"Nggak usah, tuan rumahnya aja kamu gak kenal." Seungwoo kemudian mendekatkan pandangannya ke arah wajah Wooseok. "Ap... apa?" Kaget Wooseok.
"Kamu cemburu?" Tanya Seungwoo.
"Nggak! Mana mungkin? Lagian lu kan..."
"Tadi kamu bilang aku pacar kamu loh." Sindir Seungwoo.
"Itu... soalnya gue..."
"Cemburu kan gue deket orang lain?" Tanyanya sekali lagi, Wooseok terdiam tidak tahu harus berkata apa. "Nggak apa-apa aku seneng kok dicemburuin kamu. Kamu jangan khawatir meskipun mereka deketin aku, aku kan sayangnya cuma sama kamu" ucap Seungwoo memandang Wooseok.
"Kapan kita pulang?" Tanya Wooseok
"Eh iya ini aku nyalain mobilnya." Seungwoo akhirnya menjauhi pandangan Wooseok untuk menyalakan mobilnya, Wooseok bisa bernafas lega karena dari tadi jantungnya seakan melompat ditatap sebegitu dekat oleh Seungwoo.
Tenang Seok, tenang Seok. Ini udah nyalain mobil kok, sekarang lu pura-pura tidur aja deh biar si jamet gak ngajak ngobrol.
Saat mata Wooseok terbuka, Wooseok langsung melihat langit-langit kamarnya. Seingat Wooseok tadi dia berada di dalam mobil Seungwoo. Kenapa sekarang tahu-tahu dia ada di kamar. Pura-pura tidur yang Wooseok rencanakan, ternyata malah kebablasan.
"Yo, tadi aku ketiduran ya?" Tanya Wooseok yang begitu keluar kamar bertemu Yohan.
"Iya, kakak ketiduran di mobil bang Seungwoo pas pulang kuliah."
"Oh... terus kamu gendong aku ke kamar gitu ya?"
"Hah? Ngapain juga aku gendong kakak, bang Seungwoolah yang gendong."
"HAH?"
"Kakak dibangunin gak bangun-bangun, jadi bang Seungwoo yang gendong kakak ke kamar."
"Dia sampai masuk kamar?"
"Iyalah."
"WHAT?!"
***
"Kakak nih ada-ada aja deh, mau liburan malah demam." Ucap Yohan saat mengantarkan bubur dan obat ke kamar Wooseok. "Untung aja aku gak ikut, jadi kakak ada yang jagain."
"Maaf ya." Ucap Wooseok lemas, tadinya Wooseok akan pergi berlibur dengan kedua orang tuanya, namun karena malam hari dia mendadak demam, dia tidak jadi pergi.
"Mau disuapin?"
"Nggak usah, aku bisa sendiri."
"Terus pas aku sekolah kakak siapa yang jagain?"
"Kamu kunci rumah aja, gak apa-apa aku sendiri kan obatnya udah kamu taro di sini juga."
"Nanti aku nitip kunci ke tante aja deh, jadi dia bisa ngecek kakak."
"Iya terserah kamu aja."
"Yaudah aku berangkat ya."
"Iya hati-hati Yo."
Setelah Wooseok selesai makan bubur dan minum obatnya dia langsung tertidur. Samar-samar dia mendengar seseorang masuk ke kamarnya, samar-samar dia melihat ibu Seungwoo datang ke kamarnya membereskan mangkuk bekas makannya, kemudian Wooseok melanjutkan tidurnya.
"Seok... bangun, kamu harus makan sama minum obat lagi." Suara lembut membangunkannya.
"Hmm... Yoyo... udah pulang?" Wooseok belum membuka matanya saat dia mencoba bersandar.
"Makan sama minum obat dulu ya" mata Wooseok terbuka sempurna saat melihat Seungwoo tersenyum di depannya. Wooseok langsung menutup wajahnya dengan selimut. "Kok di tutup?"
"Nggak! Jangan liat! Aku jelek banget!"
"Nggak jelek, sini buka!" Ucap Seungwoo pelan menarik selimut Wooseok.
"Nggak mau!" Wooseok menahannya, namun kekuatannya tidak cukup untuk menahan Seungwoo, selimutnya terlepas juga. Wooseok langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Jangan liat!" Dengan perlahan Seungwoo menarik kedua tangan Wooseok, merapikan rambut Wooseok yang berantakan.
