After The War-Shikamaru

808 58 1
                                    

Hal terakhir yang mereka ingat adalah kegelapan yang mulai menyelimuti mereka dan saat mereka membuka mata kembali kegelapan itu telah berganti menjadi cahaya.

Perang telah berakhir dan Aliansi Shinobi memenangkan pertarungan itu. Mereka sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi. Bagaimana Madara bisa  dikalahkan dan bagaimana semua itu berakhir. Tapi satu hal yang pasti, mereka tahu sesuatu telah terjadi.

Shikamaru membuka mata dan mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk. Setelah sebelumnya terjebak dalam Mugen Tsukoyomi, ia masih sedikit kesulitan menyesuaikan diri dengan kenyataan yang sekarang ada di hadapannya. Para Shinobi satu per satu terlihat mulai keluar dari kepompong aneh yang menyelimuti tubuh mereka. Teriakan  terdengar di mana mana. Seruan kemenangan perang, teriakan kegembiraan ketika menemukan rekannya selamat dan teriakan kesedihan saat mengetahui bahwa mereka kehilangan rekan mereka.

Shikamaru masih duduk terpaku di tempatnya, matanya memandang langit. Langit terlihat biru dihiasi dengan awan putih yang berarak tertiup angin. Sebuah pemandangan biasa yang sekarang justru terlihat sangat aneh mengingat apa yang mereka lalui sebelumnya. Dengan kecerdasannya, Shikamaru tidak butuh waktu lama untuk menyimpulkan apa yang terjadi saat ia melihat sahabatnya berdiri di atas sebuah puncak batu bersama dengan anggota tim nya yang lain.

Naruto terlihat tersenyum lebar sambil meletakan sebelah tangannya di pundak Sasuke yang tersenyum tipis. Entah apa yang terjadi, tampaknya perasaan dendam di hati Sasuke sudah menghilang bersama dengan mereka berdua yang kehilangan salah satu tangan mereka. Sakura berdiri di samping keduanya sambil menangis bahagia sedangkan guru mereka, Kakashi meletakan tangannya di atas kepala Sakura dan menepuknya pelan, mencoba menghibur gadis itu.

Shikamaru tanpa sadar ikut tersenyum melihat pemandangan itu. ' Kau berhasil, Naruto' batinnya.

Namun kenyataan lain kembali menyergap hatinya. Sebuah kenyataan pahit yang harus ia terima. Ayahnya sudah tiada. Dan sialnya itu semua nyata, bukan hanya mimpi. Shikamaru merasa aneh, ia tahu seharusnya ia menangis tepi entah mengapa ia tidak dapat melakukannya, air matanya tidak mau mengalir. Entalah ... ia hanya merasa kosong.

Wakil Kapten Divisi Empat. Itu adalah jabatan yang diterima Shikamaru meskipun jika diberi pilihan, ia akan dengan senang hati menolaknya. Mengingat tanggung jawabnya tersebut, Shikamaru memaksakan dirinya berdiri. Ia harus memastikan semua teman temannya selamat. Ino, Chouji, Lee, Tenten, Kiba, Shino,Hinata, Sai. Ia juga harus memastikan keselamatan anggota divisinya dan lebih luas lagi keselamatan seluruh anggota aliansi Shinobi. Setelah perang berakhir, bukan berarti tugas mereka selesai. Shikamaru tahu ini hanyalah sebuah awal, banyak yang harus mereka kerjakan setelah ini, membuat laporan mengenai perang, mendata kerugian dan Shinobi yang meninggal, sampai membangun kembali desa mereka. Semua pikiran itu membuat kepala Shikamaru terasa pusing,  sampai sekarang ia masih belum terbiasa dengan segala hal merepotkan yang harus ia pikirkan.

Tapi ia tidak punya banyak pilihan. Gurunya, Ayahnya, dan semua orang mempercayakan hal penting padanya. Masa depan desa dan aliansi. Terkadang Shikamaru tak habis pikir, bagaiamana bisa mereka mempercayakan sesuatu yang sangat berharga pada orang sepertinya. Tapi begitulah dunia bekerja, kadang kau tidak bisa mendapatkan apa yang kau inginkan. Kadang kau harus menjalani hal yang justru paling kau hindari. Dan itulah yang terjadi pada Shikamaru sekarang.

"Mendokuse ..." gumam Shikamaru.

Shikamaru mulai berjalan dan mencari keberadaan teman temannya. Ia melihat Ino dan Chouji berdiri di dekat tenda medis. Ino tampak menangis dan Chouji memeluk gadis itu, mencoba menenangkannya walau tidak banyak membantu karena pria itu justru menangis lebih keras dari Ino. Shikamaru menghampiri keduanya.

"Kalian berdua baik baik saja?" tanyanya dan detik berikutnya ia merasa bodoh. Tentu saja mereka tidak baik baik saja, tidak ada seorangpun yang baik baik saja di saat seperti ini.

Shikatema : An Story UntoldWhere stories live. Discover now