pg. 2

66 11 1
                                    

"Selamat pagi, Dokter."

"Hi, Lawrence, any mails?"

Kyungsoo merapatkan mantelnya, dia meninggalkan rumah sejam lalu, berusaha menahan Chanyeol yang sebenarnya memiliki jadwal paling sibuk di antara mereka. Dia memercayakan orang asing bernama aneh itu padanya, sebelum membuka pintu rumah, dia telah menyiapkan sarapan hangat dengan susu yang masih segar untuk diminum.

Kyungsoo berjalan menjauhi meja, Lawrence adalah rekannya, biasanya dia akan meninggalkan tempat prakteknya dalam beberapa hari untuk terbang ke Nome, sebuah sisi lain dari Alaskaㅡyang hanya dapat dijangkau dengan kendaraan udara. Ngomong-ngomong soal itu, Kyungsoo memiliki lisensi untuk menerbangkan helikopter karena pekerjaannya.

Lawrence mengikutinya sambil memilah berkas, sedikit tergesa-gesa saat mereka duduk saling berhadapan.

"Beberapa, ada Mrs. Helen, Emily Scott, dan," jawab Lawrence yang tiba-tiba kesulitan membaca nama yang terakhir, "Jo..ng..?"

Kyungsoo meminta berkas itu, tangannya yang sedari tadi sibuk dengan kaset untuk merekam segala proses metode penyembuhan pasien-pasiennya, tergulung, matanya yang dibalut kacamata baca meneliti nama itu.

"Kim Jongin." Bisiknya nyaris tak bersuara.

"Anda mengenalnya, Dok?"

Kyungsoo menggeleng, lalu menjelaskan nama itu sangat tidak asing baginya karena kemungkinan besar pasiennya itu adalah orang Korea Selatan atau bisa jadi dari Utara, dan Kyungsoo segera melakukan pekerjaannya yang tertunda soal kaset-kaset di ujung mejanya.

"Jam berapa?"

"Hm.. Dok.."

Kyungsoo menaikkan alisnya, lalu beralih fokus pada Lawrence.

"Mereka semua tinggal di Nome. Dua hari lagi jadwalnya."

"Nome.."

"Apa aku harus menolak mereka?"

Kyungsoo menggeleng, melanjutkan, "Tidak perlu, siapkan saja semuanya, aku akan terbang besok pagi, dan," Kyungsoo meninggalkan sofa, lalu terdengar suara kayu yang berderit saat dia menarik pintu sebuah lemari, "Ini, Sherriff Oh akan datang besok untuk ini."

Alaska 55 02, 20 Oktober 2009.
Actual Audio.

Lawrence mendadak gugup saat menerima sebuah kaset yang tertutup dengan sebuah segel, dia sangat tahu, hampir mengenal soal tragedi yang dibawa Kyungsoo, soal pelarian itu.

"Anda baik-baik saja, 'kan?"

"Dia ingin memilikinya, untuk jaga-jaga, pesannya."

Kyungsoo menarik tangannya, di keluar melihat sinar matahari yang sama sekali tak muncul dari balutan awan yang menggumpal seperti pembekuan darah. Dia menunggu, sesuatu yang selalu hilang dari teka-teki yang sedang diselesaikannya.

Dia menatap pohon besar di tengah halaman tempat prakteknya yang diikat tali agar tidak tumbang tiba-tiba.

"Kurasa itu sudah batasmu, soal penantian yang kau lakukan."

Kyungsoo berpaling seolah dia menemukan jawabannya seketika.

"Suho."

"Lucu juga. Seumur hidupku, aku melihat orang-orang berusaha untuk mencari tahu soal batas-batas dan berakhir tak mampu mencapainya."

Kata-kata itu adalah ironi bagi Kyungsoo.

"Kenapa kau ke sini hari ini?"

"Aku menyadari ada perubahan yang seharusnya kaulakukan, tapi kau menghindarinya."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 29, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'm Alive (but I'm Death)Where stories live. Discover now