3. Crossed The Line

66 19 2
                                    


Sunyi kelas menjadi satu-satunya ketenangan yang Serin dapatkan hari ini. Kelas telah berakhir setengah jam yang lalu dan ia masih enggan menginjakkan kaki keluar. Bukan tanpa alasan, Serin hanya tidak ingin pulang ke rumah. Ayahnya jarang berada di rumah karena sedang menjalani pemeriksaan dan sebagian besar waktunya dihabiskan di kantor untuk mengusut dana yang digelapkan. Alhasil, tidak ada orang lain di rumah selain Serin sendiri.

Dalam beberapa hari ini, Serin merenungkan banyak hal. Apa yang harus ia lakukan jika ayahnya benar-benar masuk penjara? Ia tidak punya keluarga lain di Seoul. Lalu, apakah ia masih bisa tinggal di rumahnya yang sekarang? Bisa-bisa seluruh aset ayahnya ditarik dan ia akan ditinggal sendiri. Nominal yang digelapkan oleh ayahnya pastinya tidak sedikit dan hal itu terus membuat Serin sakit kepala.

Tidak sampai disitu saja, Hyunjin selaku anak dari pemilik perusahaan juga mengancam ingin menyebarkan kasus itu ke satu sekolah jika Serin tidak menuruti apa yang ia mau. Entah apa motif pemuda itu, Serin hanya bisa pasrah dirundung setiap hari. Bahkan untuk melawan pun ia merasa tidak pantas.

Saking banyaknya hal yang harus dipikirkan, Serin selalu berusaha menyibukkan diri dengan kegiatan lain atau lebih memilih untuk tidur. Setidaknya, ia bisa kabur dari masalah yang membebaninya walau hanya sebentar saja.

Puas berdiam diri di dalam kelas, gadis cantik itu memakai cardigan rajut miliknya dan menyampirkan tasnya di bahu kanan. Tiba di depan pintu, Serin mendaratkan jemarinya di gagang pintu kelas dengan secuil rasa ragu. Ia harap, Hyunjin sudah pergi dari sekolah. Akhir-akhir ini, Hyunjin seolah tak habis-habis merundungnya. Serin bahkan dipaksa untuk ikut latihan basket nyaris setiap hari sepulang sekolah. 

Untuk hari ini saja, Serin ingin pulang dengan tenang.

Di sisi lain...

"Hyunjin, kau tidak mau pergi?"

"Duluan saja. Aku mau cari babuku dulu."

Jaemin menggeleng-gelengkan kepalanya heran melihat kelakuan temannya itu. Terkadang, Jaemin merasa kasihan terhadap Serin. Sudah berkali-kali pula ia mengingatkan temannya itu untuk tak melewati batas. Namun seperti biasa, ucapannya hanya dianggap angin lalu oleh Hyunjin.

Kembali lagi dengan Serin. Usai memastikan bahwa tidak ada orang di sekitar lorong, Serin melangkahkan kaki masuk ke lift dan segera menekan tombol 1. Pintu tertutup dan Serin menyenderkan tubuhnya ke salah satu sisi lift karena kepalanya terasa agak pusing. Setelah sampai di rumah, ia benar-benar harus beristirahat kali ini. Untung saja besok adalah hari Sabtu.

Namun, keinginan Serin terpaksa dibuang jauh-jauh kala berpapasan dengan Hyunjin di lobby. Pemuda itu tampak baru saja selesai bermain basket. Bajunya masih basah dan keringat masih menetes dari surai pemuda itu. Sebelah tangannya menenteng tas dengan handuk kecil yang tersampir di bahu. Ketika melihat presensi Serin yang muncul dari balik lift, seringaian Hyunjin seketika muncul.

"Hei, anak penipu. Ke mana saja kau?" ucap Hyunjin kesal. Ia sudah mengirimkan puluhan pesan dan semuanya diabaikan oleh Serin.

"Hpku mati," ucap Serin singkat.

"Benarkah?" Tanpa meminta izin, Hyunjin segera merampas ponsel yang berada di genggaman si perempuan. Ia menekan tombol power cukup lama, namun tidak ada tanda-tanda benda pipih itu akan menyala. Ternyata apa yang dikatakan Serin benar.

"Aku tidak berbohong." Serin mengulurkan tangannya, bermaksud untuk mengambil kembali ponselnya yang berada di genggaman si pemuda. Namun, sepertinya Hyunjin masih ingin bermain-main dengan gadis di hadapannya itu.

"Eits, tidak semudah itu. Kau belum menjalankan tugasmu sebagai babu hari ini."

Ingin rasanya Serin menjerit dan memukul wajah seniornya itu. Mulai dari mengerjakan tugas milik Hyunjin, membeli makanan atau minuman, membawakan barang, menemani basket, bahkan menggantikan hukuman ketika pria itu lupa bawa almamater juga sudah pernah Serin lakoni. Apa ia tidak bisa bebas dari Hyunjin barangkali satu hari saja?

Lighthouse • HHJOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz