1- Aretho Elgarbaran.

75 43 7
                                    

“Tatapan tajam itu melihat curiga pada apa yang kamu takutkan hari ini.”
- Arrelly-


Aretho Elgarbaran, namanya. Seorang pemuda asal, asalan. Em, maksudnya kelahiran anak bangsa. Namun, kelakuan tidak sesuai syarat menjadi anak bangsa. Aretho suka keributan, selalu membuat pelanggaran, kasar, suka membentak, tidak pernah
ramah dengan siapapun, keras
kepala, hidup lagi. Hatinya terbuat dari batu, mungkin. Berwajah tampan berbetuk tirus, perawakan tinggi, jarang senyum, tatapan elang- seperti ngincar musuh.

Jadi, Aretho putra dari pasangan El dan Ara. Kedua orangtuanya ini hanya manusia biasa. Memiliki hati,
mereka berwatak ramah dan
sopan. Selalu memberi pinjaman uang untuk tetangga. Gak gitu, maaf.

Tetapi, kekurangan mereka adalah salah mendidik Aretho. Selalu bersikap wajar terhadap tingkah anaknya. Seolah-olah mereka tak ingin tahu isi dunia Aretho. Aretho tidak pernah membenci mereka, apalah artinya jika seseorang sudah berhati keras. Dari lahir sudah bersikap antagonis. Usianya sekitar
18 tahun, pria kelahiran 2004.
Aretho memiliki teman bernama,
Ven, Dhanis, dan Yota. Ketiganya memiliki nyali cukup kuat, mau
saja berteman dengan orang otak kriminal.

Bedanya ketiga hanya menjadi provokator agar Aretho berbuat
lebih semena-mena terhadap
korban.

Belum selesai, semua akan berubah pada waktunya....

Waktu jam pelajaran kosong,

Kaki mendarat setelah melompat
dari tembok besar. Diikuti beberapa lompatan lainnya. Aretho langsung berlari kencang bersama Ven,
Dhanis, dan Yota. Beberapa detik muncullah sosok guru berpostur pendek dengan perut buncit. Beliau berbicara keras, memperingati anak-anak murid yang kabur dari
jam pelajaran. Mereka berlari dari tembok besar itu ke basecamp perkumpulan anak-anak cowok.

Seketika pasang mata melihat. Lelahnya berlari, Aretho sembarang duduk kursi berada disekitarnya. Sementara Ven, Dhanis dan Yota duduk dibawah permukaan tanah tandus.

"Habis dikejar memedi?" tanya teman disebelah Aretho.

"Sial! Bisa tau gak tuh guru, markas tersembunyi ini?" Temannya berucap kembali.

"Namanya tersembunyi, gak bakal ketahuan lah!" jawab Ven, hanya berpikir pendek.

"Tadi kan pak guru ngejar lo, bodoh," jawab salah satu perempuan yang berada disitu.

"Eh, neng! Tumben dandanan
rapih," Satu kedipan mata Dhanis, selesai melihat penampilan perempuan itu. Menawan dan langsing, yang Dhanis lihat pada diri perempuan tersebut.

"Ya dong, kan aku ratu," Perempuan cekikikan mendengarnya. Kemudian lirikan matanya langsung melihat Aretho. Perempuan itu berdiri hendak duduk agar bisa berpangku
di paha Aretho.

Aretho langsung mendorong kasar perempuan itu. Sampai perempuan nyungsep ke tanah. "Mau apa lo, jalang!"

"Kamu kasar banget!" Perempuan
itu terduduk sambil menoleh ke Aretho, darah dari hidungnya seketika mengucur efek benturan keras dari tanah. Dengan wajah kecewa. Semuanya terdiam, tak ada satupun berani bicara saat Aretho murka.

"Lo salah satu orang yang merusak hari ini! Jadi," Aretho langsung bangkit dari duduknya untuk menghampiri perempuan itu, lalu berjongkok dihadapan perempuan itu. Aretho menarik kasar dagu perempuan itu. "Gue bakal jadikan hari ini lebih berwarna,"

Aretho melepas kasar dagu perempuan itu, seketika badannya gemetaran melihat Aretho bersikap kasar dengannya. Aretho kembali lekas berdiri. Kemudian mengambil salah satu tas, berisi botol pilox. Aretho tersenyum jahat. Ia kembali dan langsung menyemprotkan pilox bewarna merah ke seluruh seragam perempuan itu.

Arrelly (SELESAI)Where stories live. Discover now