"Haha, maaf-maaf sepertinya aku terlalu bersemangat, akhirnya aku bisa melihat dan membaca takdir kembali." Seolah bisa membaca pikiran Stroke, pria berambut putih itu hanya tersenyum canggung.

Ia kemudian menunjuk ke arah salah satu matanya yang telah memutih akibat buta sebelum menjelaskan bahwa ia bisa melihat dan membaca apa yang dipikirkan oleh setiap makhluk dengan mata itu.

"Ya... Aku sebenarnya cukup tertarik dengan kemampuan mu nak stroke, tapi aku memiliki tugas yang harus kulakukan terlebih dahulu." Stroke yang mendengar hal itu, lagi-lagi mengerutkan alis.

Pria berambut putih disisi lain hanya tersenyum misterius sebelum menatap ke arah kedua 'Dewa' yang saat ini hanya bisa mengumpat dalam-dalam.

"Apa yang sebenarnya terjadi!? Mengapa Author The Crazy Archivar ada disini!?"

Nezha terlihat panik, sementara Dharma mulai memutar otaknya mencari cara untuk keluar dari situasi itu.

Author The Crazy Archivar, salah satu dari tiga dewa kekacauan yang keberadaannya dianggap mitos dalam legenda para dewa.

Melihatnya dengan mata kepala mereka sendiri, membuat mereka begitu bingung dan panik dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ck, meskipun kemungkinannya hanya sedikit, kita hanya bisa melawan." Mendecakkan lidah, Dharma segera menyatukan kedua tangannya, membuat aura hijau segera melapisi tubuhnya yang membuat ia dapat bergerak kembali.

Nezha juga melakukan hal yang sama, keduanya menyadari bahwa mereka sama sekali tak memiliki kesempatan untuk lari.

"Hoh... Mencoba untuk melawan kah? Ya... sepertinya memang tidak akan seru jika aku menguji kekuatan ini tanpa perlawanan." Beberapa medan tak terlihat berbentuk tangan segera mencuat dari punggung Author.

Ia kemudian menatap keduanya sambil bersiap dengan buku dan pena di tangannya, yang lagi-lagi hanya ditatap dengan aneh oleh pria botak di sampingnya.

'Serius? Dia melawan keduanya hanya dengan kertas dan pena?'

Author, yang bisa melihat isi pikirannya terlihat cemberut namun hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Nature Budha Art: Falling from the sky!"

Akar pohon raksasa turun dari langit, yang dengan cepat terjatuh ke arah Author dengan kecepatan tinggi.

"Heavenly Flame Art : Immortal flame!"

Api berwarna merah segera terbentuk di sekitar akar pohon itu, membakarnya dan melaju bagaikan meteor.

Author yang melihat hal itu hanya tersenyum, ia dengan cepat menuliskan sesuatu pada buku di tangannya. Membuat Stroke hanya bisa mengumpat dalam-dalam dengan apa yang pria berambut putih itu coba lakukan.

"Mengapa kau malah sibuk menulis disaat seperti ini!?"

Author di sisi lain tak menjawab, ia terus menulis sebelum akhirnya menyelesaikan bait terakhir dari tulisan di tangannya.

Terkubur oleh alam, tenggelam dalam lautan api, semuanya hanya akan berada dalam kehampaan, kehampaan yang sepi.

Beberapa senti sebelum meteor akar itu sampai ke wajahnya, benda itu segera lenyap ditelan ruang hampa.

Nezha dan Dharma tiba-tiba muncul di depan dan belakang Author, berniat untuk menyerangnya dari dua arah.

Imune

Imune
..

Hal itu membuat stroke membelalakkan matanya karena terkejut, bahkan mulutnya terbuka dengan begitu lebar ketika melihat hal yang kini terjadi dihadapannya.

'Siapa sebenarnya dia?' Pria botak itu hanya bisa menatap sosok berambut putih itu dengan kagum.

"Hanya seorang penulis yang mengetahui garis takdir." ucap Author sambil menyeringai.

Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Nezha dan Dharma yang segera mengambil jarak dari pria berambut putih itu.