Wooseok mau tidak mau melihat Seungwoo dihadapannya. Seungwoo mengenakan kemeja putih, jasnya disampirkan di kursi belajar Wooseok, rambutnya tersisir rapi kebelakang, tidak ada poni yang biasanya menghiasi dahinya.
"Kamu... pulang kerja?" Tanya Wooseok, Seungwoo tersenyum. "Curang! Masa penampilan kamu rapi gini? Aku jelek banget!" Tiba-tiba Wooseok mengeluarkan air matanya. Tidak tahu kenapa dia tidak mau terlihat jelek di mata Seungwoo.
"Loh kok nangis?" Seungwoo perlahan menghapus air mata Wooseok dengan tangannya, kemudian menangkup kedua pipi Wooseok. "Denger ya mau bagaimana pun penampilan kamu, aku tetap sayang sama kamu, di mata aku kamu itu paling indah." Mata Wooseok masih memerah dan genangan air mata masih ada di matanya. "Gak usah nangis ya" kemudian Seungwoo memeluk Wooseok.
"Laper!" Celetuk Wooseok.
"Eh iya iya ini makan." Seungwoo melepaskan pelukannya dan menyuapi Wooseok. Wooseok sebenarnya sengaja, karena jika Seungwoo memeluknya lebih lama dia takut Seungwoo bisa ikut mendengar debaran jantungnya yang begitu cepat.
"Masih jam setengah tiga, kok udah pulang?" Tanya Wooseok.
"Katanya kamu sakit."
"Masa pulang gara-gara aku doang?"
"Ini kerjaannya bisa dibawa pulang, yaudah aku kerjain sambil jagain kamu aja."
"Kok gitu? Bosnya gak marah?"
"Udah izin kok."
"Izin gimana?"
"Pak bos saya izin pulang cepat karena pacar saya sakit." Wooseok memukul dada Seungwoo pelan. "Aduh kok aku dipukul?"
"Mana bisa izin kayak gitu!"
"Ini aku bisa."
"Berarti bosnya aneh."
"Kamu ngatain papa aku aneh?" Wooseok segera menutup mulutnya dengan tangannya. "Kamu lucu banget sih" Seungwoo mengusap kepala Wooseok.
"Udah, aku udah gak bisa makan lagi." Ucap Wooseok saat Seungwoo mencoba menyuapinya lagi.
"Yaudah langsung minum obatnya ya." Wooseok meminum obatnya dan kembali berbaring di tempat tidurnya. Seungwoo kemudian membereskan mangkuk dan gelas.
"Jangan pergi!"
"Aku cuma naro ini di dapur aja kok." Ucap Seungwoo. "Kan aku udah bilang mau nemenin kamu sambil ngerjain kerjaan aku." Wooseok tersenyum mendengarnya, kemudian dia memejamkan matanya.
***
"Dijemput Seok?" Tanya Byungchan saat mereka selesai kuliah.
"Iya."
"Sama kak Seungwoo?"
"Iya."
"Dia nunggu di kantin lagi? Bisa dikerubungin cewek lagi dia."
"Nggak dia nunggu di parkiran, biar gue gak cemburu karena dia dideketin cewek katanya. Gue duluan ya Chan."
"Oke bye."
Wooseok buru-buru berjalan ke parkiran agar Seungwoo tidak lama menunggunya.
"Lama ya?"
"Nggak kok, aku baru ngabisin eskrim satu."
"Dingin-dingin gini kok makan eskrim." Ucap Wooseok, udara memang dingin karena semenjak pagi mendung.
"Mampir warkop makan mie rebus yuk!" Ajak Seungwoo.
"Iya boleh."
Wooseok tidak tahu sejak kapan hatinya terbuka untuk Seungwoo, dia juga tidak tahu sejak kapan dia dan Seungwoo akhirnya memiliki hubungan yang sebenarnya, semuanya berjalan begitu saja. Awalnya memang Wooseok hanya pura-pura dengan ucapannya menganggap Seungwoo pacarnya. Seungwoolah yang menganggapnya serius, namun Wooseok tidak bisa membohongi hatinya jika akhirnya dia juga begitu sayang dengan Seungwoo.
-end-
YOU ARE READING
Corat Coret Seuncat
RomanceHanya cerita singkat, cerita yang muncul karena ide mendadak dan gak mau bikin cerita panjang dan mungkin hanya beberapa part saja
Say Hello to Me Part 2
Start from the beginning
