'Sungguh bakat sihir yang hebat, Calia yang bahkan merupakan seorang Mineralsm tidak mungkin bisa melakukan hal ini.' pikir Arco, ia sudah hidup- tidak sudah mati yak? Argh! Pokoknya masih bisa bergerak :v selama ratusan ribu tahun, dan melihat beberapa Mage di dunia ini.

Kalau boleh jujur, diantara semua Mage yang ia temui Lein adalah yang paling berbakat, bahkan mungkin Lebih berbakat dari Satanist Leader Ying, yang dianggap sebagai pengendali Dark Elemen terbaik.

Setelah beberapa saat mencoba dan berpikir sudah menguasainya, Lein kemudian mulai mendekatkan cairan daging itu pada gelembung yang mengurung tubuh Lena.

Cairan itu dengan cepat menyebar dan membungkus gelembung itu seutuhnya, sebelum dengan lahap memakan gelembung tersebut.

Gelembung itu kemudian perlahan lenyap. Lein dengan cepat merubah bentuk dari cairan daging itu menjadi bentuk bola kecil yang segera melayang di sampingnya.

"Huh? Dimana aku?" Lena disisi lain terlihat linglung, ia segera menatap kedua makhluk dihadapannya yang segera menghela nafas lega ketika melihatnya baik-baik saja.

Arco kemudian mulai menjelaskan situasi sebelumnya, mulai dari Nezha yang telah membunuh Fang dan Gazel yang kini meloloskan diri.

Hal itu membuat Lena hanya bisa tersenyum masam sambil menghela nafas panjang, ia kemudian menatap ke arah debu Fang berada sebelumnya, dimana arwahnya masih terlihat melayang dan kini menundukkan kepala sambil mengepalkan tangannya keras.

Lena yang melihat hal itu lagi-lagi hanya menatapnya dengan wajah sendu sebelum berjalan ke arahnya.

"Aku terlalu lemah, aku bahkan tidak bisa melindungi diriku sendiri, apalagi melindungi kalian."ucapnya lirih.

Langkah Lena terhenti, ia hanya menatap wajah pria itu, tepatnya pada kedua mata merah darah yang kini mengeluarkan air mata.

"Tidak, kau kuat Fang hanya saja situasi yang membuat kita kalah seperti ini."

"Menyalahkan situasi? Sepertinya tak terdengar seperti dirimu saja." Fang berusaha tertawa, namun sayang dirinya tak dapat melakukannya.

"Ya, kau benar kau sama sekali tak terdengar seperti dirimu yang kukenal, Fang."

"Kau sudah mengatakan hal itu beberapa kali sebelumnya kau tahu?" Fang hanya bisa meringis, sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Ya, dan kau juga selalu berada di situasi yang sama seperti sebelumnya, selalu menyerah hanya karena sedikit perlawanan."

"Sedikit? Kau pikir ini sedikit!?"  Fang terlihat marah.

"Tidak, tapi dirimu lah yang berpikir bahwa hal ini sudah begitu banyak, kau sendiri yang sudah muak dengan semua ini." Fang terdiam tak menjawab, membuat Lena meneruskan kata-katanya.

"Kau muak dan lelah karena berpikir dirimu terlalu lemah, kau muak karena berpikir dirimu seolah menjadi beban bagi kami, kau muak karena berpikir tak dapat membalas kan dendam saudaramu, kau muak karena berpikir-"

"IYA! ITU BENAR! AKU SUDAH BENAR-BENAR MUAK! MUAK DENGAN SEMUA INI!" Jika saja bukan dalam bentuk arwah, suara Fang mungkin akan menggelegar ke seluruh penjuru hutan.

Lena di sisi lain hanya tersenyum menanggapi hal itu, namun senyumannya itu mengandung kesedihan didalamnya.

"Tapi, kami tak berpikir seperti itu Fang." Aura ungu gelap secara bertahap berkumpul di salah satu lengannya.

"Kami berpikir kau adalah pria yang lebih baik daripada itu." Berkebalikan dengan sebelumnya, aura itu secara bertahap berubah warna menjadi terang, menandakan di kegelapan yang kelam itu sendiri masih terdapat kesucian yang murni.

Alteia Land:The Fallen Hero's Revenge [End]Where stories live. Discover now