Suara bel pertanda pelajaran akan dimulai, semua murid yang sudah hadir segera masuk ke kelas masing-masing untuk mulai menjalankan pelajaran yang ada di hari ini.

Suara bel pertanda pelajaran akan dimulai, semua murid yang sudah hadir segera masuk ke kelas masing-masing untuk mulai menjalankan pelajaran yang ada di hari ini

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

13.30

Berisik itulah yang kini Denis rasakan, Denis sedang melihat kedua sahabatnya yang berseteru di depannya dari tadi.

"Lo kok jadi cemburuan gini sih ja" ucap Rizky.

"Ya lo kok gak nolak, gue gak suka tau gak" ucap Reza sambil melipat kedua tangan di depan dadanya.

"Dia langsung serahin ke gue ja" balas Rizky tak mau kalah.

"Ya jangan mau lah" ucap Reza tanpa melihat ke arah Rizky sedangkan Rizky menatap Reza jengah, apalagi Denis dia menatap kedua sahabatnya itu bosan, jengah, dll.

"Yaampun ja tapikan gue udah buang pemberian dia" jelas Rizky.

"Tapi lo terima kan" ucap Reza masih ngambek.

Kalau kalian penasaran ada apa dengan kedua orang yang bersahabat ini, jadi pada saat istirahat ketiganya sedang berjalan menuju ke arah kantin. Di perjalanan ketiganya di hadang oleh seorang siswi cans di sekolah mereka.Salah satu dari mereka maju dan berhadapan dengan Rizky.

"Kak ini bunga dari aku ambil ya" ucap siswi itu.

"Buat?" tanya Rizky bingung.

Siswi itu menggenggam tangan Rizky dan meletakkan bunga itu di tangan Rizky.

"Gak ada penolakan" setelah mengucapkan itu, siswi yang Rizky tidak ketahui namanya itu meninggalkan mereka yang ada di situ.

"Byee kakak tampan" ucap siswi-siswi itu dan mengedipkan mata ke arah mereka bertiga.

Rizky menatap kedua sahabatnya dengan tatapan bingung, sedangkan Reza menatap siswi-siswi tadi dengan wajah kesal. Denis menatap wajah cemburu Reza dan ide licik muncul di otak kecilnya.

"Cieee di kasih bunga" cie cie Denis.

"Pasti ada surat di situ" lanjut Denis dan menggapai surat yang ia bicarakan.

"Anjayyyy dia nembak lo" ucap Denis sambil melirik Reza, sedangkan Rizky menatap Reza penuh tanda tanya.

"Muka lo kenapa kusut gitu" tanya Rizky.

"Gak ada" Reza pun berjalan mendahului keduanya, sedangkan Rizky membuang bunga pemberian adik kelasnya itu lalu berjalan mengikuti langkah Reza dan Denis sedang menahan tawanya supaya dia tidak dihajar oleh Reza karena ketika marah Reza sangatlah menyeramkan.

Selama di kantin sampai jam pulang pun Reza tidak mengatakan sepatah kata pun sampai Rizky harus menjelaskan semuanya padahal Reza ada di tempat kejadian. Jadi seperti itulah cerita singkat sebab dan akibat Reza ngambek. ini Reza uke atau seme wkwk

Rizky mendekat ke arah Reza dan memeluk pemuda tersebut, tinggi mereka hampir sama jadi Rizky tidak kesusahan untuk menggapai tubuh bongsor Reza.

"Eja kok cemburuan" bisik Rizky di telinga Reza, Reza tidak bergeming ia masih menunjukkan muka merajuknya.

"Gue gak kek lo" lanjut Rizky, Reza membuang nafas panjang dan membalas pelukan kekasih yang berkedok sahabat itu.

"Maafin gue" ucap Reza merasa bersalah karena ia cemburu gara-gara masalah sepele, tapi entah kenapa ia tidak mau kehilangan Rizky untuk saat ini mungkin.

Rizky hanya mengangguk untuk memaafkan Reza sedangkan Denis menatap kedua sahabatnya itu jengah.

"Gini amat ngontrak di bumi" Denis berjalan keluar dari kelas meninggalkan orang yang telah membuang waktunya.

Dari arah depan Denis melihat seseorang yang tidak asing di matanya, Denis berjalan ke arah orang tersebut.

"Kenapa bang" tanya Denis ketika sudah sampai di depan orang tersebut.

"Mogok" ucap orang itu karena motornya yang mahal tiba-tiba mogok.

"Yahh pasti motor kawe" ucap Denis sambil melihat motor orang itu.

"Matamu" balas orang tersebut.

"Sans ae lah bang" orang di hadapan Denis hanya menatap Denis dengan tatapan datar.

"Anterin gue"

"Kenapa gak telpon bang Ozy aja kan lo temannya" balas Denis.

"Dia ada urusan"

"Ck nyusahin ayo buruan nama lo Fathir kan" siapa suruh lo nyamperin dia bambang kalo gak niat nolongin.

"Iya" balas Fathir.

Denis berjalan mendahului Fathir, sedangkan Fathir mengikuti langkah Denis dari belakang. Dari arah belakang Fathir bisa melihat bagaimana lekuk tubuh Denis, itu terlihat berbeda dengan lekuk tubuhnya.

"Ayo naik" ucap Denis ketika ia sudah naik ke motor miliknya.

"Gue aja yang bawa" tawar Fathir

"Ini motor gue jadi gue yang bawa" balas Denis dan menyuruh Fathir untuk segera naik ke motornya. Fathir menuruti ucapan Denis dan segera untuk menaikki motor milik bocah itu.

Denis pun segera menyalakan motor miliknya dan menjalankan motor miliknya untuk mengantar orang yang telah ia beri tumpangan.

"Bang rumah lo dimana" tanya Denis.

"Lurus aja entar di persimpangan lo belok kiri entar ada rumah gue" ucap Fathir jelas, Denis pun mengangguk tanda ia mengerti.

Beberapa menit kemudian motor yang di kendarai keduanya telah sampai di depan gerbang rumah yang bisa di bilang lumayan besar atau bisa juga di bilang besar itu. Rumah Fathir lebih besar dari rumah yang Denis tempati.

"Makasih" ucap Fathir ketika ia sudah turun dari motor Denis.

"Lima puluh dulu lah" ucap Denis sambil menyodorkan tangannya.

"Lo ojek?" tanya Fathir

"Ya gak lah dodol"

"Trus kenapa minta uang"

"Buat beli jajan"

"Lo pikir gue emak lo"

"Ck gak tau terimakasih"

"Kan gue udah bilang makasih tadi"

"Au ah gue pergi" Denis pun menyalakan motor dan pergi menjauh dari rumah Fathir meninggalkan Fathir sendirian di depan gerbang rumah miliknya.

"Gitu doang ngambek" ucap Fathir sedikit terkekeh karena Denis itu ngambekan.

Plakk

Fathir menepuk jidatnya sendiri karena ia melupakan sesuatu yang menurutnya penting.

"Anjing kan kenapa bisa-bisanya gue lupa" Fathir berjalan masuk ke dalam rumahnya dan langsung saja ia berjalan menuju kamarnya untuk istirahat.

"Anjing kan kenapa bisa-bisanya gue lupa" Fathir berjalan masuk ke dalam rumahnya dan langsung saja ia berjalan menuju kamarnya untuk istirahat

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
What Is My Gender?[✓]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz