“Oh Jaemin一kau kenapa?”
Jaehyun mempercepat langkahnya menuruni tangga, menghampiri sosok adiknya yang akan menuju kamarnya. Tanpa sadar tangan hangatnya menggenggam dinginnya lengan Jaemin yang hanya diam memandangnya. Adiknya ini berkelana semalaman dan pulang dengan keadaan tak baik-baik saja. Jaehyun bahkan mendapat cemooh dari beberapa teman sekelas Jaemin karena menelpon larut malam.
“Kecelakaan kecil,” jawab Jaemin sembari tertawa sarkas. Menunjukkan perban yang menutupi gores pada siku kanannya.
Jaehyun menangkup kedua pipi Jaemin, menatap lekat mata yang menyorot sayu itu. Dia benar-benar mencemaskan sosok tenang di hadapannya ini.
“Kecelakaan? Kecelakaan kecil katamu? Kau baik-baik saja? Apa ada luka lain? Tulangmu patah? Kita harus ke rumah sakit!”
“Hyung, kurasa pria tua itu yang lebih membutuhkan jawaban lebih dulu,” tukas Jaemin melirik sosok pria setengah baya yang menatapnya nyalang dari lantai dasar. “Aku pergi,” ucapnya sembari melepas tangan hangat Jaehyun di pipinya dengan paksa.
“Ta-tapi Appa pasti一”
***
Begitu secarik kertas lusuh dari saku piyamanya berhasil ditarik keluar, Jeno lantas melompat gembira di kasurnya, berteriak heboh sambil membawa tinggi-tinggi secarik kertas yang bertuliskan beberapa digit nomor itu. Nomor kontak seseorang.
Kontak Jaemin pastinya!
“YEEES!” seru Jeno senang tak mampu menahan suaranya dan kembali mengangkat secarik kertas lusuhnya dengan bangga.
Ah, kasihan kasurnya. Suara derit ringkihnya bahkan hingga mengusik Taeyong di ruang sebelah. Taeyong tak bisa tidur sama sekali, Jaemin dan senyumannya yang menyebalkan itu benar-benar mengusik pikiran dan makin membuatnya jengkel hingga tak bisa tidur nyenyak.
“Astaga Lee Jeno sebenarnya kau sedang apa?” gerutu Taeyong menyilangkan tangannya di dada sembari bersandar di pinggir pintu kamar adiknya yang sibuk berlompatan di kasurnya.
“Aku khawatir besok kita harus membeli kasur baru sekaligus mengirimmu ke rumah sakit sebab patah tulang.”
“PERGI SANA KAU HYUNG GALAK!”
Tidak sadar diri, batin Taeyong jengah.
Jeno menggarang dengan bibir yang maju, mirip bibir bebek, Taeyong tak sanggup menahan tawa. Matanya yang memandang sinis malah menambah kesan lucu. Bocah itu merenggut, menyalahkan Taeyong lagi dan lagi untuk sekian kali.
“HYUNG JELEK PERGI SANA! JANGAN TERTAWA!” pekik Jeno garang dan langsung turun, berniat akan mengusir yang lebih tua. Langkah kaki Jeno sengaja dihentak kuat, tak tertinggal gulingnya ikut diseret menghampiri Taeyong yang masih setia tertawa terpingkal di ambang pintu.
BUK! Pukulan dari guling diterima Taeyong cukup kuat. Walau empuk, tetap saja sakit kalau wajahnya yang dihantam. Dan Jeno kelihatannya senang jika sang Kakak meringis sakit.
“Hey apa salahku hingga dipukuli begini? Lee Jeno一Auch!”
BRAK!
YOU ARE READING
make me go + jaemjen
Fanfiction(on-going) start : 16/01/2022 Katanya, jangan langsung percaya dengan orang asing. Waspada, ada kemungkinan mereka punya niat jahat dengan kemunculannya yang tiba-tiba. Ini Lee Jeno, si bungsu dari kalangan elit yang katanya dipenjara dalam mansion...
