Persiapan UKOM

39 28 58
                                    

Happy reading🤗
Menerima krisar jangan lupa vote juga mwehehe❤️💥



"Anak-anak, lusa adalah hari penentuan kalian lulus atau tidaknya sekolah. Yap! Lusa adalah waktunya UKOM, jadi hari ini kita akan berlatih di sekolah Sampai sore. Tapi, jika waktunya tidak cukup ada pilihan untuk kalian." ucap seorang guru laki-laki yang menjabat menjadi KAJUR TKJ disekolah tersebut.

"Yaitu menginap disekolah, nanti kita berlatih sampai bisa agar waktu UKOM tidak terlalu kaku." lanjutnya sambil mengetuk-ngetukkan pulpennya.

Seluruh siswa bising, berdiskusi apakah mereka setuju atau tidak menginap disekolah. Sebagian ada yang setuju sebagian lagi ada yang menentang.

Aku sebagai siswa yang absennya dibagian atas menyetujui ide itu, karena ku pikir dengan menginap dan berlatih dengan waktu yang banyak bisa menambahkan bekal untuk UKOM lusa.

Begitu pula dengan teman satu sesi ku, mereka setuju agar kami belajar bersama hingga malam di sekolah. Selain karena belajar, pastinya juga seru bisa bermalam disekolah dengan teman-teman satu geng.

Yap! Sesi pertama itu kami berlima disatukan.

Aku juga bahagia bisa satu sesi dengan mereka, karena di kelas aku hanya akrab dengan mereka. Bukan karena aku memilih-milih teman cuma aku pikir dengan aku bergabung dengan mereka, aku bisa ketularan pintar dari sang juara umum. Iya, geng ku beranggotakan orang-orang pintar salah satunya si juara umum berturut-turut selama tiga tahun.

"Guys, pokoknya kita harus setuju dengan usulan pak Rendi tadi." ujar Rini kepada kami.

"Yaa selain upaya agar kita bisa lulus, kita juga bisa bermalam bersama. Wah aku gak  bisa bayangin nanti malam pasti seru." jawab ku menggebu-gebu.

Beda dengan kami berdua, ketiga teman ku malah hanya tersenyum sambil geleng kepala melihat tingkah kami.

"Kalian ini ya, aku yakin nanti malam jika benar kita menginap pasti belajarnya hanya sedikit, bercandanya yang banyak." ucap Sara sang juara umum.

"Eh, tapi gak apa-apa lah ya, buat kenang-kenangan. Kan bentar lagi kita lulus." ujar Tia sembari tersenyum dan diangguki oleh Ina.

"Eh Na, kamu jangan lupa bawa makanan ya!." ucap Rini sambil menyenggol lengan ku.

"Siap itumah." jawab ku sambil memberikan jari jempol kepadanya.

Tak lama setelah itu kami diminta vote untuk menentukan menginap atau tidaknya kami malam ini. Dan ya akhirnya yang kami inginkan terwujud, kami menginap di sekolah malam ini.

***

Senja telah tiba, orang-orang mulai beristirahat di rumah masing-masing. Jalanan ramai memperlihatkan pekerja yang pulang dari tempat kerjanya, wajah-wajah lelah menunjukkan seberapa beratnya mereka menanggung beban pekerjaan.

Berbeda dari yang lain, hari ini kami anak SMK tingkat akhir yang mempunyai cita-cita kerja setelah lulus sekolah, kini berada di depan sekolah.

Setelah tadi siang sekitar pukul dua kami pulang kerumah mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa kembali kesekolah. Mengingat malam ini kami akan menginap.

Wajah sumringah teman-teman satu sesi ku menyapa di depan gerbang, habis beli jajan untuk nanti malam katanya. Sedangkan aku dan keempat teman ku bergegas ke mushala sekolah karena sebentar lagi adalah waktu Maghrib.

Setelah menjalankan ibadah shalat Maghrib, kami kembali ke lab komputer yang sebagaimana adalah markas kami para siswa jurusan TKJ.

Sebanyak dua puluh siswa pada malam ini berkumpul di dalam lab setelah sebelumnya kami makan bersama. Oh iya siswa kelas ku berjumlah empat puluh orang dibagi menjadi dua sesi.

