji itu tidak se galak apa yang aku pikirkan. Mereka cenderung ramah, mungkin hanya ke sebagian orang.

Aku melirik Rini disebelah ku, dia sedang bengong menghadap komputernya. Sepertinya dia lupa tahapan.

"Rin, tap yang itu." Ujar ku sambil menunjukkan folder yang harus dibuka oleh Rini.

Rini mengangguk, lalu melakukan apa yang aku suruh tadi. Aku kembali berfokus kehadapan komputer ku, melihat layar komputer ku yang sedang loading dan sepertinya akan lama seperti apa yang aku kerjakan saat latihan.

Aku melemaskan otot-otot ku dengan cara merentangkan kedua tangan dan menggelengkan kepala. Setidaknya, pegal ku hilang.

Sambil terus melihat sekeliling, disini aku bisa melihat sisi lain dari teman-teman ku. Yang tadinya baik jadi egois, yang tadinya terlihat masa bodoh jadi perduli kepada temannya.

Aku melirik jam yang berada di dinding tepatnya diatas penguji yang sedang duduk, tak terasa tenyata hampir dua jam kami berada di dalam ruangan yang makin terasa pengap ini.



Aku harap kalian suka dengan cerita monoton ini:)
Seperti biasa HAVE A NICE DAY FLEND❤️💥





The Journey (On Going)Where stories live. Discover now