"Dharma, apa kau mengetahui beberapa kemampuan penyegel? kemampuan kekebalannya itu sungguh sangat mengesalkan." Nezha segera memandang pria botak di sampingnya yang hanya bisa tersenyum pahit sebelum menggelengkan kepalanya pelan.

"Ada tapi aku ragu kalau kemampuan ini bisa menyegelnya, juga walaupun kita bisa melakukannya dia masih memiliki kemampuan itu." Mendengar hal itu, wajah Nezha berubah muram.

Memang selain memiliki kemampuan kekebalan yang tak masuk akal, Dewa di hadapannya ini terkenal memiliki kemampuan untuk melihat takdir, membuatnya dapat melihat beberapa waktu di masa depan, membuat mereka sama sekali tak memiliki kesempatan untuk menang.

"Jika saja aku masih berada di perpustakaan terkutuk itu, aku tak akan bisa menggunakan seluruh kemampuanku sepenuhnya." Author segera memandangi lengannya.

"Aku merasa tubuhku dipenuhi oleh mana, bahkan menjadi bentuk dari mana itu sendiri." Ia kemudian melepaskan aura yang lebih kuat dari sebelumnya, menghancurkan aura yang melindungi Nezha dan Dharma, membuat mereka lagi-lagi jatuh berlutut.

"Hmm.... kau memiliki kemampuan yang sangat menarik nak Stroke, namun sayangnya kau masih belum membuka potensi penuhnya." Ia segera menatap Stroke dengan mata buta nya sebelum lagi-la menuliskan sesuatu pada buku di tangannya.

Segel yang menutupi kekurangan dan kelebihan makhluk hidup, yang menjaga mereka namun juga mengekang mereka.

Ia terus menulis, membuat pria botak di sampingnya kebingungan dengan apa yang pria berambut putih itu coba lakukan.

Ding!

[Anda telah mencapai level 900]

Sebuah notifikasi sistem muncul dihadapan pria botak itu membuatnya terkejut, mulutnya menganga lebar ketika melihat hal itu membuat Author lagi-lagi tersenyum misterius.

"Aku sebenarnya bisa saja membuatmu lebih kuat dari ini, tapi aku tak ingin seseorang yang merepotkan datang dan merusak pesta kita." Author terlihat mengangkat bahu.

Ia kemudian menuliskan sesuatu pada buku di tangannya, sebelum merobek kertas itu dan menempelkannya di tanah, membuat tulisan-tulisan itu mengeluarkan cahaya.

"Lagi pula, aku berada di sini karena tugas dari tuan baruku." Ia kemudian menggigit jarinya sendiri hingga berdarah sebelum meneteskan darah itu pada kertas sebelumnya.

"Ascendant Of Fate : Manipulator space."

Segera cahaya pada tulisan itu bersinar dengan terang, membuat semua orang di tempat itu menutup kedua matanya. Hal itu berlangsung beberapa saat, sebelum akhirnya terhenti dan menampilkan dua sosok yang tiba-tiba berada di tempat itu.

Sesosok gadis bertudung merah dengan sebuah pedang silver di tangannya, disusul dengan seorang pria berambut hitam dengan mata merah darah.

"Aura ini, ini tidak mungkin!!!"

Sementara itu, Nezha dan Dharma lagi-lagi dibuat terkejut, pandangan keduanya kini terpaku pada sang pria berambut hitam.

Sepasang sayap hitam dengan ukiran emas membentang dari punggungnya, sebuah tanduk hitam mencuat dari sudut kepalanya dan salah satu matanya kini berwarna putih terang. Tangan kanannya masih memegang pedang kayu, sementara tangan kirinya terlihat berubah bentuk menjadi lengan bercakar.

Cincin di jarinya segera mengeluarkan cahaya merah, yang membuat Author segera jatuh berlutut di hadapan pria itu.

Stroke yang melihat kemunculan keduanya lagi-lagi membelalakkan mata karena terkejut, senyuman lebar segera tercipta di wajahnya ketika ia nyatanya mengenali kedua sosok itu.

"Lena, Fang!"

Alteia Land:The Fallen Hero's Revenge [End]Where stories live. Discover now