Satu meja diisi oleh dua orang dengan satu komputer, jadi kami bekerja team. Walau nanti pas ujian individu tetap saja saat belajar kita harus bersosial, agar saling membantu.

Sebenernya aku sadar latihan seperti ini tidaklah tepat. Kenapa? Ya karena, si pintar dengan yang pintar dan yang biasa aja mau tidak mau dengan yang biasa aja.

Aku bersama teman yang memang dari keempat teman ku dialah yang dekat dengan ku, Rini. Ia teman ku dengan kepintaran biasa saja, kadang bisa kadang tidak, sama seperti ku.

Kami mengerjakan tugas dengan buku panduan di tangan masing-masing. Ternyata menghapal rumus sambil mempraktekkannya itu tidak semudah menghafal no telpon gebetan.

Aku yang pada dasarnya malas dalam pelajaran wajib jurusan ku ini, sudah menyerah saat memasukan sebuah kaset kedalam CD ROOM CPU.

Pada mulanya biasa saja nah saat sebuah khas pemrograman atau yang biasa disebut skrip / kode, aku sudah mulai mual dan pusing seperti ibu hamil trimester pertama.

Dengan mata dan mulut yang terus mengucapkan kode-kode aneh didalam modul tebal yang tidak setiap hari ku baca karena aku lebih memilih membaca novel di aplikasi wattpad daripada membaca ulang pelajaran.

Rini sama pusingnya dengan ku, kami saling berpandangan dan kemudian tertawa. Menertawakan kebodohan kami, sebenarnya belum begitu sulit tapi cukup membuat kepala berdenyut.

Hingga akhirnya, langkah awal telah kami lewati sekarang kami sedang menunggu proses penginstalan selesai. Dan yaa prosesnya sangat lama, hingga camilan yang Rini dapatkan dari gebetannya tadi telah ludes dimakan oleh kami.

"Na, aku udah pusing padahal belum seberapa." ujar Rini sambil menelungkupkan wajahnya diatas keyboard.

"Aku juga sama. Udahlah aku pasrah aja nanti pas UKOM." jawab ku lesu. Ya belum apa-apa aku sudah menyerah. Oh iya penginstalan kami selesai sekarang kami tinggal memasukan kode-kode aneh ke dalam layar komputer.

Namun setelah sekian lama kami memasukkan kode tidak ada perubahan dilayar komputer kami. Aku melirik kearah Tia dan Sara, layar komputer mereka sudah menampilkan hasil akhir. Dan Ina dengan wita juga.

Kelompok laki-laki jangan ditanya mereka sudah selesai dari tadi. Aku dan Rini pesimis, walaupun telah diajari oleh Angga  si yang pertama selesai aku mengangguk saja dan mengerjakan perintahnya.

Akhirnya aku dan Rini juga selesai namun apakah kalian tahu? Apa yang dipelajari tadi tidak ada sedikitpun yang menyangkut di kepalaku. Alhasil, aku hanya mengandalkan modul.

Dan ya separuh malam yang seharusnya dipakai belajar itu malah menjadi ajang konser oleh kami. Guru pun tidak melarang kami bersenang-senang karena sama pusingnya dengan kami.

Hingga tengah malam kami menggelar matras yang biasa digunakan untuk senam lantai. Untuk menjadi alas tidur, namun siapa sangka matras itu tidak dipakai. Kami malah asik tidur dilantai karena kepanasan.

Jika kalian berpikir kami tidur dengan laki-laki maka jawabannya benar. Tapi jarak kami cukup jauh kok hanya satu ruangan saja. Tidur kami tidak ada yang nyenyak, entah ada yang takut ketahuan tidurnya ngorok. Entah karena situasi malam disekolah memang sedikit horor.

Sampai tak terasa adzan subuh berkumandang, alarm yang bersautan di setiap ponsel. Kami bangun dan langsung menuju toilet untuk wudhu.

Setelah shalat selesai, aku dan kelima teman ku pergi ke kamar mandi mushala warga yang memang letaknya dekat dengan sekolah, menumpang mandi disana.



Haii flend saia update lagi!! Tadinya mau up tadi pagi cuma mager bgttttt, alhasil sepagian sehabis beberes rumah cuma baca cerita orang gada niatan buka work sendiri wkwk.

Btw flend have a nice day💞🤗

The Journey (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang